Hasil Belajar KAJIAN TEORI

progresif. Aktivitas siswa yang terarah akan menjadikan pembelajaran semakin berkualitas. Aktivitas siswa ini juga didukung keterampilan guru yang professional yang sama-sama akan berpengaruh pada hasil belajar siswa sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Adapun aktivitas siswa yang diamati dalam penelitian ini adalah: a kegiatan visual; b kegiatan lisan; c kegiatan mendengarkan; d kegiatan menulis; e kegiatan menggambar; f kegiatan metrik; g kegiatan mental; h kegiatan emosional.

2.1.6. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan metode pembelajaran di bawah kondisi yang berbeda menurut Reigaluth dan Merril dalam Uno, 2009: 16. Selanjutnya menurut Suprijono 2009: 5, hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Selain beberapa pendapat diatas hasil belajar juga dikemukakan oleh Anitah, 2009: 2.19, bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku secara menyeluruh bukan hanya pada satu aspek saja tetapi terpadu secara utuh. Oleh karena itu, guru harus memperhatikan secara seksama supaya perilaku tersebut dapat dicapai sepenuhnya dan menyeluruh oleh siswa. Perwujudan hasil belajar selalu berkaitan dengan kegiatan evaluasi pembelajaran sehingga diperlukan adanya teknik dan prosedur evaluasi belajar yang dapat menilai secara efektif proses dan hasil belajar. Selanjutnya menurut Poerwanti, dkk., 2008: 7.5, suatu keberhasilan hasil belajar siswa ditunjukkan oleh kemampuan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Oleh karena itu, keberhasilan hasil belajar siswa dapat diketahui dari hasil penilaian kita terhadap hasil siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Menurut Rifa’i dan Anni, 2009: 85, hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh siswa. Oleh karena itu apabila siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Menurut Benyamin S. Bloom dalam Rifa’i dan Anni, 2009: 86, menyatakan tiga taksonomi yang disebut dengan ranah belajar yang meliputi: ranah kognitif cognitive domain, ranah afektif affective domain, dan ranah psikomotorik psychomotoric domain. 2.1.6.1. Ranah kognitif cognitive domain Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual.Ranah kognitif mencakup pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian. Anderson dan Krathwohl 2010: 100- 102 mengemukakan enam kategori proses kognitif, antara lain: a mengingat, yang berarti mengambil pengetahuan dari memori jangka panjang. Dalam kategori mengingat proses kognitif yang dapat dilakukan oleh siswa yaitu mengenali dan mengingat kembali; b mamahami, dalam kategori ini siswa mengkonstruksi makna dari materi pembelajaran termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambarkan oleg guru. Proses kognitif dalam kategori memahami meliputi menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan dan menjelaskan; c mengaplikasikan, yaitu siswa menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalam keadaan tertentu. Proses kognitif yang dilakukan oleh siswa meliputi mengeksekusi dan mengimplementasikan; d menganalisis, yaitu memecah-mecah materi jadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan antarbagian dan hubungan antara bagian-bagian tersebut serta keseluruhan struktur atau tujuan. Proses kognitif dalam kategori analisis meliputi membedakan, mengorganisasi, mengatribusikan; e mengevaluasi, yaitu siswa mengambil keputusan berdasarkan kriteria dan standar. Kategori evaluasi mencakup memeriksa dan mengkritik; f mencipta, merupakan bagaimana siswa memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang baru dan koheren atau untuk membuat suatu produk yang orisinal. Dalam kategori mencipta proses kognitif yang dilakukan oleh siswa mencakup merumuskan, merencanakan dan memproduksi. Dari uraian tersebut, proses kognitif menggambarkan aktivitas-aktivitas yang dilakukan siswa secara aktif dalam pembelajaran yang bermakna.Sehingga sebagai guru harus dapat mengembangkan proses-proses kognitif yang tidak hanya mengingat. 2.1.6.2. Ranah afektif affective domain Ranah afektif berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai.Ranah afektif mencakup penerimaan, penanggapan, penialaian, pengorganisasian, pembentukan pola hidup. Menurut Uno 2009: 37 mengungkapkan tingkatan afeksi dari yang paling sederhana sampai yang kompleks antara lain: a kemauan menerima; b kemauan menanggapi; c berkeyakinan; d penerapan karya; e ketekunan dan ketelitian. Sedangkan jenjang kemampuan dalam ranah afektif menurut Poerwanti 2008: 1.24-1.25 adalah sebagai berikut. a Menerima receiving, diharapkan siswa peka terhadap rangsangan tertentu. Kepekaan tersebut diawali dengan penyadaran kemampuan untuk menerima dan memperhatikan. Kata-kata operasional yang digunakan antara lain: menanyakan, memilih, mendiskripsikan, memberikan, mengikuti dan menyebutkan. b Menjawab responding, siswa tidak hanya peka, tetapi juga bereaksi terhadap salah satu cara. Dimana siswa berkemauan untuk menjawab secara sukarela, membaca tanpa ditugaskan. Kata-kata operasional yang digunakan antara lain: menjawab, membantu, melakukan, membaca, melaporkan, mendiskusikan, dan menceritakan. c Menilai valuing, diharapkan siswa dapat menilai suatu obyek, fenomena atau tingkah laku tertentu dengan konsisten. Kata-kata operasional yang digunakan antara lain: melengkapi, menerangkan, membentuk, mengusulkan, mengambil bagian, memilih, dan mengikuti. d Organisasi organization, tingkat ini berhubungan dengan menyatukan nilai-nilai yang berbeda, memecahkan masalah, membentuk suatu sistem nilai. Kata-kata operasional yang digunakan antara lain: mengubah, mengatur, menggabungkan, membandingkan, mempertahankan, menggeneralisasikan dan memodifikasi. Dari penjabaran tersebut, dalam ranah afektif berkaitan erat dengan sikap dan perilaku siswa dalam proses pembelajaran. Sikap tersebut terdapat tingkatannya dari yang sederhana sampai yang kompleks.Sehingga keefektifan pembelajaran juga ditentukan dari sikap dan perilaku siswa. 2.1.6.3. Ranah psikomotorik psychomotoric domain Ranah psikomotorik berkaitan dengan kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan saraf, manipulasi objek, dan koordinasi saraf.Kategori jenis perilaku untuk ranah psikomotorik menurut Elizabeth Simpson adalah persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian dan kreatifitas. Menurut Uno 2009: 38, mengemukakan tingkatan perilaku siswa mulai yang sederhana sampai yang kompleks antara lain: a persepsi; b kesiapan melakuka suatu kegiatan; c mekanisme; d respons terbimbing; e kemahiran; f adaptasi; g originasi. Kata kerja operasional untuk ranah psikomotorik menurut Poerwanti 2008: 1.25 adalah sebagai berikut. a Muscular or motor skill , kata kerja yang digunakan antara lain: menunjukkan hasil, melompat, menggerakkan dan menampilkan. b Manipulations of materials or objects , kata kerja operasional yang digunakan yaitu: menyusun, membersihkan, menggeser, memindahkan, dan membentuk. c Neuromuscular coordination , kata kerja operasional yang digunakan antara lain: mengamati menerapkan, menghubungkan, menggandeng, memadukan, memasang, memotong, menarik, dan menggunakan. Dari beberapa penjelasan tentang hasil belajar, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil perubahan perilaku siswa sebagai dampak memperoleh pengalaman belajar.Hasil belajar tersebut meliputi 3 ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan pada ranah kognitif untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar siswa.

2.1.7. Nilai Karakter

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS III SDN NGIJO 01 KOTA SEMARANG

1 11 240

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN AUDIOVISUAL SISWA KELAS IV SDN PURWOYOSO 01 KOTA SEMARANG

0 8 306

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) BERBANTUAN MEDIA VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA KELAS VC SDN NGALIYAN 01 KOTA SEMARAN

2 10 241

PENERAPAN MODEL MIND MAPPING BERBANTUAN MEDIA VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SDN KANDRI 01 KOTA SEMARANG

3 15 216

PENERAPAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER BERBANTUAN MEDIA VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SDN PURWOYOSO 01 KOTA SEMARANG

0 7 230

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW BERBANTUAN MEDIA VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA KELAS IVB SDN KALIBANTENG KIDUL 01 KOTA SEMARANG

2 21 220

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SDN SALAMAN MLOYO KOTA SEMARANG

17 347 300

PENERAPAN MODEL COURSE REVIEW HORAY BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn PADA SISWA KELAS V SDN KARANGANYAR 01 KOTA SEMARANG

5 47 319

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KELAS IV SD

0 10 226

PENERAPAN MODEL MIND MAPPING BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SDN NGIJO 01 KOTA SEMARANG

1 13 224