Desain Penelitian Definisi Operasional Variabel

2. Saham perusahaan manufaktur yang masih aktif diperdagangkan di BEI selama periode Januari 2012 hingga Desember 2015. Suatu saham dianggap aktif diperdagangkan apabila frekuensi perdagangan saham tersebut tidak kurang dari 150 kali perdagangan dalam periode 6 bulan. 3. Data saham perusahaan manufaktur selama periode yang diteliti dari Januari 2012 hingga Desember 2015 tersedia secara lengkap.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode dokumentasi, dimana data yang dikumpulkan berupa data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id dan finance.yahoo.com, yang meliputi: 1. Data harga saham individual bulanan dan data harga pasar saham yang diwakili oleh Indeks Harga Saham Gabungan IHSG. 2. Closing price untuk masing-masing saham selama periode pengamatan.

F. Teknik Analisis Data

Perhitungan dan pengolahan data pada penelitian ini menggunakan metode yang digunakan oleh De Bondt dan Thaler 1985. Teknik analisis data yang akan digunakan untuk menguji hipotesis adalah One Sample t-test. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Tahap Pembentukan Portofolio

a. Membentuk serangkaian periode observasi replikasi yang terdiri atas periode pembentukan dan periode pengujian portofolio. Tiap- tiap sub periode memiliki durasi 6 bulan. Berdasarkan rentang periode penelititan 2012 – 2015, maka didapatkan 7 sub periode pembentukan portofolio dan 7 sub periode pengujian portofolio. Tabel 1. Periode Pembentukan dan Periode Pengujian Portofolio Winner dan Loser Periode Observasi Periode Pembentukan Periode Pengujian I Januari – Juni 2012 Juli – Desember 2012 II Juli – Desember 2012 Januari – Juni 2013 III Januari – Juni 2013 Juli – Desember 2013 IV Juli – Desember 2013 Januari – Juni 2014 V Januari – Juni 2014 Juli – Desember 2014 VI Juli – Desember 2014 Januari – Juni 2015 VII Januari – Juni 2015 Juli – Desember 2015 Sumber: data diolah 2016 b. Mencari nilai Abnormal Return dari masing-masing saham setiap bulan dengan langkah-langkah sebagai berikut. 1 Mencari keuntungan aktual Return Realisasi saham bulanan selama periode yang diteliti dengan rumus: R it = Sumber: Jogiyanto 2010 Keterangan: R it : Return Realisasi saham i pada bulan t P it : harga saham i pada bulan t P it-1 : harga saham i pada bulan t-1 2 Menghitung return ekspektasi per bulan selama periode yang diteliti dengan market-adjusted model. Dalam model ini, return ekspektasi sama dengan Return Indeks Pasar Market Return, sehingga return ekspektasi dapat dihitung dengan rumus: R Mt = Sumber: Jogiyanto 2010 Keterangan: R Mt : Market Return pada waktu t IHSG t : Indeks Harga Saham Gabungan bulan ke-t IHSG t-1 : Indeks Harga Saham Gabungan bulan ke- t-1 3 Mencari Abnormal Return saham dengan cara mengurangkan Return Realisasi dengan Market Return saham. AR it = R it – R Mt Sumber: Jogiyanto 2010 Keterangan: AR it :Abnormal Return sekuritas ke-i pada ke-t R it :Return Realisasi untuk sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t R Mt :Market Return pada bulan ke-t c. Menghitung nilai Cumulative Abnormal Return CAR setiap 6 bulan pada periode pembentukan portofolio, dari masing-masing sampel saham dengan rumus: ∑ AR it t i=1 Sumber: Jones 2014 Keterangan: CAR it : Cumulative Abnormal Return saham i pada waktu t AR it : Abnormal Return saham i pada waktu t d. Selanjutnya disusun ranking nilai CAR saham setiap periode. Nilai CAR diurutkan dari nilai terbesar ke nilai terkecil descending. Dari peringkat tersebut dapat dibentuk portofolio saham winner dan loser. Portofolio winner terdiri dari 20 saham dengan CAR tertinggi, sedangkan portofolio loser terdiri dari 20 saham dengan CAR terendah.

2. Tahap Pengujian Portofolio

a. Setelah terbentuk portofolio winner dan loser, selanjutnya dilakukan perhitungan average abnormal return AAR. AAR merupakan rata- rata dari Abnormal Return seluruh saham di setiap bulan dari masing-masing portofolio yang dihitung dengan rumus: ∑ Sumber: Jogiyanto 2010 Keterangan: AAR t : average abnormal return saham pada bulan t AR it : Abnormal Return saham i pada bulan t n : jumlah saham b. Dari nilai AAR ini kemudian dihitung nilai cumulative average abnormal return CAAR, yaitu akumulasi dari rata-rata Abnormal