Upaya dari segi yuridis Upaya dari segi Aparat Penegak Hukum

2 Perundang-undangan yang dapat berfungsi mengakanalisir dan membendung kejahatan dan mempunyai jangkauan ke masa depan; 3 Mekanisme peradilan pidana yang efektif dengan syarat-syarat cepat, tepat, murah dan sederhana; 4 Koordinasi antar aparatur penegak hukum dan aparatur pemerintahan lainnya yang berhubungan untuk meningkatkan daya guna dalam penggulangan kriminalitas; 5 Partisipasi masyarakat untuk membantu kelancaran pelaksanaan penanggulangan kriminalitas. 143 Usaha tersebut secara rinci lagi dapat dijabarkan menjadi upaya dari segi yuridis, upaya dari segi aparat penengak hukum dan upaya dari masyarakat.

1. Upaya dari segi yuridis

Secara Yuridis upaya yang dapat dilakukan adalah memperbaiki peraturan yang telah ada, menurut Komisi Perlindungan Anak Indonesia Hal–hal yang perlu menjadi catatan dalam perlindungan anak yang berhadapan dengan hukum antara lain : a. Perlu membangun lingkungan yang melindungi bagi anak yang berhadapan dengan hukum : 144 1 Prosedur ramah anak dan peka gender dalam sistem peradilan formal 2 Diversi kepada mekanisme berbasis keluarga dan masyarakat 3 Pencegahan dan rehabilitasi dan reintegrasi yang konstruktif 143 Soedjono Dirdjosisworo, Ruang Lingkup Kriminologi, Remadja Karya, Bandung, 1984, Hal. 20 144 Apong , Op.cit Universitas Sumatera Utara b. Sistem peradilan yang ramah anak dan peka gender adalah titik awal untuk menuju pemerintahan bersih dan prosedur peradilan yang transparan c. Paradigma penyelesaian kasus adalah restoratif yang berorientasi pada rehabilitasi, pembinaan dan pemulihan hubungan baik antara pelaku ,korban dan masyarakat bukan retributif. d. Tentukan Usia minimum pertanggung jawaban pidana anak. e. Dimungkinkan diselesaikan di luar proses peradilan, dengan tetap melakukan pembinaan dan rehabilitasi dengan melibatkan para ahli , masyarakat , tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh adat. f. perampasan kemerdekaan bagi anak , hanya dilakukan untuk kepentingan terbaik bagi anak dan dilakukan sebagai upaya terakhir . g. Penyelesaian kasus anak harus menjunjung tinggi hak dan keselamatan serta memajukan kesejahteraan fisik dan mental serta spiritual anak. Hukuman penjara pembatasan kebebasan sedapat mungkin harus dihindari. h. Penanganan kasus anak harus merupakan bagian dari program pencegahan anak menjadi Anak yang berhadapan dengan hukum i. Dalam penanganan Anak yang berhadapan dengan hukum perlu diatur dengan jelas dan terinci mengenai koordinasi, monitoring , pengawasan dan evaluasi serta pemberian sanksi bagi aparat yang melanggar hak anak.siapa berbuat apa Universitas Sumatera Utara

2. Upaya dari segi Aparat Penegak Hukum

Kurangnya pengetahuan aparat penegak hukum di Indonesia terhadap perlakuan dan penerapan kasus anak juga menjadi salah satu faktor bahwa kepentingan anak sering terabaikan. Hendaknya negara benar-benar mempersiapkan aparat penegak hukum yang mengerti benar tentang perlakuan terhadap anak, instrumen hukum yang menegaskan tentang model restorative justice sehingga anak tidak merasa diperlakukan sebagai seorang pesakitan namun lebih kearah pembimbingan mental dan spiritual melalui sistem peradilan pidana yang edukatif dan sanksi pidana yang bersifat edukatif, sehingga anak sebagai seorang calon individu dewasa merasa lebih dihargai. Penyediaan sarana dan prasarana lain yang memadai dan diperlukan bagi perbaikan moral anak. Aparat penegak hukum yang menangani anak seharusnya memenuhi peryaratan- persyaratan sebagai berikut : 1. Memiliki pengetahuan dan keterampilan proposional sesuai dengan profesinya. 2. Mempunyai niat, perhatian dan dedikasi serta memahami masalah anak. 3. Telah berpengalaman dalam menangani perkara tindak pidana yang dilakukan oleh orang dewasa. Untuk terciptanya perlindungan anak memerlukan koordinasi dan kerjasama yang baik sehingga diperoleh keseimbangan kegiatan perlindungan anak secara keseluruhan terutama dalam masalah perlindungan hukumnya. Masalah perlindungan hukum bagi anak-anak merupakan satu sisi pendekatan untuk melindungi anak-anak Indonesia. Masalahnya tidak semata-mata bisa didekati secara yuridis, tapi perlu pendekatan lebih luas, yaitu ekonomi, sosial, dan budaya Universitas Sumatera Utara a. Pengadilan Hakim dengan kewenangannya terhadap kasus anak hendaknya benar-benar mempertimbangkan hal-hal yang menyangkut kesejahteraan anak dengan cara : 1. Mengalihkan perkara anak ke jalur non formal Beijing Rules Butir 11.1,2,3,4; KHA Pasal 4, Pasal 37 huruf b, Kovenan Hak Sipil dan Hak Politik, Pasal 24 ayat 1 2. Menerapkan pendekatan restorative justice Beijing Rules Butir 5.1, Butir 14.1,2, Butir 18.1; Konvensi Hak Anak Pasal 3 ayat 2, Pasal 40 ayat 1; Kovenan Hak Sipil dan Hak Politik Pasal 2 ayat 3 huruf b 6 Mahkamah Agung mengeluarkan Surat Edaran Ketua Mahkamah Agung RI No. MAKUMDIL31IK 2005 tentang Kewajiban setiap PN mengadakan ruang sidang khusus dan ruang tunggu khusus untuk anak yang disidangkan. 7 Himbauan Ketua Mahkamah Agung RI tanggal 16 Juli 2007 untuk menghindari penahanan pada anak dan mengutamakan putusan tindakan, dari pada penjara. 8 Penyelesaian perkara anak dilakukan dengan pendekatan keadilan restoratif 9 Dalam penyelesaian perkara anak dimungkinkan adanya proses pengalihan dari proses formal diversi 10 Perampasan kemerdekaan sebagai upaya terakhir. 11 hakim dalam mengadili anak harus sudah menerapkan sesuai dengan Ketentuan Undang-Undang Pengadilan Anak; Universitas Sumatera Utara 12 hakim yang dijatuhkan sudah memberikan pertimbangan dengan memperhatikan kepentingan terbaik bagi anak yang bersangkutan; 13 putusan hakim yang dijatuhkan sudah pertimbangan dan memperhatikan Litmas Bapas 14 hakim dalam menjatuhkan pemidanaan harus mempertimbangkan Ultimum Remedium. 15 Hakim menerapkan ketentuan hukum bagi anak yang berhadapan dengan hukum harus sesuai dengan Undang-Undang Perlindungan Anak 16 penetapkan batas umur anak, harus konsisten apakah dengan ketentuan yang diatur dalam UU No.3 tahun 1997 tentang Pengadilan Anak atau dengan ketentuan UU No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak 17 dalam mengambil tindakan hukum sudah memperhatikan kepentingan terbaik bagi anak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, bahwa memutuskan pidana penjara merupakan kesempatan terakhir bagi anak Ultimum Remedium. 18 Menyampaikan hasil keputusan pengadilan tentang hukuman yang diberikan kepada terdakwa, kepada Jaksa untuk di daftar di LAPAS menjadi narapidana 19 Menyampaikan hasil keputusan Pengadilan kepada LAPAS anak sebagai instansi fungsional terkait. Universitas Sumatera Utara b. Kepolisian Dalam mewujudkan sistem peradilan yang baik bagi anak pemerintah dan Mahkamah Agung telah mempunyai komitmen: 145 1 Kepolisian sejak tahun 2003 bekerja sama dengan Unicef, telah menyusun modul, sekaligus melaksanakan training penanganan anak berhadapan dengan hukum di beberapa daerah. 2 Bareskrim mengeluarkan TR No. 1124 tahun 2006 dan TR 395 tahun 2008 tentang penanganan anak dengan diversi. 3 Melakukan training penanganan anak di internal di lingkungan kepolisian 4 Dilakukan kunjungan lapangan untuk mengetahui perkembangan pelaku yang mendapat tindakan Restorative Justice 146 5 Meminta Litmas Bapas untuk setiap anak yang berhadapan dengan hukum 6 Mengadakan rapat koordinasi bulanan di kepolisian melibatkan jejaring anak yang berhadapan dengan hukum 7 menyediakan kotak layanan pengaduan masyarakat 8 mendata jumlah kasus yang diRestorative Justice, dan dilimpahkan ke kejaksaan setiap bulan 9 melakukan pendampingan oleh Bapas, pekerja sosial, Lembaga Sosial Anak LSA, Lembaga Bantuan Hukum LBH, Lembaga Perlindungan Anak LPA dalam proses penyidikan di ruangan khusus yang diperuntukkan utuk itu; 10 melakukan tugas mengacu pada azas profesionalitas 145 Apong, Op.cit 146 DraftSistematikaProsedur standar operasional PSOPenanganan anak yangberhadapan hukum, hal.30 , Op.cit Universitas Sumatera Utara 11 aparat melakukan tindakan dalam penanganan kasus per kasus yang dihadapi sesuai dengan proseduraturanhukum yang menjadi tanggung jawabnya; 12 memaksimalkan hasil proses hukum ditingkat kepolisian agar tidak dilanjutkan ketingkat lembaga kejaksaan 13 meningkatkan mekanisme kerja antara Kepolisian dan BAPAS. 14 Polisi yang melakukan penangkapan dan penahanan berkewajiban untuk membuat dan menyampaikan laporan kepada atasannya, dan pemberitahuan kepada Bapas, kejaksaan dan keluarga yang bersangkutan keluarga anak 147 c. Kejaksaan 1 Surat Edaran jaksa Agung RI Nomor SE- 002j.a41989 tentang penuntutan terhadap anak 2 Surat jaksa agung muda tindak pidana umum Nomor B-532E111995 tanggal 9 November 1995 perihal petunjuk teknis tentang penuntutanterhadap anak 3 Surat jaksa agung muda tindak pidana umum Nomor B- 741EEpo.1XII1998 tanggal 15 desember 1998 Perihal pelaksanaan Undang-undang No. 3 Taun 1997 tentang Pengadilan anak 4 Undang-undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang kejaksaan RI 148 147 Ibid 148 Apong, Op.cit. Universitas Sumatera Utara 5 Jaksa Penuntut Umum dalam penanganan perkara anak dala melakukan penahanan dan penuntutan harus lebih memperhatikan kepentingan terbaik anak dengan memperhatikan Litmas Bapas, dan memberikan pertimbangan baik secara sosial maupun psikologi anak 6 mendata jumlah perkara anak yang telah diterima dari penyidik POLRI 7 mendata jumlah perkara yang telah dan yang belum dilakukan penuntutan dan apa sebabnya 8 menyediakan buku register khusus anak 9 mendata jumlah perkara yang telah dilaksanakan eksekusi atasan putusan yang memperoleh kekuatan hukum tetap”inkracht” dan diberitahukan kepada BAPAS. 10 tuntutan Jaksa harus memperhatikan dan memenuhi kepentingan terbaik bagi anak 11 Jaksa dalam melakukan pemeriksaan sebaiknya tidak lagi menggunakan pakaian seragam dinas seperti yang digunakan pada pemeriksaan orang dewasa 12 Menerapkan dengan maksimal Petunjuk Tekhnis Jampidum No. B- 532E111995, tanggal 9 November 1995 13 Setiap Kantor Kejaksaan harus mempunyai buku register khusus pidana anak dan membuat laporan bulanan khusus perkara pidana anak 14 Jaksa menyusun laporan yang berisi tuntutan hukum atau membebaskan dari tuntutan hukum dalam rangka proses hukum di pengadilan dengan pertimbangan dari BAPAS dalam proses hukum di pengadilan Universitas Sumatera Utara 15 Jaksa menetapkan beratringannya tuntutan berdasarkan ketentuan yang berlaku dengan memperhatikan kepentingan terbaik bagi anak 16 Pelaporan lengkap dibuat setiap 6 enam bulan sekali oleh tim yang ditunjuk bendasarkan kesepakatan dalam rapat koordinasi. Pelaporan berisi: 1 Jumlah, jenis kasus dan ketentuan pidana yang didakwakan 2 Jumlah perkara yang dihentikan penuntutannya 3 Jumlah dan jenis kasus yang mendapat keputusan di Pengadilan 4 Jenis putusan yang dijatuhkan pengadilan.

4. Upaya dari masyarakat