Penelitian yang Relevan KAJIAN PUSTAKA

dari portofolio winner-loser memenuhi anomali overreaction dan terjadi efek pembalikan reversal pada kedua portofolio saham. 6. Penelitian oleh Octavio dan Lantara 2014 dilakukan pada saham yang termasuk dalam Indeks Kompas 100 periode Januari 2010-Juli 2010 dengan periode observasi pada Januari 2010-Desember 2012. Metode analisis yang digunakan adalah uji beda independent sample t-test untuk melihat signifikansi fenomena market overreaction yang ditandai dengan pembalikan abnormal return portofolio saham loser dan winner. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa market overreaction hanya ditemukan pada portofolio loser dan terjadi hanya pada periode jangka pendek 6 bulan. Dari pola pergerakan masing-masing portofolio, terlihat bahwa ada kecenderungan terjadinya pembalikan return terutama setelah periode jangka pendek. Hasil uji beda abnormal return portofolio winner dan portofolio loser menunjukkan bahwa tidak terdapat market overreaction pada portofolio winner, sedangkan pada portofolio loser, market overreaction terjadi pada hampir seluruh periode pengujian. 7. Penelitian oleh Maharani dan Witiastuti 2015 dilakukan pada seluruh saham yang ada di BEI periode 2009-2013 dengan membagi periode pengamatan dalam periode triwulan, semester, dan tahunan. Hasil pengujian pada periide triwulan menunjukkan bahwa portofolio loser mengungguli portofolio winner pada bulan ke-2 dan ke-3. Pada pengujian periode semester, portofolio loser mengungguli portofolio winner pada bulan ke-3, ke-5, dan ke-6. Pada periode tahunan, pembalikan terjadi pada bulan ke-3, ke-6, ke-9, dan ke-12. Nilai signifikansi dari uji one sample t- test menghasilkan angka lebih dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi market overreaction di BEI, tetapi secara tidak signifikan. Market overreaction terjadi tidak secara konstan, melainkan secara separatis.

C. Kerangka Berpikir

1. Average Cumulative Abnormal Return ACAR portofolio winner memiliki perbedaan nilai negatif atau lebih kecil dari nol Dalam hipotesis pasar efisien, investor diasumsikan sebagai makhluk yang rasional, sehingga dalam pengambilan keputusannya selalu berdasarkan ekspektasi rasional. Akan tetapi, dalam teori perilaku pasar dijelaskan bahwa keputusan investor tidak hanya berdasarkan rational expectation, tetapi turut dipengaruhi oleh faktor psikologis. Adanya peranan faktor psikologis dalam pengambilan keputusan investor menjadi salah satu sebab terjadinya suatu keadaan yang bertentangan dengan konsep pasar efisien anomali pasar. Salah satu anomali yang terjadi di pasar modal adalah fenomena market overreaction. Berdasarkan market overreaction hypothesis suatu informasi baru akan ditanggapi berlebihan oleh pelaku pasar, termasuk dengan informasi baru yang bersifat baik good news. Adanya good news membuat investor menilai harga saham terlalu tinggi. Selanjutnya investor akan memutuskan untuk membeli saham, yang membuat permintaan saham tersebut meningkat. Permintaan yang meningkat menyebabkan harga saham naik, demikian juga dengan return saham. Pada saat euforia akan good news tersebut telah memudar, maka permintaan saham akan mulai menurun. Penurunan permintaan saham membuat harga dan return saham menurun. Koreksi pasar ini menyebabkan pembalikan return, dimana saham dengan return tinggi pada periode pembentukan saham winner akan mengalami penurunan return hingga negatif dan menjadi saham loser Adanya pembalikan return dapat dilihat dari nilai Average Cumulative Abnormal Return ACAR portofolio saham winner. Perbedaan nilai ACAR dengan nol yang mengarah ke nilai negatif berarti portofolio winner pada periode pengujian mengalami penurunan return. Penurunan nilai saham winner pada periode pengujian mengindikasikan adanya pembalikan return pada saham winner. 2. Average Cumulative Abnormal Return ACAR portofolio loser memiliki perbedaan nilai positif atau lebih besar dari nol Salah satu faktor yang memengaruhi harga saham adalah adanya suatu informasi. Dalam konsep pasar efisien, harga saham mencerminkan seluruh informasi yang relevan, mencakup informasi masa lalu dan informasi saat ini. Oleh karena itu setiap investor memiliki kesempatan yang sama atas informasi tersebut, sehingga investor tidak dapat menggunakannya untuk memperoleh abnormal return. Akan tetapi pertimbangan investor tidak hanya berdasarkan informasi yang berkaitan dengan pasar modal saja, melainkan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologis. Salah satu faktor psikologis yang memengaruhi pengambilan keputusan yaitu bahwa investor memiliki kecenderungan untuk memberikan bobot lebih pada informasi saat ini daripada informasi- informasi sebelumnya. Market overreaction hypothesis menyatakan bahwa adanya informasi baru akan ditanggapi secara berlebihan oleh pelaku pasar. Ketika ada informasi yang bersifat buruk bad news, investor akan menilai harga saham terlalu rendah. Apabila hal ini diikuti dengan keputusan para investor untuk menjual saham yang dimiliki, maka penawaran saham tersebut akan meningkat. Peningkatan penawaran menyebabkan harga saham turun, yang berari return saham juga turun. Saat informasi tersebut telah berlalu, penawaran akan kembali turun dan harga serta return saham akan naik kembali. Koreksi ini menyebabkan pembalikan return saham yang semula rendah menjadi tinggi pada periode berikutnya. Saham yang tergolong dalam saham loser akan berbalik menjadi saham winner. Ada tidaknya pembalikan return dapat dilihat dari perhitungan Average Cumulative Abnormal Return ACAR. ACAR merupakan nilai rata-rata dari jumlah abnormal return saham pada masing-masing portofolio. Perbedaan nilai ACAR loser dengan nol yang mengarah ke nilai positif berarti Average Cumulative Abnormal Return portofolio loser pada periode pengujian mengalami peningkatan. 3. Selisih Average Cumulative Abnormal Return ACAR portofolio loser dan portofolio winner memiliki nilai positif atau lebih besar dari nol Market overreaction hypothesis menyatakan bahwa pelaku pasar akan menetapkan harga saham terlalu tinggi dalam bereaksi terhadap informasi baik, dan menilai harga saham terlalu rendah sebagai reaksi dari informasi buruk. Fenomena ini akan berbalik ketika pasar menyadari telah bereaksi berlebihan. Pembalikan ini ditunjukkan oleh penurunan harga saham yang sebelumnya berpredikat winner dan naiknya harga saham yang sebelumnya berpredikat loser. Saham-saham yang pada periode pembentukan memiliki abnormal return tinggi cenderung menurun pada periode pengujian, demikian sebaliknya, saham dengan abnormal return rendah pada periode pembentukan akan meningkat pada periode pengujian. Selisih Average Cumulative Abnormal Return antara portofolio loser dan portofolio winner yang bernilai positif menunjukkan bahwa pembalikan arah abnormal return terjadi pada kedua portofolio saham. Nilai positif ini mengindikasikan bahwa kinerja portofolio loser mampu mengungguli kinerja portofolio winner. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat gejala market overreaction di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian. Adanya anomali ini memungkinkan investor untuk menerapkan strategi investasi kontrarian.

D. Paradigma Penelitian

Gambar 1. Paradigma Penelitian

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Ha 1 : Average Cumulative Abnormal Return ACAR portofolio winner memiliki perbedaan nilai negatif atau lebih kecil dari nol. Ha 2 : Average Cumulative Abnormal Return ACAR portofolio loser memiliki perbedaan nilai positif atau lebih besar dari nol. Ha 3 : Selisih Average Cumulative Abnormal Return ACAR portofolio loser dan portofolio winner memiliki perbedaan nilai positif atau lebih besar dari nol. Uji beda One Sample t-test Selisih ACAR Portofolio Loser dan Portofolio Winner Average Cumulative Abnormal Return ACAR Portofolio Winner Average Cumulative Abnormal Return ACAR Portofolio Loser