d. Memeriksa tempat yang akan dipakai dalam
pembelajaran
2.
Penyajian
a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
b. Guru menyajikan materi menggunakan alat atau
media audio visual
3.
Guru menyajikan materi menggunakan alat atau
media audio visual 1. Siswa dibagi dalam
kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok
mendapat nomor
4.
Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa
dalam setiap kelompok mendapat nomor
2. Penugasan diberikan kepada setiap siswa sesuai
nomor masing-masing.
5.
Penugasan diberikan kepada setiap siswa sesuai nomor
masing-masing.
3. Penerapan
a. Guru menyajikan pertanyaan melalui media audio visual
serta memberikan lembar kerja kelompok
6.
Guru menyajikan pertanyaan melalui media audio visual
serta memberikan lembar kerja kelompok.
3. Guru bisa meminta siswa untuk kerja sama antar
kelompok b. Siswa mendiskusikan
pertanyaan bersama kelompoknya.
7.
Siswa mendiskusikan pertanyaan dalam lembar
kerja. Guru bisa meminta siswa kerja sama antar
kelompok
4. Siswa melaporkan hasil dan tanggapan kelompok
yang lain.
8.
Siswa melaporkan hasil dan tanggapan kelompok yang
lain. 5. Penutup
4. Kelanjutan
a. Pengulangan materi dengan menyangkan media audio
visual
9.
Guru menutup pelajaran
2.2. KAJIAN EMPIRIS
Perlu diketahui bahwa penelitian ini didasarkan dari beberapa penelitian yang telah berhasil dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Penelitian-penelitian tersebut menggunakan model Kooperatif Kepala Bernomor Terstruktur dan penggunaan media audio visual. Adapun hasil penelitian tersebut
antara lain.
Penelitian yang dilakukan oleh Permanasari 2009: 92 yang berjudul “Pembelajaran Tematik dengan Metode Kepala Bernomor Terstruktur untuk
meningkatkan Penguasaan Konsep Biologi Siswa Kelas VIIA Semester Genap 8 Surakarta”. Hasil penelitian menyatakan adanya peningkatan persentase hasil
belajar siswa dari tes kemampuan awal, tes kognitif siklus I, dan tes kognitif siklus II. Peningkatan penguasaan konsep siswa tersebut ditunjukkan pada nilai
ulangan harian dari kemampuan awal ke kemampuan pasca siklus I dan pasca siklus II.Hasil ulangan harian siswa selalu meningkat pada setiap tes kognitif. Tes
kemampuan awal diperoleh rata-rata kelas sebesar 66,7 dengan siswa tuntas sebanyak 72,5 dan siswa tidak tuntas 27,5 . Pada siklus I diperoleh rata-rata
ulangan harian 74,83 dengan siswa tuntas sebanyak 87,5 dan siswa yang tidak tuntas 12,5. Sedangkan siklus II hasil rerata ulangan harian mencapai 79 dengan
persentase ketuntasan belajar sebesar 100.Jadi nilai evaluasi dari masing-masing siklus mampu mempresentasikan penguasaan konsep siswa dalam pembelajaran
biologi. Penelitian lain juga dilakukan oleh Kurniawati 2010: 116 yang berjudul “
Upaya Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika Melalui Model Kooperatif Learning tipe Kepala Bernomor
Terstruktur Pada Siswa SMPN 2 Sewon Bantul”. Dengan hasil penelitian yang ditunjukkan lembar observasi kemandirian belajar matematika siswa, aspek
personal attributes mengalami peningkatan dari 65,71 dengan kategori baik
disiklus I menjadi 85,71 pada kategori baik sekali disiklus II. Aspek processes mengalami peningkatan dari 65 dengan kategori baik disiklus I menjadi 75
pada kategori baik disiklus II. Pada aspek learning context mengalami peningkatan dari 60 dengan kategori cukup disiklus I menjadi 73,21 dengan
kategori baik pada siklus II. Sedangkan rata-rata kemandirian belajar siswa mengalami peningkatan dari persentase 63,57 dengan kategori baik disiklus I
menjadi 81,34 pada kategori baik sekali disiklus II. Sehingga pada siklus II persentase setiap aspek kemandirian pada hasil observasi memenuhi indikator
keberhasilan. Selanjutnya penelitian menggunakan media audio visual dalam pembelajaran
dilakukan oleh Jayanti 2010: 145 yang berjudul “Penggunaan Media Audio Visual dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih DI
MTS Sunan Giri Probolinggo”. Bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan media audio visual pada pelajaran fiqih. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa setelah guru menggunakan media audio visual pada mata pelajaran fiqih sangat baik sekali, rata-rata siswa banyak
mendapat hasil yang baik.Dengan begitu penggunaan media audio visual pada mata pelajaran fiqih sangat bermanfaat sekali bagi guru dan siswa, karena guru
lebih mudah menjelaskan materi-materi tentang fiqih dan menjadikan siswa yang pintar, cermat dan berintelektual.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, didapatkan kesimpulan bahwa model kooperatif kepala bernomor terstruktur maupun penggunaan media audio visual
dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Geometri. Hal tersebut menjadi penguat dalam penelitian
yang akan dilakukan di SDN Purwoyoso 01 Semarang.
2.3. KERANGKA BERPIKIR