40
B. Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh sebagai berikut:
1. Luqy Cinttya Deby 2015 yang berjudul “Proses Pembelajaran
Pendidikan Jasmani Anak Tunagrahita di SLB Negeri 1 Sleman ”.
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan diketahuinya media
pembelajaran, sarana
prasarana, evaluasi,
dan cara
memodifikasi alat di SLB Negeri 1 Sleman dapat digunakan untuk pemanfaatan di sekolah luar biasa lainnya.
2. Tresnaning Putri 2013 yang berjudul “Pelaksanaan Pembelajaran
Pendidikan Jasmani Adaptif Untuk Siswa-Siswi Auits Kelas Tinggi Bina Anggita Yogyakarta”. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif jenis deskriptif. Teknik pengumpulan datanya dengan observasi non partisipan, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian
menunjukan bahwa pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani adaptif siswa-siswa autis berjalan dengan baik mulai dari perncanaan,
pelaksanaan dan evaluasi dan memenuhi tujuan-tujuan dari penjas adaptif.
C. Kerangka Berfikir
Pendidikan jasmani merupakan pembelajaran yang di dalamnya melibatkan aktivitas jasmani peserta didik yang dilakukan secara
41
sistematis untuk meningkatkan keterampilan jasmani, sosial, dan intelektual. Pada anak tunagrahita mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang tidak normal, anak tunagrahita memiliki keterbatasan intelektual, yaitu di bawah rata-rata siswa regular dan mengalami
kecakapan motorik yang kurang, anak tunagrahita mengalami rentang perhatian yang pendek serta lambat dalam memberi reaksi sehingga dalam
pembelajaran penjas adaptif lebih ditekankan terhadap kebutuhan bagi anak tunagrahita dengan kemampuan yang dimiliki agar bisa mengikuti
pembelajaran penjas secara maksimal. Dalam hal ini guru penjas memodifikasi pembelajaran penjas sesuai
kebutuhan dan hambatan yang dimiliki anak tunagrahita agar mampu mengikuti pembelajaran sesuai dengan kemampuan dan kapasitasnya.
Kerangka berfikir tersebut dapat digambarkan melalui diagram sebagai berikut:
Anak tunagrahita
Anak tunagrahita
mengalami hambatan
intelektual, rentang ingatan yang pendek, dan kecakapan motorik yang kurang. Secara fisik
normal seperti siswa regular namun mengalami hambatan dalam perkembangan dan pertumbuhan
42
Anak tunagrahita tidak didampingi GPK, materi tidak disesuaikan dengan kebutuhan namun disamakan
dengan siswa reguler, sarana dan prasarana kurang mendukung pembelajaran, tidak dibuatnya RPI anak
tunagrahita ketika melakukan pembelajaran penjas adaptif
Guru penjas memodifikasi pembelajaran pendidikan jasmani khusus untuk siswa tunagrahita sesuai dengan
kebutuhan dan hambatan yang dimiliki agar siswa dapat mengikuti pembelajaran sesuai dengan kapasitas
dan kemampuannya
43
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif. Menurut Suharsimi Arikunto
2006: 234 penelitian desktiptif merupakan penelitian bukan eksperimen karena tidak dimaksudkan untuk mengetahui akibat dari suatu perlakuan.
Menurut Nurul Zuriah 2006: 47 penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta atau kejadian-
kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Menurut Andi Prastowo 2011: 203 metode penelitian
deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha mengungkap fakta suatu kejadian, objek, aktivitas, proses dan manusia secara “apa adanya”
pada waktu sekaran atau jangka waktu yang masih memungkinkan dalam ingatan responden. Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat
disimpulkan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk tujuan tertentu dengan cara mengamati, mengungkap gejala-gejala
atau fakta kejadian dengan “apa adanya”. Pendekatan kualitatif dalam penelitian diterapkan dimana data-data
yang telah dikumpulkan hanya disajikan dalam bentuk analisa berdasarkan logika. Penelitian ini dilakukan pada obyek yang alamiah. Alamiah adalah
tidak ada manipulasi oleh peneliti, murni dan sebenarnya. Oleh karena itu, subyek dalam penelitian ini tidak mendapatkan treatment oleh peneliti.
Peran peneliti hanyalah mengamati dan menggambarkan pelaksanaan