69
sosial yang dilakukan oleh remaja tersebut juga dilatarbelakangi oleh berbagai faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
4.3.1 Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari individu itu sendiri, seperti kepribadian, kecemasan, depresi serta kurangya religiusitas. Faktor ini
adalah faktor yang paling gampang untuk mempengaruhi karakteristik seseorang. Seseorang harus bertanggungjawab atas perilakunya dan tidak boleh
mempersalahkan orang lain atau keadaan. Tanggung jawab adalah masalah pengambilan keputusan, yang dilakukan atas pertimbangan mengenai apa yang
baik dan buruk atau apa yang benar dan salah. Tanggung jawab menyangkut masalah nilai, norma, dan pedoman hidup.
Remaja dituntut menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Di lain pihak, ia harus mengembangkan identitas diri secara positif. Ia harus beralih dari
reaksi kekanak-kanakan ke pertimbangan yang lebih rasional dan dewasa. Oleh karena itu, remaja perlu memiliki pedoman tata nilai yang jelas. Jika tidak,
terjadi kekaburan nilai. Apalagi jika tidak ada tokoh yang dapat dijadikan panutan atau norma-norma masyarakat juga kabur dan tidak jelas. Terjadi krisis
identitas pada diri remaja. Tidak tercapainya identitas yang positif, menimbulkan ketegangan dan kecemasan pada remaja. Mereka mengambil
identitas negatif dan terjerumus pada kenakalan remaja.
Universitas Sumatera Utara
70
1. Rasa Ingin Tahu
Perasaan ingin tahu biasanya dimiliki oleh generasi pada umur setara siswa SD, SLTP, dan SLTA. Bila di hadapan sekelompok anak
muda ada seseorang yang memperagakan nikmatnya mengkonsumsi narkoba, akan didorong oleh naluri alami anak muda tersebut, yaitu
keingintahuan, sehingga ia akan maju untuk mencobanya. Adanya rasa penasaran dan ingin tahu yang tinggi dapat menjadikan seseorang
mencoba menggunakan narkoba. Hal tersebut diperkuat melalui hasil wawancara dengan informan:
“ Tangtangna aku make narkoba e perban rasa ingin tahuku nge kak, ban e ka kuidah kerina pake teman-temanku e, uga kin
e teku ka kak. Ntabeh ntabeh nina kapndu teman e kak, serasa di surga nina ka. Me dungna merhat ka ita, sicubaken ka lah.”
Hasil wawancara dengan RG, Februari 2015
Artinya:
“Pertama kali aku menggunakan narkoba karna rasa ingin tahuku nya kak, karna teman-temanku sudah pake semua. Jadi
aku penasaran kak. Rasanya sih enak kata teman-temanku kak, serasa di surga katanya. Ya, kucoba juga lah jadinya kak.”
Hal yang sama juga diperoleh dari korban penyalahgunaan narkoba lainnya yang mengakui bahwa rasa ingin tahu juga menjadi
salah satu faktor penyebab ia menggunakan narkoba. Berikut hasil wawancara dengan informan:
“Aku mbarenda merhat kel ngetehsa uga nanamna narkoba enda kak. Cubaken min doko sedap nina ka teman e, dakam
kupala-palai kang ncubakenca kak adi merhat ka kel aku ngetehsa uga. Jadi aku sendiri kin pe penasaren kak, em salah
sada sebabna. Kenca kucubaken ndai limberen nge takalku e
Universitas Sumatera Utara
71
kak, saja gelarna e kak nggo ka kueteh nanamna me kin.”Hasil wawancara dengan RB, Maret 2015
Artinya: “Dulu aku pengen tahu bagaimana rasa narkoba itu kak.
Cobalah kata teman-temanku itu, akhirnya kucoba juga kak. Jadi aku sendiri pun memang penasaran kak. Setelah ku coba,
pusing nya kepalaku kak, tapi yang penting sudah pernah kucoba dan sudah tahu juga gimana rasanya.
Akal dan budi manusia merupakan sekumpulan perasaan
keingintahuan seseorang terkait dengan benda-benda dan gejala yang ada di sekitar tempat tinggalnya. Adanya dorongan dari dalam diri
seseorang untuk mengetahui atau memecahkan rasa penasaran yang tidak dapat dikontrol dengan baik, dapat mengakibatkan seseorang
terjerumus ke dalam perilaku menyimpang. Para remaja harus selalu diingatkan melalui pengajaran dari orang-orang terdekat mereka agar
tidak melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan norma di masyarakat.
2. Ingin Dianggap Hebat
Perasaan ingin dianggap hebat biasanya dimiliki oleh generasi muda. Selain didorong oleh keingintahuan, juga didorong oleh
keberanian serta gejolak dalam jiwanya yang ingin dianggap hebat, pria sejati, pemberani, gentleman, dan pahlawan di antara teman-
teman sebayanya. Adanya rasa ingin diakui di tengah-tengah masyarakat dan dianggap hebat oleh teman-teman dapat menjadikan
Universitas Sumatera Utara
72
seseorang jatuh ke dalam penyalahgunaan narkoba. Hal ini diperkuat oleh hasil wawancara dengan informan:
“Aku maka kupake narkoba e kak perban suruh teman-teman ku ah usur kak, la pakemu la ko main nina ka bangku, bencong kin
engko nina kak. Uga gia, gelah kataken kalak aku main, me harus ka nge pake kak. Memang kenca sipake me kin kak, hebat
kin siakap banta. Bagenda pe aku mejinna kak nce kertang ka, e pe aku nge kuakap si gantengna.” Hasil wawancara dengan
CT, Februari 2015
Artinya: “Aku make narkoba karena sering disuruh teman-temanku itu
kak, kalau gak kupake, gak gentle katanya, bencong kau katanya kak. Mau tak mau, biar dibilang orang gentle ya kupake juga
jadinya kak. Memang sesudah kupakai, kita merasa hebat kak. Meskipun aku jelek dan kurus, tapi aku merasa aku lah yang
paling ganteng”
Popularitas di kalangan teman-teman sebaya sangat penting bagi remaja, oleh karena hal itu merupakan dorongan baginya untuk
menemukan kepribadiannya. Bahkan, rela melakukan apa saja agar dapat diakui di tengah-tengah pergaulannya, sekalipun tindakannya
menjadi menyimpang.
4.3.2 Faktor Eksternal