b. Proses penyidikan dan penyelidikan anak pelaku tindak pidanamenurut
UU No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak. Undang- undang 11 tahun 2012 tentang sistem peradilan pidana anak
disebutkan bahwa Ketentuan beracara dalam hukum acara pidana berlaku juga dalam acara peradilan pidana anak, kecuali ditentukan lain oleh undang-undang ini.
113
Proses penyidikan terhadap perkara anak dilakukan oleh penyidik yang ditetapkan berdasarkan keputusan kepala kepolisian negara republik indonesia
atau pejabat lain yang ditunjuk oleh kepala kepolisian negara republik indonesia, dengan persyaratan :
114
1 Telah berpengalaman sebagai penyidik
2 Mempunyai minat, perhatian, dedikasi dan memahami masalh anak
3 Telah mengikuti pelatihan teknis tentang peradilan anak.
Penyidikan terhadap anak dapat dilaksanakan oleh penyidik yang melakukan tugas penyidikan tindak pidana yang dilakukan oleh orang dewasa dalam hal belum
terdapat penyidik yang memnuhi persyaratan.
115
Penyidik dalam melakukan penyidikan terhadap perkara anak, wajib meminta pertimbangan atau saran dari pembimbing kemasyarakatan setelah tindak pidana
dilaporkan atau diadukan.
116
113
Pasal 16 Undang-undang 11 tahun 2012 tentang sistem peradilan pidana anak
114
Pasal 26 ayat 3, Ibid
115
Pasal 26 ayat 4, Ibid
116
Pasal 27 ayat 1, Ibid
Pembimbing kemasyaratan adalah pejabat fungsional penegak hukum yang melaksanakan penelitian kemasyarakata, pembimbingan, pengawasan, dan
pendampingan terhadap anak didalam dan diluar proses peradilan pidana.
Universitas Sumatera Utara
Penyidik apabila dianggap perlu dapat meminta pertimbangan atau saran dari ahli pendidikan, psikolog, psikiater, tokoh agama, pekerja sosial profesional atau
tenaga kesejahteraan sosial dan tenaga ahli lainnya.
117
Tingkat penyidikan perkara anak di pengadilan negeri wajib diupayakan diversi, dalam hal tindak pidana yang dilakukan:
Hasil penelitian kemasyarakatan wajib diserahkan oleh Bapas kepada penyidik dalam waktu paling lama 3x24 tiga kali dua puluh empat jam setelah permintaan
penyidik diterima.
118
a. Diancam dengan pidana penjara dibawah 7 tahun, dan
b. Bukan merupakan pengulangan tindak pidana
2.
Tahap Penangkapan dan Penahanan a.
Penangkapan dan penahanan anak pelaku tindak pidana yang berlaku saat ini menurut UU No. 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak
Awal proses suatu perkara pidana dimulai dengan tindakan penangkapan terhadap seorang yang diduga melakukan tindak pidana. Penangkapan tersebut
untuk kepentingan penyelidikan atau kepentingan penyidikan. Penangkapan terhadap anak nakal ternyata dalam Undang-undang Pengadilan anak tidak
mengatur secara tersendiri, oleh karena itu penangkapan berlaku ketentuan KUHAP.
119
117
Pasal 27 ayat 2, Ibid
118
Pasal 7, Ibid
119
Nashriana, op.cit. hlm. 125
Hukum acara pidana mengatur wewenang polisi dalam melakukan penyidikan
dan penyelidikan yang selanjutnya di atur dalam petunjuk pelaksanaan juglak dan petunjuk teknis juknis kepolisian.
Universitas Sumatera Utara
Dalam buku saku untukpolisi tersebut termuat panduan penanganan terhadap anak, seperti:
120
1 Tindakan penangkapan diatur Pasal 16 sampai 19 KUHAP. Menurut Pasal
16 untuk kepentingan penyelidikan, penyelidik atas perintah penyidik dan penyidik pembantu berwenang melakukan penangkapan. Sesuai dengan
Pasal 18 KUHAP perintah penangkapan dilakukan terhadapseorang yang di duga keras melakukan tindak pidana berdasarkan bukti permulaan yang
cukup dengan menunjukkan surat perintah penangkapan kecuali tertangkap tangan. Perlindungan terhadap hak-hak anak tersangka pelaku tindak pidana
di atur juga dalam UU No. 23 Tahun 2002 tenteng Perlindungan Anak dan Undang-Undang No. 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak.
2 Khusus tindakan penangkapan terhadap anak yang berhadapan dengan
hukum, polisi memperhatikan hak-hak anak dengan melakukan tindakan perlindungan terhadap anak, seperti:
a Perlakuan anak dengan asas praduga tak bersalah.
b Perlakukan anak dengan arif, santun dan bijaksana, dan tidak seperti
terhadap pelaku tindak pidana dewasa. c
Saat melakukan penangkapan segera memberitahukan orang tuadan walinya.
d Anak tertangkap tangan segera memberitahukan orang tua atau walinya.
e Wewenang mengadakan tindakan lain menurut hukum yang
bertanggung jawab, polisi atau masyarakat berdasar pada asas kewajiban.
f Penangkapan terhadap anak yang diduga sebagai tersangka bukan
karena tertangkap tangan, merupakan kontak atau tahap bagi seorang polisi menghindarkan anak dari pengalaman – pengalaman traumatis
yang akan dibawanya seumur hidup. Untuk itu polisi memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1
Menunjukan surat perintah penangkapan legal kepada anak yang diduga sebagai tersangka dengan ramah dan bertanggung jawab.
Cara yang ramah memberi rasa nyaman terhadap anak daripada rasa takut.
2 Menggunakan pakaian sederhana dan hindari penggunaan
kendaraan yang bertanda berciri khas polisi untuk menghindari tekanan mental anak akibat symbol symbol polisi yang terkesan
membahayakan dan mengancam diri anak.
3 Petugas yang melakukan penangkapan tidak boleh menggunakan
kata-kata kasar, dan bernada tinggi yang akan menarik perhatian orang-orang, yang berada di sekeliling anak. Penggunaan kata-kata
yang bersahabat akan mempermudah anak menjalani setiap prosesnya dengan tenang tanpa rasa takut dan tertekan.
120
Marlina, Op.cit. Hlm 90
Universitas Sumatera Utara
4 Membawa anak dengan menggandeng tangannya untuk
menciptakan rasa bersahabat, hindari perlakuan kasar dan menyakitkan seperti memegang kerah baju atau bahkan menyeret
dengan kasar.
5 Petugas tidak memerintahkan anak untuk melakukan hal-hal untuk
mempermalukannya dan merendahkan harkat dan martabatnya sebagai manusia, seperti menyuruh membuka pakaian. Akan tetapi
memberikan perlindungan mental dan jiwa anak saat ditangkap
6 Jika keadaan tidak memaksa dan membahayakan, polisi tidak perlu
melakukan penangkapan dengan menggunakan borgol terhadap anak, karena perlakuan ini menyakitkan dan membuat trauma serta
rasa malu dilihat masyarakat atau tetangganya.
7 Media massa tidak boleh melakukan peliputan proses penangkapan
tersangka anak dengan menjaga jati diri dan identitas anak. 8
Pemberian pelayanan kesehatan seperti pemeriksaan kesahatan fisik dan psikis anak segera setelah penangkapan. Berkas pemeriksaan
medis dan pengobatan anak menjadi bagian catatan kasus anak yang berhadapan dengan hukum.
9 Penangkapan yang dilakukan diinformasikan kepada orangtua
walinya dalam waktu tidak lebih dari 24 jam dan kesediaan orangtua wali mendampingi anak dalam pemeriksaan di kantor
polisi
10 Pemberitahuan penangkapan anak tersangka kepada petugas bapas
di wilayah setempat atau pekerja social oleh polisi. Pemberitahuan dilakukan dalam waktu secepatnya tidak lebih dari 24 jam
11 Polisi melakukan wawancara atau pemeriksaan di ruangan yang
layak dan khusus untuk anak guna memberikan rasa nyaman kepada anak.
Penahanan anak merupakan pengakangan fisik sementara terhadap seorang anak berdasarkan putusan pengadilan selama anak dalam proses peradilan pidana.
121
121
Marlina, Op.cit. hlm. 96
Pasal 45 ayat 1 UU Pengadilan Anak merumuskan bahwa penahanan terhadap anak dapat dilakukan setelah dengan sungguh-sungguh mempertimbangkan
kepentingan anak dan atau kepentingan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Penyidik yang melakukan penahanan harus memerhatikan kepentingan yang menyangkut pertumbuhan dan perkembangan anak secara fisik, mental,
maupun sosial anak. selain itu juga dengan mempertimbangkan kepentingan masyarakat dengan ditahannya anak tersebut akan membuat masyarakat
menjadi aman dan tentram.
122
Polisi dapat melakukan tindakan penyidikan tanpa harus melakukan penahan terhadap anak dengan melakukan pengawasan terhadap anak dan mewajibkan anak
untuk melaporkan diri secara berkala kepada aparat kepolisian selama penyidikan dilakukan terhadap dirinya.
123
Polisi dapat melakukan penahanan atau tindakan lainnya melihat keseriusan dari pelanggaran yang dilakukannya, apabila tindak pelanggaran yang
dilakukan hanya kesalahan ringan maka polisi dapat membebaskannya, jika kesalahan cukup serius polisi memberikan peringatan lalu melepaskannya atau
meneruskan ke proses formal.Semua proses tersebut melalui tahapan pemeriksaan atau wawancara terlebih dahulu untuk menentukan kebijakan
selanjutnya.
124
Butir 13 The Beijing Rules, dijelaskan bahwa “penahanan sebelum pengadilan hanya akan digunakan sebagai pilihan langkah terakhir dan untuk jangka waktu yang
sesingkat-singkatnya.
125
Anak yang terpaksa ditahan dalam proses peradilannya maka anak dapat dititipkan pada lembaga atau agen sosial dengan fasilitas yang memisahkan
anak dengan orang dewasa, bila lembaga atau agen sosial yang dimaksudkan tidak ada maka anak dapat ditempatkan dirumah tahanan dengan fasilitas yang
terpisah dengan orang dewasa.
126
122
Nashriana, Op.cit, hlm.127
123
Marlina, Op.cit, hlm. 98
124
Ibid
125
Butir 13 Angka 1 The Beijing Rules
126
Butir 13 Angka 2 The Beijing Rules
Universitas Sumatera Utara
b. Penangkapan dan penahanan anak pelaku tindak pidana menurut UU No.