BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Sistem peradilan pidana edukatif yang dimaksud adalah pemberian tindakan
khusus yang memperhatikan kepentingan anak dalam setiap tahap peradilan dengan Integrated Criminal Justice Administrasion Proses penangangan
yang edukatif terhadap anak pelaku tindak pidana dilakukan pada setiap tahapan dalam sistem peradilan pidana baik dalam tahap prajudikasi,
judikasi, dan pasca judikasi secara umum yaitu : a.
Memperhatikan hak anak, baik hak sebagai anak secara umum dan hak anak dalam persidangan.
b. Tidak melakukan tindakan tidak wajar yang dapat menimbulkan trauma
pada anak c.
Aparat penegak hukum dalam setiap tahapan proses peradilan tidak menggunakan seragam resmi
d. Aparat penegak hukum tidak “melabelisasi” anak
e. Mengusahakan diversi berhasil dalam setiap tahapan peradilan
2. Penerapan prinsip diversi dan restorative justice pada sistem peradilan
pidana anak a.
Penerapan diversimerupakan pengarahan penggunaan hak diskresi oleh aparat penegak hukum untuk mengurangi kekuatan hukum pidana dalam
menangani perkara terutama perkara anak, penerapan konsep tersebut
Universitas Sumatera Utara
dilakukan dalam setiap tahap dalam sistem peradilan yaitu pada tahap penyidikan, penuntutan bahkan pengadilan.
b. Penyelesaian kasus dengan konseprestoratifadalah penyelesaian yang
berorientasi pada rehabilitasi, pembinaan dan pemulihan hubungan baik antara pelaku ,korban dan masyarakat bukan retributif.
3. Hambatan yang ada dalam mewujudkan sistem peradilan pidana yang
edukatif dan upaya mengatasinya : a.
Hambatan yang ada : 1
Segi yuridis atau peraturan perundang-undangan itu sendiri yang belum dengan memadai memuat pengaturan yang dibutuhkan.
2 Jumlah aparat penegak hukum yang belum memenuhi syarat dalam
proses penanganan khusus anak 3
Kurangnya partisipasi masyarakat. 4
Kurangnya pengetahuan aparat penegak hukum di Indonesia terhadap perlakuan dan penerapan kasus anak menjadi salah satu
faktor bahwa kepentingan anak sering terabaikan
,
peraturan yang ada selama ini belum terealisasikan dengan baik seperti pembangunan
rumah tahanan khusus anak 5
Belum tersosialisasikannya peraturan yang akan diberlakukan. b.
Upaya yang dapat dilakukan: 1
Polisi, Bapas, Jaksa, Hakim, Lapas perlu diberi pelatihan dan bengkel kerja. Tujuannya agar mereka dapat lebih efektif dan efisien
dalam merespon dilaksanakannya Restorative Justice.
Universitas Sumatera Utara
2 Public awareness atau pendidikan publik dapat diselenggarakan bagi
peningkatan pemahaman dan kualitas penegak hukum atau aparat maupun masyarakat.
B. Saran