Pengolahan Pengolahan artinya membuat, menciptakan bahan dasar menjadi benda

Prakarya dan Kewirausahaan 5 Prinsip-Prinsip Belajar, Pembelajaran, dan Penilaian BAB 2 A. Prinsip Pembelajaran Prinsip prakarya dan kewirausahaan adalah karya yang mempunyai nilai keter- jualan oleh karenanya karya tersebut harus memenuhi standar pasar, yaitu: menyenangkan pembeli, nilai kemanfaatan, kreatif serta bertanggungjawab terhadap ciptaannya berdasarkan logika matematis maupun pengetahuan estetis. Secara garis besar dapat dilakukan melalui: - Mengamati lingkungan sekitar baik fisik maupun pasar yang menjadi bahan eksplorasi pencarian, eksperimentasi percobaan dan eksperiensi mem- peroleh pengalaman, melalui kegiatan melihat, membaca, mendengar, mencermatinya, meneliti berbagai objek alami maupun buatan artifisial dengan kunjungan lapangan, kajian pustaka, dan mencipta karya visual; - Mendorong keingintahuan peserta didik setelah melakukan pengamatan berbagai gejala alami, artifisial maupun sosial dengan merumuskan pertanyaan berdasarkan kaitan, pengaruh, dan kecenderungannya; - Mengumpulkan data dan menciptakan karya dengan merumuskan daftar pertanyaan berdasarkan hasil identifikasi, menentukan indikator keterjualan, kelayakan penampilan estetik-ergonomis dengan melakukan wawancara dan atau mengeksplorasi alam dan gejala preferensi pasar marketable sebagai inspriasi menciptakan karya; - Menampilkan kembali hasil ciptaannya secara oral dan karya secara protofolio berdasarkan hasil olahan secara pribadi, kelompok maupun projektif sehingga mempunyai nilai keterjualan serta mempunyai wawasan pasar yang sesuai dengan lingkungan daerah maupun nasional. - Merekonstruksi karya Prakarya secara teknologi, seni dan ekonomis efisiensi dan efektivitas yang dapat dimanfaatkan untuk mengapresiasi karya teknologi terbarukan dan keterjualan. Pencarian Data Analisis Berkarya Presentasi Buku Guru Kelas X SMAMASMKMAK 6 B. Metode Pembelajaran Pengalaman belajar yang paling efektif adalah apabila peserta didikseseo- rang mengalamiberbuat secara langsung dan aktif di lingkungan belajarnya. Pemberian kesempatan yang luas bagi peserta didik untuk melihat, meme- gang, merasakan, dan mengaktifkan lebih banyak indra yang dimilikinya, serta mengekspresikan diri akan membangun pemahaman pengetahuan, perilaku, dan keterampilannya. Oleh karena itu, tugas utama pendidikguru adalah men- gondisikan situasi pengalaman belajar yang dapat menstimulasi atau merang- sang indra dan keingintahuan peserta didik. Hal ini perlu didukung dengan pengetahuan guru akan perkembangan psikologis peserta didik dan kurikulum di mana keduanya harus saling terkait. Saat pembelajaran, guru hendaknya peka akan gaya belajar peserta didik di kelas. Dengan mengetahui gaya belajar peserta didik di kelas secara umum, guru dapat menentukan strategi pembela- jaran yang tepat. Pendidikguru hendaknya menyiapkan kegiatan belajar mengajar yang melibatkan mental peserta didik secara aktif melalui beragam kegiatan, seperti: kegiatan mengamati, bertanya mempertanyakan, menjelaskan, berko- mentar, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, dan sejumlah kegiatan mental lainnya. Guru hendaknya tidak memberikan bantuan secara dini dan selalu menghargai usaha peserta didik meskipun hasilnya belum sempurna. Selain itu, guru perlu mendorong peserta didik supaya peserta didik berbuatberpikir lebih baik, misalnya melalui pengajuan pertanyaan menantang yang ‘menggelitik’ sikap ingin tahu dan sikap kreativitas peserta didik. Dengan cara ini, guru selalu mengupayakan agar peserta didik terlatih dan terbiasa menjadi pelajar sepanjang hayat. Beberapa model pembelajaran yang dapat membuat peserta didik aktif dan dapat dijadikan acuan pengajaran keterampilan di kelas, antara lain seperti berikut. 1. Model Pembelajaran Kolaborasi Pembelajaran kolaborasi collaboration learning menempatkan peserta didik dalam kelompok kecil dan memberinya tugas di mana mereka saling membantu untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan kelompok. Dukungan sejawat, keragaman pandangan, pengetahuan dan keahlian sangat membantu mewu- judkan belajar kolaboratif. Metode yang dapat diterapkan antara lain mencari informasi, proyek, kartu sortir, turnamen, tim quiz. 2. Model Pembelajaran Individual Pembelajaran individu individual learning memberikan kesempatan kepada peserta didik secara mandiri untuk dapat berkembang dengan baik sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Metode yang dapat diterapkan antara lain tugas mandiri, penilaian diri, portofolio, galeri proses. Prakarya dan Kewirausahaan 7 3. Model Pembelajaran Teman Sebaya Beberapa ahli percaya bahwa satu mata pelajaran benar-benar dikuasai hanya apabila seorang peserta didik mampu mengajarkan kepada peserta didik lain. Mengajar teman sebaya peer learning memberikan kesempatan kepada peser- ta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik. Pada waktu yang sama, ia menjadi narasumber bagi temannya. Metode yang dapat diterapkan antara lain: pertukaran dari kelompok ke kelompok, belajar melalui jigso jigsaw, studi kasus dan proyek, pembacaan berita, penggunaan lembar kerja, dll. 4. Model Pembelajaran Sikap Aktivitas belajar afektif affective learning membantu peserta didik untuk menguji perasaan, nilai, dan sikap-sikapnya. Strategi yang dikembangkan dalam model pembelajaran ini didesain untuk menumbuhkan kesadaran akan perasaan, nilai dan sikap peserta didik. Metode yang dapat diterapkan antara lain: mengamati sebuah alat bekerja atau bahan dipergunakan, penilaian diri dan teman, demonstrasi, mengenal diri sendiri, posisi penasihat.

5. Model Pembelajaran Bermain Permainan game sangat berguna untuk membentuk kesan dramatis yang

jarang peserta didik lupakan. Humor atau kejenakaan merupakan pintu pem- buka simpul-simpul kreativitas. Dengan latihan lucu, tertawa, atau tersenyum, peserta didik akan mudah menyerap pengetahuan yang diberikan. Permainan akan membangkitkan energi dan keterlibatan belajar peserta didik. Metode yang dapat diterapkan antara lain: tebak gambar, tebak kata, tebak benda dengan stiker yang ditempel di punggung lawan, teka-teki, sosio drama, dan bermain peran. 6. Model Pembelajaran Kelompok Model pembelajaran kelompok cooperative learning sering digunakan pada setiap kegiatan belajar-mengajar karena selain hemat waktu juga efektif, apalagi jika metode yang diterapkan sangat memadai untuk perkembangan peserta didik. Metode yang dapat diterapkan antara lain proyek kelompok, diskusi terbuka, bermain peran. 7. Model Pembelajaran Mandiri Model pembelajaran mandiri independent learning peserta didik belajar atas dasar kemauan sendiri dengan mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki dengan memfokuskan dan merefleksikan keinginan. Teknik yang dapat diterapkan antara lain apresiasi-tanggapan, asumsi presumsi, visualisasi mimpi atau imaji- nasi, hingga cakap memperlakukan alatbahan berdasarkan temuan sendiri atau modifikasi dan imitasi, refleksi karya, melalui kontrak belajar, maupun terstruktur berdasarkan tugas yang diberikan pertanyaan-inquiry, penemuan- discovery, penemuan kembali-recovery. Buku Guru Kelas X SMAMASMKMAK 8 8. Model Pembelajaran Multimodel Pembelajaran multimodel dilakukan dengan maksud akan mendapatkan hasil yang optimal dibandingkan dengan hanya satu model. Metode yang dikem- bangkan dalam pembelajaran ini adalah proyek, modifikasi, simulasi, interaktif, elaboratif, partisipatif, magang cooperative study, integratif, produksi, demon- strasi, imitasi, eksperiensial, kolaboratif. C. Media dan Sarana Pembelajaran Pada pembelajaran Prakarya, diharapkan guru dan peserta didik dapat menggunakan material dan media yang terdapat di daerah tempat tinggal. Peralatan yang digunakan dapat berupa material sederhana, namun tidak menutup kemungkinan digunakan alat bantu modern. Pemanfaatan media pembelajaran juga mendidik siswa untuk membiasakan diri dengan cara kerja yang memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja K3. Guru maupun peserta didik harus mengetahui prosedur keselamatan sebelum belajar-mengajar berlangsung. Prosedur penjelasan yang bersumber dari pertanyaan apa, mengapa, bagaimana, di mana, dan kapan dalam memper- lakukan sebuah karya harus disampaikan di awal pembelajaran. Biasanya bahaya atas bahan-bahan yang dapat merusak lingkungan maupun kesehatan terdiri atas cairan yang berupa getah resin, asam acid, cairan yang disemprot- kan licquers, ampaskotoran dirt, dan bahan pelarut solven. Bahan-bahan tersebut dikhawatirkan dapat menjadi racun bagi kesehatan jika pemakaiannya tidak mengikuti petunjuk yang benar. Bahaya yang biasa muncul pada penggu- naan alat disebabkan karena benda tajam, benda tumpul, alat pemukul, alat pemanas, alat listrik, alat pendingin, alat penekan, dan lain sebagainya Pembelian material bahan dapat menggunakan prosedur pembelian seperti dalam pembelian obat. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah 1 lihat label kadaluarsa pada produk, atau tanyakan kepada produsenpenjual material, 2 perhatikan petunjuk pemakaian dan penyimpanan. Informasi yang disam- paikan pada sebuah material bahan biasanya berkaitan pula dengan penggu- naan peralatan untuk keselamatan kerja. Sebaiknya, guru maupun peserta didik menggunakan peralatan keselamatan yang tepat. Adapun hal-hal yang menjadi perhatian dan peralatan yang digunakan untuk prosedur keselamatan disesuaikan dengan kegunaannya, yaitu sebagai berikut,

1. Menghindari penghirupan zat beracunberbahaya

Dalam melakukan pekerjaan budidaya, sering kali kita menggunakan zat- zat tertentu yang kadang beracunberbahaya. Maka, gunakan masker dengan ukuran yang tepat untuk menutup hidung dan mulut.

2. Menghindari keracunan

Cegahlah bahan masuk melalui mulut.