8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Kajian Tentang Anak Tunagrahita
a. Pengertian Anak Tunagrahita
Tunagrahita adalah kata lain dari retardasi mental Mental Retardation. Arti harfiah dari perkataan tuna adalah merugi
sedangkan grahita artinya pikiran. Seperti namanya, tunagrahita ditandai oleh ciri utamanya adalah kelemahan dalam berpikir atau
bernalar. Akibat dari kelemahan tersebut anak tunagrahita memiliki kemampuan belajar dan adaptasi sosial berada di bawah rata-rata
Mumpuniarti, 2007: 7. Menurut Hillaard dan Kirman Smith, et all, 2002: 43
memberikan beberapa penjelasan tentang anak tunagrahita adalah “People who are mentally retarded over time have been referred to
as dumb, stupid immature, defective, subnormal, incompetent, and dull. Term such as idiot, imbecility, defective, subnormal,
incompetent, a dull, term such as idiot\, imbecile moral, and feebleminded were commonly used historically to label this
population although the word food revered to those who care mentally ill. And the word idiot was directed toward individuals
who errs severely retarded. These term were frequently used interchangeably. Maksudnya adalah diwaktu yang lalu orang-
orang menyebut retardasi mental dengan istilah dungu dumb, bodoh stupid, tidak masak immature, cacat defective kurang
sempurna deficient, dibawah normal subnormal, tidak mampu incompetent, dan tumpul dull.
Menurut Bob Algoziline 2006: 9 menyatakan bahwa keterbelakangan mental adalah istilah yang digunakan ketika
fungsi mental mengalami gangguan pada keterampilan seperti
9
berkomunikasi, mengurus diri sendiri, dan fungsi sosial yang menyebabkan seorang anak belajar dan berkembang lebih lambat.
Menurut Mumpuniarti 2007: 5 istilah tunagrahita disebut hambatan
mental mentally
handicap untuk
melihat kecenderungan kebutuhan khusus pada meraka, hambatan mental
termasuk penyandang lamban belajar maupun tunagrahita, yang dahulu dalam bahasa Indoneisa disebut istilah bodoh, tolol, dungu,
tuna mental atau keterbelakangan mental, sejak dikelurkan PP Pendidikan Luar Biasa No. 72 tahun 1991 kemudian digunakan
istilah Tunagrahita. Menurut Japan League for the Mentally retarded dalam
Muljono Abdurrachman 1994: 20 menyatakan yang dimaksud dengan retardasi mental ialah 1 fungsi intelektualnya lamban,
yaitu IQ 70 ke bawah berdasarkan tes intelegensi baku, 2 kekurangan dalam perilaku adaptif, dan 3 terjadi pada masa
perkembangan, yaitu antara masa konsepsi hingga usia 18 tahun. Menurut Edgare Dole dalam Mumpuniarti 2000: 27
menyatakan: Jadi seseorang dianggap cacat mental jika ditandai: 1 tidak berkemampuan secara sosial dan tidak mampu mengelola
dirinya sendiri sampai tingkat usia dewasa; 2 mental di bawah normal; 3 terlambat kecerdasannya sejak dari lahir; 4 terlambat
tingkat kemasakanya; 5 cacat mental disebabkan pembawaan dari keturanan atau penyakit; 6 tidak dapat disembuhkan.
10
Menurut Kemis 2013: 10 pengertian tunagrahita adalah sebagai berikut:
1 Kelainan yang meliputi fungsi intelektual umum dibawah rata-
rata sub-average, yaitu IQ 84 ke bawah sesuai tes 2
Kelainan yang muncul sebelum usia 16 tahun 3
Kelainan yang menunjukan hambatan dalam perilaku adaptif Berdasarkan pendapat para ahli diatas tentang anak
tunagrahita dapat disimpulkan bahwa anak tunagrahita adalah anak yang memiliki cacat mental dengan memiliki kecerdasan di bawah
rata-rata sedemikian rupa dibandingkan dengan siswa reguler pada umumnya, memiliki keterbatasan dalam perkembangan tingkah
laku, tidak berkemampuan secara sosial dan tidak mampu mengelola dirinya sendiri sampai tingkat usia dewasa, gangguan
komunikasi, mengalami lambat belajar serta hambatan dalam perilaku adaptif.
b. Karakteristik Anak Tunagrahita