Bab 4 – Etnografi Indonesia
113
2 Rumah Adat
Gapura Candi Bentar merupakan pintu masuk istana raja yang merupakan rumah adat di Bali. Balai Bengong adalah tempat istirahat
raja beserta keluarga dan Balai Wanikan adalah tempat adu ayam atau pagelaran kesenian. Kori Agung adalah pintu masuk pada waktu
upacara besar dan Kori Babetelan merupakan pintu untuk keperluan keluarga. Gapura Candi Bentar dibuat dari batu merah dengan ukiran-
ukiran dari batu cadas.
3 Pakaian Adat
Pakaian adat bagi pria Bali berupa ikat kepala destar kain songket saput, dan sebilah keris terselip pada pinggang bagian belakang. Kaum
wanitanya memakai dua helai kain songket, stagen songket atau meprada, dan selendang atau senteng. Ia juga memakai hiasan bunga
emas dan bunga kemboja di atas kepala. Perhiasan yang dipakainya adalah subang, kalung, dan gelang.
DISKUSI SISWA
Apresiasi Keanekaragaman Budaya Diskusikan dengan teman-teman kalian tentang jenis tari daerah Bali
Tulislah hasil diskusi tersebut dan kumpulkan kepada guru kalian
6. Kebudayaan Suku Dayak
Istilah Dayak umumnya diberikan kepada penduduk pedalaman Pulau Kalimantan. Istilah ini diberikan oleh orang-orang melayu yang hidup di
daerah pesisir. Mereka memberikan istilah Dayak bagi masyarakat yang tinggal di pegunungan Kalimantan.
Suku bangsa Dayak sebenarnya sangat heterogen. Heterogenitas tersebut dapat dilihat dari ciri-ciri fisik dan budayanya. Masyarakat Dayak
mengenal bahasa pergaulan sehari-hari yang disebut bahasa ‘busang.’ Dilihat dari pola menetapnya, kita mengenal beberapa suku bangsa
Dayak sebagai berikut. a
Suku bangsa Dayak Ngaju atau Ola Ngaju berada di daerah Kalimantan Tenggara.
b Suku bangsa Dayak Kayan berada di daerah Kalimantan Utara.
c Suku bangsa Dayak Maanyan Siung berada di daerah Kalimantan
Selatan, sepanjang Sungai Siung yakni anak Sungai Barito. Uraian di buku ini banyak dikutip dari suku bangsa Dayak ini.
d Kelompok-kelompok lain yang tersebar di pedalaman Pulau
Kalimantan seperti Dayak Kenyah, Iban, Ot Danum. e
Suku bangsa Punan. Dalam buku-buku etnografi, suku bangsa ini tidak dikategorikan sebagai suku bangsa Dayak. Suku bangsa ini merupakan
suku bangsa terasing yang hidup di Kalimantan Tengah. Mereka hidup berpindah-pindah sebagai peladang dan peramu hasil hutan.
Antropologi SMA Kelas XII
114
Gambar 4.10 Tari Perang dari Dayak
Sumber: www.kutaikartanegara.com
a. Sistem Religi dan Kepercayaan
Agama asli orang Dayak adalah Kaharingan. Sebutan Kaharingan diambil dari istilah Danum Kaharingan yang berarti
air kehidupan. Dalam dongeng-dongeng suci, air dipercaya dapat memberi kehidupan pada manusia.
Umat Kaharingan percaya bahwa alam sekitar tempat tinggal manusia penuh dengan makhluk-makhluk halus dan roh-roh ganan
dalam bahasa Ngaju yang menempati tiang rumah, batu-batu besar, pohon-pohon besar, hutan belukar, dan air. Ganan mempunyai sebutan
yang berbeda-beda, yaitu: 1 sangiang, nayu-nayu dalam bahasa Ngaju yaitu roh-roh baik
2 taloh, kambe dalam bahasa Ngaju yaitu roh-roh jahat
Selain ganan, ada segolongan makhluk halus yang mempunyai peran sangat penting dalam kehidupan orang Dayak, yaitu roh nenek
moyang liau dalam bahasa Ngaju, rio dalam Ma’anyan. Menurut kepercayaan orang Dayak, jiwa hambaruan orang mati itu
meninggalkan tubuh dan menempati alam sekeliling tempat tinggal manusia sebagai liau. Lambat laun laiu akan kembali kepada dewa
tertinggi yang disebut Ranying, tetapi prosesnya memakan waktu yang sangat lama serta melalui bermacam-macam rintangan dan ujian
sebelum akhirnya masuk ke dunia roh yang bernama Lewu Liau dan menghadap Ranying. Dalam syair-syair suci orang Ngaju dunia roh
disebut “negeri kaya- raya” yang berpasir emas, berbukit intan, dan berkerikil manik, tempat dimana tak ada kemalangan, kesusahan, dan
kelelahan. Upacara-upacara yang dilakukan oleh orang-orang Dayak dapat
diuraikan sebagai berikut: 1
upacara keagamaan yang ditujukan kepada roh nenek moyang dan makhluk halus yang menempati alam sekeliling
2 upacara menyambut kelahiran anak
3 upacara memandikan bayi untuk pertama kali
4 upacara memotong rambut bayi
5 upacara penguburan mayat