SUSU JAGUNG SISTEM EMULSI

30 asam laktat menghasilkan asam laktat dari laktosa yang merupakan awal dari banyak produk hasil fermentasi. Laktosa akan mengendap dari larutan sebagai kristal yang keras seperti pasir, oleh karena itu pembentukan kristal ini dihindari pada pembuatan es krim dan susu kental manis. Susu segar juga mengandung karbohidrat lain dalam jumlah kecil, termasuk glukosa, galaktosa, dan oligosakarida.

5. Vitamin dan Mineral

Susu mengandung vitamin yang larut dalam lemak A, D, E, dan K. Selain itu susu juga mengandung vitamin yang larut dalam air seperti B1- tiamin, B2-riboflavin, B6-piridoksin, B12-sianokobalamin, niasin dan asam pantotenat. Dalam susu mentah terdapat sejumlah kecil vitamin C asam askorbat tetapi tidak tahan panas dan mudah rusak oleh pasteurisasi. Susu mengandung banyak sekali mineral, diantaranya adalah sodium, potassium, klorida, kalsium, magnesium, fosfor, besi, seng, tembaga, mangan, yod, florida, selenium, kobalt, krom, molibdenum, nikel, silikon, vanadium, timah, dan arsenik.

D. SUSU JAGUNG

Susu jagung merupakan salah satu minuman suplemen tambahan yang bisa menjaga kondisi tubuh agar tetap fit sehingga tidak mudah terserang penyakit. Sebagai minuman tambahan, susu jagung dapat memberikan tambahan energi yang dibutuhkan oleh tubuh karena mengandung karbohidrat. Susu jagung adalah produk seperti susu sapi, tetapi dibuat dari ekstrak jagung. Susu jagung yang dihasilkan mempunyai komposisi yang hampir sama dengan susu sapi, ASI maupun susu kedelai. Oleh karena itu minuman dari jagung manis ini dapat disebut sebagai susu jagung. Susu jagung diperoleh dengan cara penggilingan biji jagung yang telah direbus dalam air. Hasil penggilingan kemudian disaring untuk memperoleh filtrat, yang kemudian dipasteurisasi dan diberi flavor untuk meningkatkan rasanya. Kandungan ekstrak karbohidrat dalam susu jagung dipengaruhi oleh 13 31 varietas jagung, jumlah air yang ditambahkan, jangka waktu dan kondisi penyimpanan, kehalusan gilingan dan perlakuan panas.

E. SISTEM EMULSI

Susu jagung merupakan salah satu bentuk produk emulsi minyak dalam air ow. Emulsi merupakan suatu sistem yang heterogen yang mengandung fasa cairan, yaitu fasa terdispersi dan fasa pendispersi. Fasa terdispersi berbentuk globular-globular dan fasa pendispersi berbentuk droplet butiran. Jika diamati di bawah mikroskop, pada umumnya droplet tersebut memiliki diameter globula lebih dari 0,1 µm. Fasa terdispersi atau fasa internal dapat juga disebut fasa diskontinu fasa diam dan fasa pendispersi atau fasa eksternal disebut juga fasa kontinu fasa bergerak. Berdasarkan komponen fasa terdispersi dan fasa pendispersinya emulsi dibedakan menjadi dua tipe yaitu tipe minyak dalam air oil in water, ow dan tipe air dalam minyak water in oil, wo. Emulsi ow fasa terdispersinya adalah minyak dengan medium pendispersi air, sedangkan emulsi wo fasa terdispersinya air dan fasa pendispersinya adalah minyak. Selain memiliki fasa terdispersi dan fasa pendispersi, pada sistem emulsi perlu pula ditambahkan substansi ketiga yang mampu mencegah bersatunya kembali droplet-droplet fasa terdispersi. Substansi ketiga tersebut biasa disebut sebagai agen pengemulsi emulsifier yang daya afinitasnya harus parsial dan berbeda dari kedua fasa di atas Suryani, et al., 2002. Suryani et al. 2002 juga menyatakan bahwa suatu sistem emulsi mempunyai kecenderungan untuk saling memisah, karena fasa pendispersi dan fasa terdispersinya merupakan bahan-bahan yang saling tidak melarut karena perbedaan polaritas. Adanya perbedaan polaritas menyebabkan tegangan antar permukaan di antara kedua fasa tinggi, akibatnya kedua fasa cenderung untuk saling memisah. Sehingga diperlukan agen pengemulsi emulsifier untuk menyatukan kedua fasa tersebut. Emulsifier merupakan suatu zat yang dapat menyatukan fasa terdispersi dan fasa pendispersi karena perbedaan polaritas. Emulsifier memiliki gugus polar dan gugus non polar sekaligus dalam satu molekulnya sehingga pada 14 32 satu sisi emulsifier akan mengikat minyak yang bersifat non polar dan disisi lain emulsifier juga akan mengikat air yang bersifat polar. Dengan demikian, zat-zat yang ada dalam emulsifier ini akan dapat dipersatukan. Selain memiliki gugus polar dan gugus non polar dalam satu molekulnya, suatu emulsifier memiliki kemampuan untuk menurunkan tegangan antar muka dan tegangan permukaan. Dengan turunnya tegangan antar muka ini akan mengurangi daya kohesi dan sebaliknya meningkatkan daya adesi. Ciri emulsi yang baik adalah tidak memisah ke dalam lapisan-lapisan, tidak mengalami perubahan warna selama penyimpanan dan tidak berubah konsistensinya Muntaji, 1994. Pembentukan lapisan di sekitar globula dan pembentukan muatan listrik pada permukaan globula dapat dilakukan dengan penambahan zat pengemulsi. Untuk menaikkan viskositas emulsi dapat dilakukan dengan penambahan zat penstabil. Fungsi zat pengemulsi adalah mempermudah pembentukan emulsi serta mempertinggi stabilitasnya. Jenis pengemulsi yang dapat digunakan dalam makanan yaitu kompleks karbohidrat, protein, phospolipid, bahan-bahan sintetik dan bahan-bahan lainnya seperti bahan organik. Zat penstabil adalah zat yang dapat menstabilkan emulsi karena dapat meningkatkan viskositas fase pendispersi. Beberapa contoh zat penstabil adalah gelatin, sodium alginat, agar-agar, pektin, karagenan dan turunan dari polimer selulosa seperti sodium karboksimetil Muntaji, 1994.

F. BAHAN PENSTABIL