52
mempermudah laporan. Proses pengamatan dilakukan tanpa menggangu kegiatan individu atau kelompok yang diamati.
Pedoman observasi digunakan karena observasi yang dilakukan masuk dalam kelompok observasi terstruktur. Sugiyono 2006:
205 menjelaskan bahwa observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan
diamati, kapan, dan dimana tempatnya. Selain
menggunakan instrumen
penelitian, peneliti
menggunakan catatan lapangan. Catatan lapangan menurut Bogdan dan Biklen dalam JX. Moleong 2009: 208 adalah catatan
tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam
penelitian kualitatif. Proses ini dilakukan setiap kali selesai mengadakan pengamatan atau wawancara, tidak boleh dilalaikan
karena akan tercampur dengan informasi lain dan ingatan seseorang itu sifatnya terbatas. Peneliti dalam hal ini bebas
membuat catatan dan mencatat apa saja yang dilihatnya selama penelitian. Tentu saja yang berhubungan dengan proses belajar
mengajar. Catatan dibuat secara singkat dan jelas sesuai dengan kenyataan yang ada selama pelaksanaan observasi.
b. Wawancara
Wawancara menurut Haris Herdiansyah 2013: 31 adalah sebuah proses interaksi komunikasi yang dilakukan oleh setidaknya
53
dua orang, atas dasar ketersediaan dan dalam setting alamiah, dimana arah pembicaraan mengacu kepada tujuan yang telah
ditetapkan dengan mengedepankan trust sebagai landasan utama dalam proses memahami.
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu, pewawancara yang
mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.
Maksud mengadakaan wawancara menurut Lincoln dan Guba dalam LX. Moleong J 2009: 186 antara lain
mengkontruksikan mengenai
orang, kejadian,
organisasi, perasaaan, motivasi, tuntutan, kepedulian, dan lain-lain kebulatan;
merekontruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lali; memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang
diharapkan untuk dialami pada masa yang akan datang; memverifikasi, mengubah, dan memperluas informasi yang
diperoleh dari orang lain, baik manusia maupun bukan manusia triangulasi; dan memverifikasi, mengubah dan memperluas
konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota.
Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur, yaitu wawancara yang bebas. Peneliti
tidak menggunakan panduan wawancara telah dibuat secara
54
sistematis untuk pengumpulan datanya. Panduan wawancara hanya dibuat secara garis besarnya saja. Wawancara yang digunakan juga
bersifat indent interview yaitu wawancara mendalam antara peneliti dan informan. Wawancara dilakukan dengan informasi kunci.
Wawancara dilakukan dengan informasi kunci yaitu guru penjas untuk anak tunagrahita yang dijadikan subyek penelitian di SD
Negeri Bangunrejo 2. Wawancara dilakukan untuk mengungkap data yang sulit dicari atau ditemukan dengan cara pengamatan
sendiri selain digunakan untuk menyamakan data yang didapat melalui pengamatan. Selain guru penjas, wawancara juga
dilakukan dengan kepala sekolah.
c. Dokumentasi