Uji Hipotesis Portofolio Loser

Ha 3 ditolak . Hal ini berarti selama periode penelitian, kinerja portofolio saham loser tidak dapat mengungguli kinerja portofolio saham winner. Tidak terjadi pembalikan peran antara kedua portofolio, sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terjadi gejala market overreaction.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk menganalisis gejala market overreaction pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2012-2015. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala overreaction dapat dilihat melalui nilai ACAR portofolio winner dan portofolio loser pada seluruh periode observasi. 1. Average Cumulative Abnormal Return ACAR Portofolio Winner Hipotesis pertama pada penelitian ini yaitu “Average Cumulative Abnormal Return ACAR portofolio winner memiliki perbedaan nilai negatif atau lebih kecil dari nol ”. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ACAR winner berbeda dengan nol secara positif dan signifikan. Hal ini dibuktikan dengan nilai t hitung positif 3,161 dan nilai signifikansi lebih kecil dari α 0,025 0,05. Oleh karena itu, hipotesis yang menyatakan bahwa ACAR winner memiliki perbedaan negatif dari nol ditolak. Saham winner mengalami penurunan tetapi tidak mengalami pembalikan reversal, yang ditunjukkan dengan nilai ACAR winner yang tetap positif. Selama periode penelitian ini investor pemegang saham winner tetap mendapatkan return yang positif. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Yunita 2012, yang menyatakan bahwa terjadi penurunan pada portofolio winner tetapi penurunan tersebut tidak signifikan. 2. ACAR Portofolio Loser Hipotesis kedua pada penelitian ini adalah “Average Cumulative Abnormal Return ACAR portofolio loser memiliki perbedaan nilai positif atau lebih besar dari nol ”. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ACAR loser berbeda dengan nol secara negatif dan signifikan. Hal ini dibuktikan dengan nilai t hitung yang bertanda negatif -6,764 dan nilai signifikansi lebih kecil dari α 0,001 0,05. Oleh karena itu, hipotesis yang menyatakan bahwa ACAR loser memiliki perbedaan positif dari nol ditolak . Saham loser tidak mengalami pembalikan ke arah positif, tetapi justru mengalami penurunan nilai. Investor pemegang saham loser tetap mendapatkan return negatif selama periode penelitian ini. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Najmudin 2012, yang menyatakan bahwa terjadi penurunan pada portofolio loser sehingga saham loser tetap dalam posisi loser. 3. ACAR Portofolio Loser - Winner Hipotesis ketiga pada penelitian ini adalah “Selisih Average Cumulative Abnormal Return ACAR portofolio loser dan portofolio winner memiliki nilai positif atau lebih besar dari nol ”. Hasil analisis menunjukkan bahwa selisih nilai ACAR portofolio loser dan winner bernilai negatif. Hal ini mengindikasikan tidak adanya pembalikan peran antara kedua portofolio saham. Hasil uji hipotesis menghasilkan nilai t hitung bertanda negatif - 9,841 dan nilai signifikansi kurang dari α 0,000 0,05, yang berarti selisih ACAR loser dan ACAR winner memiliki perbedaan negatif dan signifikan dengan nol. Oleh karena itu, hipotesis yang menyatakan bahwa selisih ACAR loser dan ACAR winner memiliki perbedaan positif dengan nol ditolak. Tidak terjadi pembalikan peran antara portofolio saham winner dan loser di seluruh periode observasi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Pasaribu 2011, yang menyatakan bahwa tidak terjadi gejala overreaction di seluruh periode pengujian. Secara keseluruhan, kinerja portofolio saham loser tidak mengungguli kinerja portofolio saham winner. Dengan demikian hasil penelitian ini menyatakan bahwa tidak terjadi gejala market overreaction pada saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia pada periode 2012-2015. Hasil penelitian ini mendukung hipotesis pasar efisien sekaligus menunjukkan bahwa pasar saham di Bursa Efek Indonesia telah efisien dalam bentuk lemah. Investor tidak dapat memperoleh abnormal return dengan mengandalkan informasi historis yang ada, sehingga investor cenderung lebih aktif. Bentuk efisien pasar di BEI ini dapat disebabkan oleh semakin banyaknya investor yang aktif di pasar saham. Seperti diketahui saat ini masyarakat semakin menyadari pentingnya berinvestasi. Sebagai salah satu