Uji Hipotesis Portofolio Loser-Winner
menunjukkan bahwa selisih nilai ACAR portofolio loser dan winner bernilai negatif. Hal ini mengindikasikan tidak adanya pembalikan peran
antara kedua portofolio saham. Hasil uji hipotesis menghasilkan nilai t
hitung
bertanda negatif - 9,841 dan nilai signifikansi kurang dari α 0,000
0,05, yang berarti selisih ACAR loser dan ACAR winner memiliki perbedaan negatif dan signifikan dengan nol. Oleh karena itu, hipotesis
yang menyatakan bahwa selisih ACAR loser dan ACAR winner memiliki
perbedaan positif dengan nol ditolak.
Tidak terjadi pembalikan peran antara portofolio saham winner dan loser di seluruh periode observasi. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian Pasaribu 2011, yang menyatakan bahwa tidak terjadi gejala overreaction di seluruh periode pengujian.
Secara keseluruhan, kinerja portofolio saham loser tidak mengungguli kinerja portofolio saham winner. Dengan demikian hasil penelitian ini
menyatakan bahwa tidak terjadi gejala market overreaction pada saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia pada periode 2012-2015.
Hasil penelitian ini mendukung hipotesis pasar efisien sekaligus menunjukkan bahwa pasar saham di Bursa Efek Indonesia telah efisien dalam
bentuk lemah. Investor tidak dapat memperoleh abnormal return dengan mengandalkan informasi historis yang ada, sehingga investor cenderung lebih
aktif. Bentuk efisien pasar di BEI ini dapat disebabkan oleh semakin banyaknya investor yang aktif di pasar saham. Seperti diketahui saat ini
masyarakat semakin menyadari pentingnya berinvestasi. Sebagai salah satu
sarana investasi, pasar saham menjadi alternatif yang diminati masyarakat. Hal ini membuat jumlah investor yang aktif di Bursa Efek Indonesia semaikn
meningkat. Tidak adanya gejala market overreaction pada Bursa Efek Indonesia tidak
mendukung penerapan strategi investasi kontrarian. Investor tidak dapat membeli saham loser pada periode pembentukan dan menjualnya pada
periode berikutnya, karena return yang dihasilkan tetap negatif. Strategi ini cukup berisiko untuk diterapkan di Bursa Efek Indonesia terutama pada
saham perusahaan manufaktur.
83