33
3. Disiplin progresif Disiplin progresif merupakan suatu kebijaksanaan pemberian
hukuman yang lebih berat terhadap pelanggaran-pelanggaran yang berulang. Tujuannya adalah memberikan kesempatan kepada karyawan
untuk mengambil tindakan korektip sebelum hukuman-hukuman yang lebih serius dilaksanakan. Disiplin progresif membantu karyawan untuk
memperbaiki kesalahannya dan tidak akan mengulangi kesalahan yang sama apalagi kesalahan yang cukup fatal. Contoh dari tindakan disiplin
progresif antara lain : teguran secara lisan oleh atasan, teguran tertulis, skorsing dari pekerjaan selama beberapa hari, diturunkan pangkatnya,
bahkan hingga dipecat.
2.3.3 Prinsip-Prinsip Disiplin Kerja
Untuk dapat menjaga agar disiplin tetap terpelihara, maka organisasi atau perusahaan perlu mengkondisikan karyawannya agar bersikap disiplin,
maka Handoko 1990:131 mengemukakan prinsip pendisiplinan sebagai berikut:
1. Pendisiplinan dilakukan secara pribadi Pendisiplinan ini dilakukan dengan menghindari menegur didepan
orang banyak, karena bila hal tersebut dilakukan akan menyebabkan pegawai tersebut akan malu dan tidak menutup kemungkinan pegawai
tersebut sakit hati. 2. Pendisiplinan yang bersifat membangun
34
Selain menunjukkan kesalahan yang dilakukan pegawai, hendaknya pimpinan memberi petunjuk penyelesaiannya sehingga pegawai tidak
akan bingung dalam menghadapi kesalahan yang dilakukan. 3. Keadilan dalam pendisiplinan
Dalam melakukan tindakan pendisiplinan, hendaknya dilakukan secara adil tanpa pilih kasih serta tidak membeda-bedakan antar pegawai.
4. Pendisiplinan yang dilakukan pada waktu pegawai tidak absen Pimpinan hendaknya melakukan pendisiplinan ketika pegawai yang
melakukan kesalahan hadir, sehingga secara pribadi pegawai tersebut mengetahui kesalahannya.
5. Setelah pendisiplinan hendaknya bersikap wajar. Hal itu dilakukan agar proses kerja dapat berjalan lancar seperti
biasa dan tidak kaku dalam bersikap. Menurut Soejono 1986:67 disiplin kerja dipengaruhi oleh faktor-
faktor yang juga menjadi indikator dari disiplin kerja yaitu : a. Ketepatan waktu
Yaitu pegawai datang tepat waktu, tertib dan teratur, mematuhi peraturan jam masuk, pulang kerja dan istirahat. Dengan datang ke kantor
tepat waktu serta tertib dan teratur maka disiplin kerja dapat dikatakan baik.
b. Menggunakan peralatan kantor dengan baik
35
Yaitu sikap hati-hati dalam menggunakan perlengkapan atau peralatan kantor dapat menunjukkan seseorang memiliki disiplin kerja
yang baik, sehingga peralatan kantor dapat terhindar dari kerusakan yang mengakibatkan kerugian.
c. Tanggung jawab yang tinggi Tanggung jawab sangat berpengaruh terhadap disiplin kerja, dengan
besarnya rasa tanggung jawab pegawai terhadap pekerjaannya dan berupaya untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-baiknya
menunjukkan disiplin pegawai tinggi. d. Ketaatan terhadap aturan kantor
Peraturan baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis dibuat agar tujuan suatu organisasi dapat dicapai dengan baik, untuk itu dibutuhkan
sikap yang taat dari para pegawai terhadap komitmen yang telah ditetapkan. Ketaatan disini berarti sikap taat dan patuh dalam
mengenakan seragam atau dalam melaksanakan komitmen,peraturan dan tata tertib yang telah disetujui bersama.
Pada dasarnya banyak indikator yang mempengaruhi tingkat
kedisiplinan karyawan suatu organisasi. Hasibuan 2009:194 menyebutkan bahwa indikator-indikator yang mempengaruhi kedisiplinan pegawai adalah:
1. Tujuan dan kemampuan
36
Tujuan pekerjaan yang dibebankan kepada karyawan harus sesuai dengan kemampuan karyawan yang bersangkutan, agar dia bekerja
sungguh-sungguh dan disiplin dalam mengerjakannya. 2. Teladan pimpinan
Pimpinan akan dijadikan teladan oleh bawahannya, termasuk dalam hal kedisiplinan. Pimpinan yang tingkat kedisiplinannya tinggi akan
berpengaruh positif terhadap kedisiplinan karyawan dalam melaksanakan pekerjaan mereka.
3. Balas jasa Balas jasa mempengaruhi kepuasan dan kecintaan karyawan
terhadap pekerjaannya. Jika kecintaan karyawan terhadap pekerjaannya semakin baik,maka kedisiplinannya pun akan semakin baik pula.
4. Keadilan Keadilanyang dijadikan dasar kebijaksanaan dalam pemberian balas
jasa pengakuan atau hukuman akan merangsang terciptanya kedisiplinan karyawan yang baik.
5. Waskat Waskat pengawasan melekat adalah tindakan nyata dan efektif
untuk mencegahmengetahui kesalahan, membetulkan kesalahan,
37
memelihara kedisiplinan meningkatkan prestasi kerja serta menciptakan sistem internal kontrol yang terbaik dalam mendukung terwujudnya
tujuan perusahaan. 6. Sanksi hukuman
Dengan adanya sanksi hukuman maka akan memberikan kesan enggan melakukan indisipliner bagi para karyawan, karena mereka tidak
mau menanggung resiko. 7. Ketegasan
Pimpinan yang berani bertindak tegas dalam memberikan hukuman atas tindakan indisipliner karyawan
akan disegani dan diakui kepemimpinannya oleh karyawan. Dengan begitu pimpinan akan dapat
memelihara kedisiplinan karyawan dalam suatu perusahaan. 8. Hubungan kemanusiaan
Hubungan manusia yang serasi dan mengikat, vertikal maupun horizonyal di antara semua karyawannya akan mewujudkan lingkungan
dan suasana kerja yan nyaman sehingga akan memotivasi kedisiplinan yang baik bagi karyawan.
2.3.4 Pentingnya Kedisiplinan Dalam Meningkatkan Kinerja