Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia usaha saat ini semakin bertambah pesat, sehingga perusahaan di dalam mengelola usaha diharapkan mampu menggunakan sumber daya manusia dengan baik dan benar. Sumber daya manusia merupakan bagian yang cukup penting dalam pencapaian tujuan organisasi baik itu perusahaan besar maupun kecil, bahkan suatu perusahaan yang memiliki peralatan modern dengan teknologi tinggi. Sumber daya manusia merupakan salah satu motor penggerak utama bagi setiap operasi perusahaan, sehingga upaya dalam pengembangan SDM tersebut merupakan strategi yang utama untuk menegakkan kompetisi global Gibson, 1996 : 32. Mengingat semakin ketatnya persaingan antar perusahaan dewasa ini, menuntut perusahaan harus mampu bertahan dan berkompetisi dengan perusahaan lain. Salah satu hal yang dapat ditempuh perusahaan agar mampu bertahan dalam persaingan yang ketat adalah memperhatikan peranan sumber manusia daya dalam perusahaan kerena sumber daya manusia merupakan penggerak utama seluruh kegiatan atau aktivitas perusahaan dalam mencapai tujuannya, baik untuk memperoleh keuntungan maupun untuk mempertahankan kelangsungan hidup 1 2 perusahaan. Berhasil tidaknya suatu perusahaan dalam mempertahankan eksistensi perusahaan dimulai dari manusia itu sendiri dalam mempertahankan perusahaan dalam meningkatkan afektivitas dan efisiensi secara maksimal. Dengan kata lain kinerja organisasi atau perusahaan sangat dipengaruhi dan bahkan tergantung pada kualitas dan kemampuan kompetitif sumber daya manusia yang dimilikinya. Menurut Mangkunegara 2000 : 67, kinerja adalah sepadan dengan prestasi kerja actual performance , yang merupakan hasil secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Dari definisi tersebut mengandung pengertian bahwa melalui kinerja tingkat pencapaian hasil dapat diukur dan diketahui. Manajemen sumber daya manusia merupakan sarana untuk meningkatkan kualitas manusia yaitu dengan memperbaiki sumber daya manusia itu sendiri. Dengan begitu maka akan terjadi peningkatan pula pada kinerja dan daya hasil perusahaan. Dalam meningkatkan kinerja karyawan diperlukan analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhinya dengan memperhatikan kebutuhan dari para karyawan. Wexley dan Yukl 2000 : 97 mengidentifikasi faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain adalah disiplin kerja dan motivasi. Disiplin kerja diperlukan untuk menghasilkan kinerja yang bagus, dengan disiplin pegawai akan berusaha untuk melakukan pekerjaan semaksimal mungkin dan kinerja yang 3 dihasilkan menjadi lebih bagus. Motivasi juga berpengaruh terhadap kinerja pegawai, dengan motivasi pegawai akan terdorong untuk melaksanakan pekerjaan sebaik mungkin. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat motivasi seorang pegawai maka semakin tinggi pula kinerja pegawai. Menurut Robbins 1996:218 tingkat kinerja pegawai sangat tergantung pada dua faktor yaitu kemampuan pegawai itu sendiri, seperti tingkat pendidikan, pengetahuan, pengalaman, di mana dengan tingkat kemampuan yang semakin tinggi akan mempunyai kinerja semakin tinggi pula. Faktor lain adalah motivasi kerja pegawai yaitu dorongan dari dalam pegawai untuk melakukan suatu pekerjaan. Dengan motivasi kerja yang tinggi akan mempunyai kinerja tinggi dan sebaliknya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua faktor yaitu motivasi dan kemampuan mempunyai hubungan yang positif. Motivasi adalah pemberian kegairahan bekerja kepada pegawai. Dengan pemberian motivasi dimaksudkan memberikan daya perangsang kepada pegawai yang bersangkutan agar pegawai tersebut bekerja dengan segala daya dan upayanya. Motivasi memberikan sumbangan yang signifikan dalam peningkatan kualitas pelayanan. Seperti teori Maslow tentang motivasi yang seperti kerucut, manusia akan termotivasi apabila kebutuhan yang menjadi sasaran hidup terpenuhi dengan baik mulai dari kebutuhan fisiologis sampai kebutuhan aktualisasi diri. Semakin kebutuhannya terpenuhi maka akan semakin besar kinerja pegawai dalam melakukan tugas dan kewajibannya di perusahaan. 4 Disiplin dapat diartikan sebagai sikap seseorang atau kelompok yang berniat untuk mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan. Dalam kaitannya dengan pekerjaan, pengertian disiplin kerja adalah suatu sikap dan tingkah laku yang menunjukkan ketaatan karyawan terhadap peraturan oganisasi. Fathoni 2006 : 172 berpendapat bahwa kedisiplinan dapat diartikan bilamana karyawan datang dan pulang tepat waktunya, mengerjakan semua pekerjaannya dengan baik, mematuhi semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Disiplin di tempat kerja tidak semata-mata patuh dan taat terhadap sesuatu yang kasat mata, seperti penggunaan seragam kerja, datang dan pulang sesuai jam kerja; tetapi juga patuh dan taat terhadap sesuatu yang tidak kasat mata yaitu melibatkan komitmen dengan perusahaan. Jika dikaitkan dengan tujuan perusahaan, maka disiplin kerja pada dasarnya merupakan upaya untuk menyesuaikan diri dengan aturan perusahaan sehingga tercapai tujuan perusahaan. Hal ini berarti, terpenuhinya standar ukuran prestasi. Semakin disiplin suatu karyawan maka semakin tinggi pula kinerja yang dicapai, begitu pula sebaliknya. Dengan kata lain, disiplin merupakan sarana untuk mencapai tujuan perusahaan. Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Kepuasan kerja pegawai akan mendorong pegawai mencapai kinerja yang tinggi, hal itu akan terlihat pada hasil kerja. Menurut Siagian 1995:126, kepuasan kerja adalah sikap umum seseorang terhadap pekerjaannya. Artinya secara umum dapat dirumuskan bahwa seseorang yang 5 memiliki rasa puas terhadap pekerjaannya akan mempunyai sikap yang positif terhadap organisasi di mana ia bekerja.. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi, disiplin kerja dan kepuasan kerja karyawan sangat berpengaruh besar terhadap kinerja karyawan yang tentunya akan berimbas pada kinerja perusahaan. Semakin besar tingkat motivasi, disiplin kerja dan kepuasan dari karyawan maka semakin besar pula kinerja yang akan dicapai oleh perusahaan, begitu pula sebaliknya. CV. Cahaya Mandiri Garmen adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi pakaian. Di tengah-tengah persaingan yang ketat, perusahaan ini mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan garmen di Ungaran yang notabennya merupakan perusahaan besar. CV. Cahaya Mandiri Garmen telah bekerjasama memasarkan produknya dengan PT. Samudera Perkasa yng merupakan distributor Matahari. Selain itu perusahaan juga mengekspor produknya ke Amerika dan Singapura. Pada observasi awal melalui wawancara dengan pemilik dan pimpinan CV. Cahaya Mandiri Garmen, karyawan memiliki motivasi kerja yang tinggi. Hal itu ditunjukkan dengan banyaknya karyawan yang tetap melanjutkan untuk bekerja di sana setelah masa pelatihan tiga bulan yang dilakukan oleh perusahaan dalam rangka pencarian tenaga kerja di awal pendirian perusahaan. Terbukti dengan jumlah peserta yang mengikuti pelatihan adalah sebanyak 73 orang dan yang memutuskan untuk melanjutkan status dari peserta latihan menjadi karyawan di perusahaan yaitu sebanyak 67 orang. Setelah itu perusahaan 6 melakukan perekrutan karyawan secara bertahap hingga Desember 2010 karyawan berjumlah 153 orang. Perusahaan telah mengimbangi motivasi kerja para karyawan dengan melakukan berbagai upaya untuk memompa kinerja karyawan agar semakin meningkat yaitu dengan cara memberikan gaji yang setara dengan UMR setempat, upah lembur yang sesuai, pemberian tunjangan di luar gaji, dan menyediakan fasilitas-fasilitas fisik seperti tempat parkir, mushola dan lain-lain. Hal itu ditujukan untuk memotivasi karyawan agar memberikan timbal balik yang positif kepada perusahaan yaitu peningkatan kinerja perusahaan. Selain adanya motivasi yang tinggi dari karyawan, dapat dilihat bahwa kepuasan yang dirasakan oleh karyawan tergolong tinggi. Terbukti dengan hasil wawancara secara langsung terhadap sejumlah karyawan yang bekerja menyatakan bahwa mereka puas bekerja di perusahaan tersebut karena adanya gaji yang sesuai UMR, rekan kerja yang saling membantu, fasilitas yang tersedia dan sebagainya. Pernyataan itu juga didukung oleh pimpinan perusahaan yang menyebutkan bahwa rendahnya turn over dalam perusahaan dapat mengindikasikan bahwa karyawan telah puas terhadap pekerjaan dan perusahaan tempat mereka bekerja. Berikut adalah data jumlah karyawan bagian produksi selama tahun 2010. Dapat dilihat bahwa jumlah karyawan mengalami kenaikan kecuali pada bulan Agustus 2010 di mana jumlah karyawan berkurang 9 orang dari 162 orang menjadi 153 orang. Rendahnya tingkat karyawan yang keluar dapat diartikan sebagai tingginya tingkat kepuasan karyawan. 7 Tabel 1.1 Data Jumlah Karyawan Bagian Produksi CV. Cahaya Mandiri Garmen Tahun 2010 Juml. kary Bagian Cutting Bagian Sewing Bagian Finishing Bagian Packing Bagian Umum Jumlah Karyawan Bulan Januari 23 32 23 25 27 130 Februari 25 36 25 27 32 145 Maret 25 36 25 27 32 145 April 27 36 26 28 32 149 Mei 27 36 26 28 32 149 Juni 27 36 26 28 32 149 Juli 31 38 29 28 36 162 Agustus 31 36 26 28 32 153 September 31 36 26 28 32 153 Oktober 31 36 26 28 32 153 November 31 36 26 28 32 153 Desember 31 36 26 28 32 153 Sumber: CV. Cahaya Mandiri Garmen Ungaran, 2011. Namun realitasnya, berbagai fasilitas yang telah diberikan oleh perusahaan untuk memotivator karyawan dan tingginya kepuasan yang dirasakan oleh karyawan tidak berjalan sesuai dengan harapan perusahaan. CV. Cahaya Mandiri Garmen mengalami fluktuasi tingkat produksi. Hal itu dapat dilihat dari jumlah order yang mengalami fluktuasi dan produksi yang selalu kurang dari target yang telah ditentukan. 8 Tabel 1.2 Data Produksi CV. Cahaya Mandiri Garmen Tahun 2010 Bulan Quantity Order Quantity Produksi Balance tdk tercapai Produksi Januari 19.875 19.670 205 98,97 Februari 22.116 21.986 130 99,4 Maret 20.250 20.054 196 99 April 30.318 30.139 179 99,4 Mei 20.301 19.987 314 98,5 Juni 26.622 26.436 186 99,3 Juli 28.752 28.539 213 99,3 Agustus 25.695 25.467 228 99,1 September 21.451 21.292 159 99,2 Oktober 30.315 29.990 325 99 November 28.854 28.726 128 99,6 Desember 28.482 28.322 160 99,4 Sumber: CV. Cahaya Mandiri Garmen Ungaran, 2011. Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa order yang diterima perusahaan mengalami fluktuasi yakni pada bulan Januari 2010 perusahaan mendapat order sebanyak 19.875 potong pakaian dan mengalami peningkatan pada bulan Februari 2010 yaitu order sebanyak 22.116 potong pakaian, tetapi mengalami penurunan pada bulan Maret 2010 karena hanya mendapatkan order sebanyak 20.250 potong pakaian. Keadaan seperti itu tentunya sangat menyulitkan perusahaan, bahkan Pimpinan CV. Cahaya Mandiri Garmen 9 mengakui bahwa pada bulan Mei 2010 perusahaan telah mengalami kerugian yang sangat besar karena penurunan order yang sangat drastis yaitu dari 30.318 pakaian pada bulan April 2010 menjadi 20.301 pakaian pada bulan Mei 2010. Hal itu dikarenakan adanya keterlambatan pengiriman dan meyebabkan persediaan pakaian dari distributor pada bulan April 2010 masih banyak, sehingga distributor mengurangi pemesanan pada bulan Mei 2010. Selain penurunan order yang dialami perusahaan di beberapa bulan dalam satu tahun terakhir, diakui pula bahwa perusahaan tidak dapat memenuhi jumlah order sesuai dengan yang ditargetkan. Misalnya pada bulan Januari 2010, perusahaan hanya mampu menyelesaikan order sebesar 98,97 dari seluruh order yang ada. Hal itu tentu bertentangan dengan apa yang diharapkan oleh perusahaan yaitu menyelesaikan seluruh order yang ada. Berdasarkan hasil wawancara awal dengan Kepala Produksi CV. Cahaya Mandiri Garmen, turunnya jumlah order dan tidak tercapainya target perusahaan disebabkan oleh masih rendahnya disiplin karyawan terutama absensi yang melebihi standar yang telah ditetapkan. Perusahaan telah menetapkan standar persentase ketidakhadiran karyawan sebesar 5 . Apabila ketidakhadiran lebih dari 5 maka dapat dikatakan bahwa tingkat kedisiplinan karyawan rendah. Berdasarkan data yang ada, dapat disimpulkan bahwa tingkat absensi dan keterlambatan di CV. Cahaya Mandiri Garmen tiap bulannya masih melebihi target maksimal yang distandartkan oleh perusahaan yaitu sebesar 5 . Hal itu 10 menyebabkan terganggunya proses produksi dan perusahaan tidak mampu mencapai target produksi yang telah ditetapkan. Tabel 1.3. Data Absensi Karyawan CV. Cahaya Mandiri Garmen Tahun 2010 Bulan Absen Jumlah Hari Kerja Jumlah Karyawan Ketidakhadiran Januari 150 25 130 4,6 Februari 144 23 145 4,3 Maret 223 26 145 5,9 April 213 25 149 5,7 Mei 261 24 149 7,3 Juni 210 26 149 5,4 Juli 206 27 162 4,7 Agustus 219 23 153 6,2 September 137 19 153 4,7 Oktober 216 26 153 5,4 November 196 25 153 5,1 Desember 174 25 153 4,6 Sumber: CV. Cahaya Mandiri Garmen, 2011. Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat absensi dan keterlambatan di CV. Cahaya Mandiri Garmen melebihi target maksimal yang distandartkan oleh perusahaan sebesar 5 yaitu pada bulan Maret 2010, April 2010, Mei 2010, Juni 2010, Agustus 2010, Oktober 2010, dan November 2010. 11 Hal itu menyebabkan terganggunya proses produksi dan perusahaan tidak mampu mencapai target produksi yang telah ditetapkan. Tingginya motivasi dan kepuasan karyawan ternyata tidak mampu meningkatkan kinerja karyawan. Target yang telah ditetapkan oleh perusahaan justru tidak tercapai. Padahal dalam penelitian yang dilakukan oleh Hernowo Narmodo dan M. Farid Wajdi menyebutkan bahwa motivasi dan disiplin memiliki hubungan positif secara parsial dan simultan terhadap kinerja. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Muhaimin juga menyebutkan bahwa ada pengaruh positif antara kepuasan kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja pada PT. Primarindo Asia Infrastruktur Tbk Bandung. Hal itu jelas bertentangan dengan kondisi di CV. Cahaya Mandiri Garmen dan untuk itu perlu dikaji lagi adakah pengaruh motivasi, disiplin dan kepuasan kerja karyawan terhadap kinerja karyawan di CV. Cahaya Mandiri Garmen Ungaran. Dengan itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : ”Pengaruh Motivasi, Disiplin dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan Bagian Produksi pada CV. Cahaya Mandiri Garmen Ungaran.”

1.2 Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Disiplin Kerja Dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Di CV Cahaya Berkat Bersama Bandung

1 15 126

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA, MOTIVASI KERJA, DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA Pengaruh Lingkungan Kerja,Motivasi Kerja Dan Disiplin kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Bank Syariah Mandiri Surakarta (Mikro).

0 2 16

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA, MOTIVASI KERJA, DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA Pengaruh Lingkungan Kerja,Motivasi Kerja Dan Disiplin kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Bank Syariah Mandiri Surakarta (Mikro).

0 3 15

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI CV. ROWN DIVISION ARIA Pengaruh Motivasi Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Di CV. Rown Division Aria Bersama Di Surakarta.

0 2 12

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI CV. ROWN DIVISION ARIA Pengaruh Motivasi Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Di CV. Rown Division Aria Bersama Di Surakarta.

0 3 15

PENGARUH MOTIVASI KERJA, DISIPLIN KERJA, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Motivasi Kerja, Disiplin Kerja, Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Rs.Asy-Syifa’ Sambi.

0 2 14

PENGARUH MOTIVASI KERJA, DISIPLIN KERJA, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Motivasi Kerja, Disiplin Kerja, Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Rs.Asy-Syifa’ Sambi.

0 1 15

PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Motivasi, Disiplin Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

0 1 12

PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Motivasi, Disiplin Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

0 2 20

343059926 pengaruh motivasi kepuasan dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan

1 1 58