2. Harga Saham dan IHSG
Menurut Horne 1997, harga saham merupakan barometer kinerja bisnis perusahaan emiten. Pemegang saham yang tidak puas dengan
kinerja perusahaan dapat menjual saham yang dimilikinya. Fluktuasi harga saham ditentukan oleh permintaan dan penawaran di bursa. Apabila
jumlah penawaran lebih tinggi dari jumlah permintaan, maka harga saham cenderung turun. Sebaliknya, semakin banyak investor yang ingin
membeli suatu saham, maka harga saham tersebut akan semakin naik.
Husnan 2005 menyatakan bahwa saham merupakan bukti kepemilikan hak pemodal untuk memperoleh bagian dari prospek atau
kekayaan perusahaan emiten dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya. Menurut Jogiyanto 2010, harga
saham adalah harga suatu saham yang terjadi di pasar bursa pada waktu tertentu. Harga saham banyak ditentukan oleh pelaku pasar melalui
mekanisme permintaan dan penawaran di pasar modal. Namun demikian, berdasarkan random walk theory, pola harga saham
tidak dapat diprediksi, harga saham bergerak secara acak random walk Kendall, 1953 dalam Samsul, 2006. Fluktuasi harga saham juga
dipengaruhi oleh adanya informasi baru, dimana informasi tersebut tidak diketahui kapan akan diterima. Meskipun perkiraan harga saham tetap
dilakukan, akan tetapi hal tersebut tidak menjamin kebenarannya, karena sifat informasi baru yang unpredictable.
Untuk mengetahui pergerakan harga saham, investor dapat memantau melalui indeks harga saham. Indeks harga saham adalah indikator atau
cerminan pergerakan harga saham. Indeks merupakan salah satu pedoman bagi investor untuk melakukan investasi di pasar modal, khususnya
saham. Indeks Harga Saham Gabungan IHSG disebut juga dengan indeks pasar market index, adalah salah satu jenis indeks harga saham
yang ada di Bursa Efek Indonesia BEI. Menurut Sunariyah 2004 IHSG adalah catatan terhadap perubahan-perubahan maupun pergerakan harga
saham sejak mulai pertama kali beredar sampai pada suatu saat tertentu. Indeks ini menjadi alat ukur untuk menilai situasi pasar secara umum,
apakah harga saham mengalami kenaikan atau penurunan. Di Indonesia, IHSG dapat digunakan sebagai gambaran ekonomi nasional. Jika IHSG
mengalami peningkatan, maka dapat dikatakan bahwa ekonomi nasional dalam keadaan baik, demikian pula sebaliknya.
3. Pasar Efisien
Hipotesis pasar efisien menyatakan bahwa tidak ada pelaku pasar dapat memperoleh abnormal return. Fama 1970 dalam Jogiyanto 2010
mengatakan bahwa hipotesis pasar efisien merupakan suatu keadaan dimana harga-harga sekuritasnya merefleksikan secara penuh seluruh
informasi yang tersedia. Menurut Jones 2014 harga suatu saham menunjukkan dua jenis informasi, yaitu informasi yang sudah diketahui
dan informasi yang bersifat dugaan. Ada dua macam informasi yang sudah diketahui, yaitu informasi masa lalu dan informasi saat ini. Beaver