0,0 50,0
100,0 150,0
200,0 250,0
300,0
V ol
u me
ju ta
m³
00 00
00 00
00 00
00
2010 2011 2012 2
Gambar 52.
2013 2014 2015 2016
Grafik Impleme
6 2017 2018 2019 202
entasi Strategi Pe
20 2021 2022 2023 20
202
enambahan Emb
024 2025 2026 2027
bung dan Desalin
2028 2029 2030 2031
T nasi
1 2032
Tahun
Ketersed Ketersed
Ketersed Ketersed
Kebutuh Strategi
diaan Air s1 m³ diaan Air s2 m³
diaan Air s3 m³ diaan Air s4 m³
han m³
Gambar 52. di atas adalah implemetasi strategi pembuatan embung dan desalinasi terhadap perhitungan neraca air berdasarkan empat strategi yang telah
diuraikan pada halaman sebelumnya. Pada Gambar 26. terlihat bahwa pada skenario 1 dapat dikatakan merupakan ketersediaan air optimal di Kabupaten
Rembang dibandingkan dengan skenario lainnya karena antara kebutuhan dan ketersediaan baru akan mendekati titik seimbang pada Tahun 2027 dan pada
Tahun 2028 ketersediaan air minum diperkirakan tidak dapat mencukupi kebutuhannya. Sementara pada skenario lainnya pada Tahun 2012 skenario IV,
2016 skenario III dan 2026 skenario II, ketersediaan air sudah mengalami kekurangan.
Untuk menambah jumlah ketersediaan air, maka strategi yang dilakukan adalah membangun embung. Pembangunan embung harus dilakukan mulai saat
ini dan berdasarkan perhitungan ini pada Tahun 2017 Kabupaten Rembang harus membuat embung baru. Hal ini untuk mengantisipasi kebutuhan air jika terjadi
skenario 2 sampai skenario 4 yang dapat dikatakan merupakan kondisi ekstrim di Kabupaten Rembang.
Ilustrasi tahun pembuatan embung dan desalinasi dapat dilihat pada Tabel 85 di atas. Pembangunan embung dimulai pada Tahun 2017 yaitu Embang
Kaliombo di Kecamatan Sulang dengan kapasitas 5.000.000 m
3
dan seterusnya hingga pembuatan embung pada tahun 2029 yaitu Embung Pasedan di Kecamatan
Bulu dengan kapasitas 64.420.000 m
3
. Jika langkah pembuatan embung tidak juga mencukupi kebuthan air di
Kabupaten Rembang, maka upaya lainnya adalah menyediakan air bersih dari proses desalinasi air laut. Desalinasi air laut dilakukan mengingat berdasarkan
data hidrologi di Kabupaten Rembang tidak terdapat sumber alternatif lain. Kabupaten Rembang memiliki sungai tetapi kondisi sungai pada musim kemarau
kering karena sungai tersebut tidak memiliki hulu yang memiliki sumber air tersendiri. Kabupaten Rembang juga tidak dilintasi sungai dari daerah lain
meskipun letak geografisnya terdapat di pesisir pantai tempat muara sungai. Jika dilintasi sungai dari daerah lain kemungkinan akan masih memiliki sumber air
yang terbawa dari daerah lain tersebut.
Desalinasi air laut harus dimulai pada tahun 2020 dengan pertimbangan kemampuan pembiayaan daerah. Pada tahun tersebut diharapkan Kabupaten
Rembang mampu untuk mengadakan unit desalinasi dengan kapasitas 10 literdetik. Lokasi yang disarankan adalah di Kecamatan Kota Rembang yang
sudah memiliki sarana prasarana cukup memadai terutama pasokan listrik sebagai sumber energi utama desalinasi. Unit desalinasi ini terus ditingkatkan kapasitanya
hingga Tahun 2026. Penambahan kapasitas direncanakan dalam interval waktu 3 tahun dengan pertimbangan pembiayaan.
Pada Tahun 2029 Kabupaten Rembang harus membangun Unit Desalinasi baru dengan kapasitas 10 literdetik di Kecamatan Lasem. Kecamatan Lasem
dipilih dengan pertimbangan pada tahun 2029 diharapkan sudah mengalami perkembangan sarana dan prasarana yang cukup memadahi. Terutama pasokan
listriknya yang relatif dekat dengan pembangkit listrik tenaga uap PLTU di Kecamatan Sluke.
Adanya strategi tersebut di atas diharapkan kebutuhan air di Kabupaten Rembang dapat tercukupi sampai Tahun 2032 atau selama 20 tahun ke depan.
Ketersediaan air terus diupayakan dengan berbagai cara dan strategi guna memenuhi kebutuhan air dan keberlanjutan pemenuhan kebutuhan dasar hidup.
Gambar 53 di bawah ini adalah skema strategi optimalisai sumber daya air di Kabupaten Rembang serta gambar rencana lokasi embung dan unit desalinasi
di Kabupaten Rembang. Sedangkan pada Gambar 54. di bawah ini adalah hasil plotting
strategi optimalisasi sumber daya air ke lokasi.
Gambar 53
- Pengaw yang tid
- Daur ula - Member
- Member pemaka
- Pemben bersama
- Jangka p mengur
- Desalina
- Perbai
rakyat -
Penge bendu
- Perenc
terinte -
Optim -
Pembu -
Manaj -
Pembu -
Pembu
3. Strategi Optim
wasan dan sanksi lebih ketat dak ramah lingkungan
ang limbah rikan insentif bagi industri r
rikan tarif air lebih murah k ian minimal
ntukan zonasi industri dan m a komunal
panjang, industri harus men rangi eksploitasi air tanah
asi Air Laut
ikan sistem pertanian yang m t dan teknik bertani yang ram
endalian pencemaran dan pe ung dan waduk
canaan wilayah yang berwa egrasi dengan wilayah lain
malisasi fungsi air permukaa uatan embung
jemen panen air uatan rorak dan saluran bun
uatan lubang penampungan
malisasi Sumber
Kawasan Indus terhadap industri industri
ramah lingkungan kepada industri dengan
membangun IPA dan IPAL ngambil air dari PDAM
mengutamakan hutan mah lingkungan
erusakan DAS, embung, awasan lingkungan yang
an ntu
n air
205
Daya Air di Kab
tri
PD Per
Peng
- Mempertah
- Perbaikan s
- Pembangun
- Memperket
- Pendidikan
- Menetapka
- Memberika
yang ramah -
Membangu ruang yang
bupaten Remban
Kabupaten Remban
DAM Kabupaten Remban rluasan Layanan, optimalisa
peran dan fungsi PDAM
gelolaan Sumber D Air Terpadu
hankan lahan tidak terbangu sanitasi, drainase, persampa
nan sumur resapan tat regulasi dan penetapan s
n dan informasi lingkungan an dan menyamakan perseps
an insentif bagi pengembang h lingkungan
un kawasan industri yang ter g mempertimbangkan daya d
ng
ng
ng Perm
asi
Daya
un 30 ahan
sanksi berkaitan dengan ling kepada masyarakat
si mengenai batas sempadan g sektor perdagangan, jasa d
rpisah dengan permukiman dukung lingkungan
- Pengembang peru IPA untuk peruma
melakukan usaha- lingkungan.
- Optimalisasi salur - Pengendalian peng
mukiman gkungan
n sungai dan industri
perbaikan tata
umahan menyediakan ahannya dan
-usaha pengelolaan ran peresapan tanah
gambilan air tanah
Gambar 54 4. Rencana Loka
si Embung dan D
206
Desalinasi di Kab bupaten Remban
ng
207
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Daya dukung sumber daya air Kabupaten Rembang saat ini kondisinya
belum terlampaui, bahkan dapat dikatakan masih berlebih. Namun kondisi berlebih ini tidak akan bertahan lama apabila tidak diimbangi dengan
langkah-langkah konkret untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup yang ada.
2. Kebutuhan air di Kabupaten Rembang pada Tahun 2012 masih tercukupi
hingga Tahun 2026, sedangkan pada Tahun 2027 mulai terjadi defisit ketersediaan air Skenario I: ketersediaan air yang ada dianggap konstan.
Apabila menggunakan Skenario II mempertimbangkan degradasi lingkungan, maka ketersediaan air hingga Tahun 2025, sedangkan pada
tahun berikutnya akan terjadi defisit air. Pada Skenario III yaitu mempertimbangkan sumber air, mata air, serta embung, mengabaikan DAS
karena hanya efektif pada bulan hujan, maka di Kabupaten Rembang akan mulai mengalami kekurangan air pada Tahun 2016. Sedangkan pada
Skenario IV yaitu mempertimbangkan degradasi lingkungan dan mata air, sumber air dan embung, jika dilihat dari hasil perhitungan terlihat bahwa
pada Tahun 2012 ini sudah mengalami defisit air. 3.
Untuk memenuhi kebutuhan air di Kabupaten Rembang hingga tahun-tahun yang akan datang, diperlukan kebijakan yang berwawasan lingkungan yang
ramah terhadap masyarakat. Kebijakan ini didasarkan pada konsep social learning yaitu kebijakan yang memberikan pembelajaran kepada
masyarakat. 4.
Strategi yang dilakukan untuk mengoptimalkan sumber daya air di Kabupaten Rembang ini adalah sebagai berikut:
208
a. Strategi yang berkaitan dengan supply:
Strategi untuk mengoptimalkan resapan air tanah adalah dengan mengendalikan pembangunan lahan non terbangun menjadi lahan
terbangun khususnya daerah yang berfungsi sebagai kawasan resapan air dipertahankan pada angka 30 untuk lahan tidak
terbangun. Strategi untuk mengoptimalkan fungsi air permukaan yaitu dengan
cara perbaikan kualitas air sungai, implementasi ORPIM One River One Plan Integrated Management, menggunakan
pendekatan sosial-budaya untuk penanganan wilayah sungai, melaksanakan konsep ekohidrolik DAS, Wilayah Sungai,
Sempadan Sungai dan Badan Sungai harus dilihat sebagai satu kesatuan sistem dan ekosistem ekologi-hidrolik yang integral,
serta revitalisasi sungai. Strategi untuk mengoptimalkan fungsi PDAM yaitu dengan
pentahapan pelayanan air bersih domestik hingga tercapai target yang diinginkan dalam waktu tertentu.
Manajemen penyimpanan air hujan dengan cara pembuatan embung, rorak, saluran buntu, lubang penampungan air catch pit,
biopori serta penampungan air hujan di rumah untuk menyimpan kelebihan air hujan di musim penghujan dan menggunakannya di
musim kemarau. Strategi untuk mengendalikan pengambilan air tanah yaitu
mengendalikan izin pengambilan air tanah untuk industri dan permukiman, zonasi wilayah industri dan permukiman untuk
memudahkan pengawasan, serta pembuatan IPA dan IPAL secara bersama.
Memanen air hujan dengan membuat saluran dan penampungan air hujan yang terpisah dengan air limbah dan wase waste.
Desalinasi air laut dilakukan sebagai jalan alternatif terakhir untuk mencukupi kebutuhan air.
209
b. Strategi yang berkaitan dengan demand:
Menurunkan Kebutuahn air irigasi dengan cara mengatur pola tanam
Mendaur ulang air bekas peamakian wase water Memanfaatkan air laut untuk kebutuhan falshing dan pembersihan
5. Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa tingkat kebutuhan air sangat
tinggi, sehingga diperlukan penambahan ketersediaan air yang tinggi pula. Jika kemampuan untuk penambahan ketersediaan air terbatas, maka
diperlukan upaya tambahan dengan cara menurunkan tingkat kebutuhan air atau mengefisienkan pemakaian air, misalnya dengan menurunkan pemakaian
air irigasi.
6.2. Saran
Saran yang dapat diberikan untuk mengoptimalkan sumber daya air di Kabupaten Rembang adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini dapat digunakan sebagai pendamping bagi dokumen RTRW
Kabupaten Rembang Tahun 2011-2031 yang telah ditatapkan sebagai Perda. 2.
Disusunnya kebijakan penataan ruang daerah amanat UU Penataan Ruang No.26 Tahun 2007 yang memperhatikan kesesuaian peruntukan lahan,
terutama untuk daerah yang seharusnya dikonservasi harus benar-benar dilindungi.
3. PDAM Kabupaten Rembang diharapkan mengoptimalakan pelayanan dan
produksinya sehingga efisien. Menurunkan angka kehilangan air minimal sesuai standar yang ditetapkan pemerintah yaitu sebesar 20. Untuk
menghemat pemakaian air masyarakat dilakukan kampanye hemat pemakaian air dan menerapkan tarif progresif untuk mengendalikan
pemakaian air berlebihan oleh pelanggan. 4.
Bappeda Kabupaten Rembang menyusun Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Rembang untuk mengukur kebutuhan dan
ketersediaan sumber daya air serta perencanaan pembiayaannya.
210
5. Dinas terkait di Kabupaten Rembang mengurus perijinan dan segala
informasinya hingga ke tingkat kecamatan Dinas di Kabupaten Rembang adalah Energi dan Sumber Daya Mineral. Penegakan hukum oleh Satpol
PP. 6.
Karena kebutuhan sumber daya air terbesar adalah dari sektor pertanian maka Dinas Pertanian dalam melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi
memperhatikan kebutuhan air yang optimal, dapat mengubah pola tanam dari padi-padi-padi menjadi padi-palawija-palawija. Hal ini sangat
mengurangi jumlah kebutuhan air tiap tahunnya. 7.
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Rembang membuat membuat peraturan mengenai lingkungan hidup, konservasi dan jalur hijau di sekitar
sumber-sumber air. Menggalakkan program hutan rakyat untuk menambah resapan dan tangkapan air.
8. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai kebutuhan riil sumber daya air
perbulannya sehingga strategi ini lebih optimal implementasinya.Penelitian ini dapat diteruskan dengan mempertimbangkan poin-poin usulan yang
tercantum pada akhir Bab IV yaitu usulan embung dan desalinasi yang mana perlu kajian teknis lebih mendalam untuk merealisasikannya.
9. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai kajian ilmiah bagi
pengambil keputusan kebijakan yang akan dilaksanakan di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Rembang.