59
terjadi pencurian di Desa Batukarang, masyarakat sangat dirugikan dengan hal tersebut.
Menurut AT, masyarakat belum bekerja sama dalam memberantas narkoba di Desa Batukarang. Jika sudah ada, seharusnya kasus narkoba di
Desa Batukarang semakin berkurang, malahan semakin berkembang. Banyak program yang sudah direncanakan, tapi tidak direalisasikan.
4.2.2.8 Informan RB
RB merupakan wanita yang berumur 46 tahun. Wanita tamatan SMA ini bekerja sebagai petani. RB memiliki tiga orang anak. Sebagai orang tua
yang memiliki anak remaja, RB waswas jika anaknya akan terjerumus ke dalam penyalahgunaan narkoba. RB jarang mengizinkan anaknya ke luar
rumah. Banyak orang tua yang tidak peduli dengan kondisi anak-anaknya karena terlalu sibuk mencari nafkah. Orang tua bekerja mulai pagi hingga
malam hari, sehingga tidak memiliki banyak waktu untuk mengawasi anak mereka. Padahal, perhatian orang tua paling dibutuhkan ketika anak-anak
mulai beranjak dewasa. RB pernah melihat orang-orang yang sedang menggunakan ganja
secara terbuka di depan umum, tidak ada rasa takut dan segan terhadap masyarakat. Selama ini, belum ada penanganan yang serius dari
masyarakat maupun pemerintah desa. Pemerintah desa hanya mengadakan
Universitas Sumatera Utara
60
penyuluhan-penyuluhan. Sementara, masyarakat yang hadir hanya tiga puluh orang, karena sudah bosan dengan penyuluhan-penyuluhan narkoba.
Masyarakat tidak berani melaporkan mereka karena adanya adat istiadat serta hubungan kekeluargaan menjadi pertimbangan masyarakat untuk
mengambil tindakan tegas. Hal ini mempersulit penanganan kasus narkoba tersebut.
4.2.2.9 Informan SAB
SAB merupakan laki-laki yang berumur 25 tahun. SAB anak ketiga dari empat bersaudara. Ia adalah ketua karang taruna di Desa Batukarang
pada saat ini. Ia berprofesi sebagai tukang becak. Menurut SAB, narkoba jenis ganja sudah ada di Desa Batukarang sebelum ia lahir. Dahulu ganja
hanya digunakan untuk makanan ternak, sekarang telah disalahgunakan oleh masyarakat. Penyebab utama remaja menyalahgunakan narkoba
adalah kurangnya kontrol orang tua terhadap anak-anaknya. Orang tua masih membiarkan anak-anaknya berkeliaran di luar rumah, padahal hari
sudah larut malam. Penyebab kedua adalah pengaruh lingkungan. Biasanya, tempat yang mereka gunakan untuk memakai sabu-sabu
adalah gubuk-gubuk warga. Sebagian besar penggunanya berasal dari orang luar atau warga desa lain. Desa Batukarang hanya sebagai tempat
perputaran bisnis narkoba tersebut. SAB mengaku tidak mengetahui dari
Universitas Sumatera Utara
61
mana narkoba tersebut dapat diperoleh. Narkoba sudah dijadikan sebagai salah satu sumber pemasukan uang mereka.
Setiap tahunnya, korban penyalahgunaan di Desa Batukarang semakin marak. Bahkan, 20 persen remaja di desa ini sudah menjadi pengguna
narkoba. Kapolres Tanah Karo sudah merencanakan akan membangun pos polisi di Desa Batukarang tetapi masih belum terlaksana. Menurut hasil
rapat yang sudah disepakati, maka polisi akan melakukan patroli sebanyak dua kali dalam seminggu untuk mengontrol masyarakat Desa Batukarang.
Tingkat kriminalitas di Desa Batukarang semakin tinggi. Segala cara dilakukan untuk memperoleh narkoba tanpa memikirkan akibatnya. Dapat
dilihat melalui maraknya terjadi pencurian di masyarakat. Barang-barang, hasil tanaman, dan ternak masyarakat selalu menjadi korban pencurian.
Perekonomian semakin menurun akibat dari erupsi Gunung Sinabung, mendukung tindakan mereka untuk menghalalkan segala cara mendapatkan
uang. Untuk mendapatkan narkoba jenis sabu-sabu, mereka membutuhkan biaya minimal lima puluh ribu. Berbeda dengan ganja yang harganya lebih
terjangkau. Sebagai ketua karang taruna, SAB belum memiliki program khusus
untuk memberantas kasus narkoba pada kalangan remaja di Desa Batukarang, karena SK Surat Keputusan belum dikeluarkan oleh kepala
desa. Harapan SAB adalah supaya dibangun pos-pos polisi di setiap
Universitas Sumatera Utara
62
persimpangan desa sehingga aparat kepolisian bisa terjun langsung ke masyarakat. Setiap program yang sudah direncanakan seharusnya
dikerjakan, tidak hanya dibicarakan.
4.2.3 Tokoh Masyarakat 4.2.3.1 Informan SBB