Kebutuhan Air Irigasi Kebutuhan Air Non-Domestik
3 Kecamatan Gunem
Dengan menggunakan pola tanam padi – padi – palawija yang dikombinasikan dengan data yang diperoleh dari beberapa dinas terkait,
didapatkan hasil untuk kebutuhan air irigasi yang terdapat di Kecamatan Gunem. Untuk pemenuhan kebutuhan air irigasi dinas terkait menggunakan
alternatif dari berbagai sumber daya air baik dari sumber air tanah maupun dari air permukaan. Hasil untuk perhitungan debit ketersediaan air di
Kecamatan Gunem dapat dilihat pada Lampiran 13. Dari hasil perhitungan kebutuhan air untuk irigasi pada Lampiran 13.
dengan pola tata tanam padi – padi – palawija dapat diperoleh kebutuhan air untuk irigasi minimum sebesar 2,41 ltdt untuk setiap 1 hektar. Jadi untuk
memenuhi kebutuhan dengan luas areal irigasi 29,05 ha, maka dibutuhkan ketersediaan air sebesar 29,05 ha x 2,41 ltdtha = 70,00 ltdt =
2.207.560 m
3
th.
4 Kecamatan Sale
Dengan menggunakan pola tanam padi – padi – palawija yang dikombinasikan dengan data yang diperoleh dari beberapa dinas terkait,
didapatkan hasil untuk kebutuhan air irigasi yang terdapat di Kecamatan Sale. Untuk pemenuhan kebutuhan air irigasi dinas terkait menggunakan alternatif
dari berbagai sumber daya air baik dari sumber air tanah maupun dari air permukaan. Hasil untuk perhitungan debit ketersediaan air di Kecamatan Sale
dapat dilihat pada Lampiran 14. Dari hasil perhitungan kebutuhan air untuk irigasi pada Lampiran 14.
dengan pola tata tanam padi – padi – palawija dapat diperoleh kebutuhan air untuk irigasi minimum sebesar 2,41 ltdt untuk setiap 1 hektar. Jadi untuk
memenuhi kebutuhan dengan luas areal irigasi 42,05 ha, maka dibutuhkan ketersediaan air sebesar 42,05 ha x 2,41 ltdtha = 101,33 ltdt =
3.195.660 m
3
th.
5 Kecamatan Sarang
Dengan menggunakan pola tanam padi – padi – palawija yang dikombinasikan dengan data yang diperoleh dari beberapa dinas terkait,
didapatkan hasil untuk kebutuhan air irigasi yang terdapat di Kecamatan Sarang. Untuk pemenuhan kebutuhan air irigasi dinas terkait menggunakan
alternatif dari berbagai sumber daya air baik dari sumber air tanah maupun dari air permukaan. Hasil untuk perhitungan debit ketersediaan air di
Kecamatan Sarang dapat dilihat pada Lampiran 15. Dari hasil perhitungan kebutuhan air untuk irigasi pada Lampiran 15.
dengan pola tata tanam padi – padi – palawija dapat diperoleh kebutuhan air untuk irigasi minimum sebesar 2,41 ltdt untuk setiap 1 hektar. Jadi untuk
memenuhi kebutuhan dengan luas areal irigasi 46,20 ha, maka dibutuhkan ketersediaan air sebesar 46,20 ha x 2,41 ltdtha = 111,34 ltdt =
3.511.370 m
3
th.
6 Kecamatan Sedan
Dengan menggunakan pola tanam padi – padi – palawija yang dikombinasikan dengan data yang diperoleh dari beberapa dinas terkait,
didapatkan hasil untuk kebutuhan air irigasi yang terdapat di Kecamatan Sedan. Untuk pemenuhan kebutuhan air irigasi dinas terkait menggunakan
alternatif dari berbagai sumber daya air baik dari sumber air tanah maupun dari air permukaan. Hasil untuk perhitungan debit ketersediaan air di
Kecamatan Sedan dapat dilihat pada Lampiran 16. Dari hasil perhitungan kebutuhan air untuk irigasi di Kecamatan
Sedan pada Lampiran 16. dengan pola tata tanam padi – padi – palawija dapat diperoleh kebutuhan air untuk irigasi minimum sebesar 2,41 ltdt untuk setiap
1 hektar. Jadi untuk memenuhi kebutuhan dengan luas areal irigasi 42,90 ha, maka dibutuhkan ketersediaan air sebesar 42,90 ha x 2,41 ltdtha = 103,40
ltdt = 3.260.730 m
3
th.
7 Kecamatan Pamotan
Dengan menggunakan pola tanam padi – padi – palawija yang dikombinasikan dengan data yang diperoleh dari beberapa dinas terkait,
didapatkan hasil untuk kebutuhan air irigasi yang terdapat di Kecamatan Pamotan. Untuk pemenuhan kebutuhan air irigasi dinas terkait menggunakan
alternatif dari berbagai sumber daya air baik dari sumber air tanah maupun dari air permukaan. Hasil untuk perhitungan debit ketersediaan air di
Kecamatan Pamotan dapat dilihat pada Lampiran 17. Dari hasil perhitungan kebutuhan air untuk irigasi pada Lampiran 17.
dengan pola tata tanam padi – padi – palawija dapat diperoleh kebutuhan air untuk irigasi minimum sebesar 2,41 ltdt untuk setiap 1 hektar. Jadi untuk
memenuhi kebutuhan dengan luas areal irigasi 25,46 ha, maka dibutuhkan ketersediaan air sebesar 25,46 ha x 2,41 ltdtha = 61,36 ltdt =
1.935.230 m
3
th.
8 Kecamatan Sulang
Dengan menggunakan pola tanam padi – padi – palawija yang dikombinasikan dengan data yang diperoleh dari beberapa dinas terkait,
didapatkan hasil untuk kebutuhan air irigasi yang terdapat di Kecamatan Sulang. Untuk pemenuhan kebutuhan air irigasi dinas terkait menggunakan
alternatif dari berbagai sumber daya air baik dari sumber air tanah maupun dari air permukaan. Hasil untuk perhitungan debit ketersediaan air di
Kecamatan Sulang dapat dilihat pada Lampiran 18. Dari hasil perhitungan kebutuhan air untuk irigasi pada Lampiran 18.
dengan pola tata tanam padi – padi – palawija dapat diperoleh kebutuhan air untuk irigasi minimum sebesar 2,27 ltdt untuk setiap 1 hektar. Jadi untuk
memenuhi kebutuhan dengan luas areal irigasi 10,24 ha, maka dibutuhkan ketersediaan air sebesar 10,24 ha x 2,27 ltdtha = 23,25 ltdt =
733.210 m
3
th.
9 Kecamatan Kaliori
Dengan menggunakan pola tanam padi – padi – palawija yang dikombinasikan dengan data yang diperoleh dari beberapa dinas terkait,
didapatkan hasil untuk kebutuhan air irigasi yang terdapat di Kecamatan Kaliori. Untuk pemenuhan kebutuhan air irigasi dinas terkait menggunakan
alternatif dari berbagai sumber daya air baik dari sumber air tanah maupun dari air permukaan. Hasil untuk perhitungan debit ketersediaan air di
Kecamatan Kaliori dapat dilihat pada Lampiran 19. Dari hasil perhitungan kebutuhan air untuk irigasi pada Lampiran 19.
dengan pola tata tanam padi – padi – palawija dapat diperoleh kebutuhan air untuk irigasi minimum sebesar 2,41 ltdt untuk setiap 1 hektar. Jadi untuk
memenuhi kebutuhan dengan luas areal irigasi 74,90 ha, maka dibutuhkan ketersediaan air sebesar 74,90 ha x 2,27 ltdtha = 180,51 ltdt =
5.692.420 m
3
th.
10 Kecamatan Rembang
Dengan menggunakan pola tanam padi – padi – palawija yang dikombinasikan dengan data yang diperoleh dari beberapa dinas terkait,
didapatkan hasil untuk kebutuhan air irigasi yang terdapat di Kecamatan Rembang. Untuk pemenuhan kebutuhan air irigasi dinas terkait menggunakan
alternatif dari berbagai sumber daya air baik dari sumber air tanah maupun dari air permukaan. Hasil untuk perhitungan debit ketersediaan air di
Kecamatan Rembang dapat dilihat pada Lampiran 20. Dari hasil perhitungan kebutuhan air untuk irigasi pada Lampiran 20.
dengan pola tata tanam padi – padi – palawija dapat diperoleh kebutuhan air untuk irigasi minimum sebesar 2,39 ltdt untuk setiap 1 hektar. Jadi untuk
memenuhi kebutuhan dengan luas areal irigasi 34,85 ha, maka dibutuhkan ketersediaan air sebesar 34,85 ha x 2,39 ltdtha = 83,29 ltdt =
2.626.610 m
3
th.
11 Kecamatan Pancur
Dengan menggunakan pola tanam padi – padi – palawija yang dikombinasikan dengan data yang diperoleh dari beberapa dinas terkait,
didapatkan hasil untuk kebutuhan air irigasi yang terdapat di Kecamatan Pancur. Untuk pemenuhan kebutuhan air irigasi dinas terkait menggunakan
alternatif dari berbagai sumber daya air baik dari sumber air tanah maupun dari air permukaan. Hasil untuk perhitungan debit ketersediaan air di
Kecamatan Pancur dapat dilihat pada Lampiran 21. Dari hasil perhitungan kebutuhan air untuk irigasi pada Lampiran 21.
dengan pola tata tanam padi – padi – palawija dapat diperoleh kebutuhan air untuk irigasi minimum sebesar 2,34 ltdt untuk setiap 1 hektar. Jadi untuk
memenuhi kebutuhan dengan luas areal irigasi 41,06 ha, maka dibutuhkan ketersediaan air sebesar 41,06 ha x 2,31 ltdtha = 96,09 ltdt =
3.030.300 m
3
th.
12 Kecamatan Kragan
Dengan menggunakan pola tanam padi – padi – palawija yang dikombinasikan dengan data yang diperoleh dari beberapa dinas terkait,
didapatkan hasil untuk kebutuhan air irigasi yang terdapat di Kecamatan Kragan. Untuk pemenuhan kebutuhan air irigasi dinas terkait menggunakan
alternatif dari berbagai sumber daya air baik dari sumber air tanah maupun dari air permukaan. Hasil untuk perhitungan debit ketersediaan air di
Kecamatan Kragan dapat dilihat pada Lampiran 22. Dari hasil perhitungan kebutuhan air untuk irigasi pada Lampiran 22.
dengan pola tata tanam padi – padi – palawija dapat diperoleh kebutuhan air untuk irigasi minimum sebesar 2,41 ltdt untuk setiap 1 hektar. Jadi untuk
memenuhi kebutuhan dengan luas areal irigasi 78,01 ha, maka dibutuhkan ketersediaan air sebesar 78,01 ha x 2,41 ltdtha = 187,99 ltdt =
5.928.600 m
3
th.
13 Kecamatan Sluke
Dengan menggunakan pola tanam padi – padi – palawija yang dikombinasikan dengan data yang diperoleh dari beberapa dinas terkait,
didapatkan hasil untuk kebutuhan air irigasi yang terdapat di Kecamatan Sluke. Untuk pemenuhan kebutuhan air irigasi dinas terkait menggunakan
alternatif dari berbagai sumber daya air baik dari sumber air tanah maupun dari air permukaan. Hasil untuk perhitungan debit ketersediaan air di
Kecamatan Sluke dapat dilihat pada Lampiran 23. Dari hasil perhitungan kebutuhan air untuk irigasi pada Lampiran 23.
diatas dengan pola tata tanam padi – padi – palawija dapat diperoleh kebutuhan air untuk irigasi minimum sebesar 2,41 ltdt untuk setiap 1 hektar.
Jadi untuk memenuhi kebutuhan dengan luas areal irigasi 22,99 ha, maka dibutuhkan ketersediaan air sebesar 22,99 ha x 2,41 ltdtha = 55,40 ltdt =
1.747.250 m
3
th.
14 Kecamatan Lasem
Dengan menggunakan pola tanam padi – padi – palawija yang dikombinasikan dengan data yang diperoleh dari beberapa dinas terkait,
didapatkan hasil untuk kebutuhan air irigasi yang terdapat di Kecamatan Lasem. Untuk pemenuhan kebutuhan air irigasi dinas terkait menggunakan
alternatif dari berbagai sumber daya air baik dari sumber air tanah maupun dari air permukaan. Hasil untuk perhitungan debit ketersediaan air di
Kecamatan Lasem dapat dilihat pada Lampiran 24. Dari hasil perhitungan kebutuhan air untuk irigasi pada Lampiran 24.
di atas dengan pola tata tanam padi – padi – palawija dapat diperoleh kebutuhan air untuk irigasi minimum sebesar 2,34 ltdt untuk setiap 1 hektar.
Jadi untuk memenuhi kebutuhan dengan luas areal irigasi 22,48ha, maka dibutuhkan ketersediaan air sebesar 22,48 ha x 2,34 ltdtha = 52,61 ltdt =
1.659.060 m
3
th.
Dari uraian tersebut di atas maka pada Tabel 56. di bawah ini memperlihatkan rekapitulasi kebutuhan air irigasi di Kabupaten Rembang.
Tabel 56. Rekapitulasi Kebutuhan Air Irigasi
No Kecamatan Luas Lahan
Irigasi Teknis ha
Kebutuhan Minimal
Air ltdtha
Kebutuhan Air ltdt
Kebutuhan Air m³th
1 Sumber
80,07 2,38
190,57 6.009.708
2 Bulu
43,63 2,34
102,09 3.219.643
3 Gunem
29,05 2,41
70,01 2.207.851
4 Sale
42,05 2,41
101,34 3.195.874
5 Sarang
46,20 2,41
111,34 3.511.281
6 Sedan
42,90 2,41
103,39 3.260.476
7 Pamotan
25,46 2,41
61,36 1.935.005
8 Sulang
10,24 2,27
23,24 733.048
9 Kaliori
74,90 2,41
180,51 5.692.532
10 Rembang 34,85
2,39 83,29
2.626.681 11 Pancur
41,06 2,34
96,08 3.029.991
12 Kragan 78,01
2,41 188,00
5.928.897 13 Sluke
22,99 2,41
55,41 1.747.280
14 Lasem 22,48
2,34 52,60
1.658.895 Jumlah
1.419,24 44.757.162
Sumber: Analisis, 2012
Untuk menghitung jumlah kebutuhan air irigasi hingga akhir Tahun 2032, perlu adanya asumsi yang digunakan sebagai dasar dalam memperkirakan jumlah
kebutuhan air irigasi pada dua puluh tahun mendatang. Adapun asumsi yang digunakan adalah tidak ada peningkatan kebutuhan air irigasi hingga tahun 2032
mengingat jumlah lahan sawah cenderung tetap dan bahwan alih fungsi lahan sawah ini cenderung terjadi. kebutuhan air irigasi di Kabupaten Rembang pada
Tahun 2010 adalah sebanyak 44.757.162,10 m
3
th atau setara dengan 1.419,24 ltdt . Demikian halnya hingga tahun 2032 kebutuhan air irigasi diasumsikan tetap
yaitu sebesar 44.757.162,10 m
3
th. Tabel 57. berikut ini adalah perkiraan kebutuhan air irigasi di Kabupaten Rembang hingga Tahun 2032.
Tabel 57. Perkiraan Kebutuhan Air Irigasi
Tahun Kebutuhan Air ltdt
Kebutuhan Air m
3
th
2010 1.419,24
44.757.162,10 2011
1.419,24 44.757.162,10
2012 1.419,24
44.757.162,10 2013
1.419,24 44.757.162,10
2014 1.419,24
44.757.162,10 2015
1.419,24 44.757.162,10
2016 1.419,24
44.757.162,10 2017
1.419,24 44.757.162,10
2018 1.419,24
44.757.162,10 2019
1.419,24 44.757.162,10
2020 1.419,24
44.757.162,10 2021
1.419,24 44.757.162,10
2022 1.419,24
44.757.162,10 2023
1.419,24 44.757.162,10
2024 1.419,24
44.757.162,10 2025
1.419,24 44.757.162,10
2026 1.419,24
44.757.162,10 2027
1.419,24 44.757.162,10
2028 1.419,24
44.757.162,10 2029
1.419,24 44.757.162,10
2030 1.419,24
44.757.162,10 2031
1.419,24 44.757.162,10
2032 1.419,24
44.757.162,10
Sumber: Analisis, 2012