Desalinasi Air Laut Lubang P

4.4.8 Penghematan Penggunaan Air

Berikut ini adalah beberapa cara praktis dalam penghematan air dalam kehidupan sehari-hari www.waterfootprint.org: 1. Mandi dengan shower, daripada gayung dan bathtub. Mandi dengan gayung dapat menghabiskan sekitar 15 liter air sementara dengan bathtub, paling tidak membutuhkan air sebanyak 100-300 liter. Dengan menggunakan shower dapat menghemat air hingga 60. 2. Mematikan kran ketika mencuci tangan, gosok gigi, bahkan berwudhu. Membatasi konsumsi air dengan gelas atau gayung. Menurut Metropolitan Water District of Southern California MWDSC, AS, hal ini sanggup menghemat 11 liter air per hari. Tips dari Komunitas GreenLifestyle juga boleh ditiru yaitu menyediakan gayung berdiameter 15 cm. Dengan solder kecil, lubangi dinding gayung bagian bawah. Penuhi gayung dan gunakan kucuran airnya. 3. Mencuci peralatan makan dan pakaian dengan air tampungan. Untuk membilas alat makan, gunakan air mengalir agar kotoran terbuang. Memakai shower untuk menghemat juga dapat menghemat air. Setiap kali mencuci, kumpulkan alat makan dan pakaian kotor, lalu cuci sekaligus. Penuhi kapasitas maksimal jika memakai mesin. 4. Tampung air bekas cucian tanpa deterjen untuk menyiram tanaman atau WC. Menurut MWDSC, kegiatan ini bisa menghemat 750-1.150 liter air sebulannya. Kita bisa juga menampung air hujan untuk menyiram tanaman, bahkan untuk minum setelah diolah terlebih dahulu. 5. Kurangi konsumsi barang yang “menyedot” air. Contoh dari barang-barang yang menyedot air yaitu kertas, daging dan nasi putih. Yang perlu diketahui adalah produksi selembar kertas ukuran A4 seberat 80 gram membutuhkan 10 liter air. Produksi 1 kg daging sapi menghabiskan 15.500 liter air, sedangkan 1 kg beras putih membutuhkan 3.400 liter air. Belum lagi air yang digunakan untuk memasak daging dan beras. 6. Gunakan ulang alat makan dan pakaian jika belum terlalu kotor. Jika sering berganti gelas, artinya mengkonsumsi air lebih banyak untuk mencucinya. Itu juga berlaku untuk pakaian yang belum kotor karena keringat atau noda. 7. Memakai sedikit deterjen untuk mencuci. Membilas deterjen akan membutuhkan lebih banyak air. Menggunakan sabun yang bio-degradable dari bahan organik sehingga air bekasnya dapat dipakai ulang setelah disaring dengan sumur resapan. 8. Menyiram tanaman di pagi hari. Jika menyiram saat siang, matahari akan membuat air menguap sebelum diserap. Usahakan menanam di musim hujan saja karena pada awal perkembangannya, tumbuhan membutuhkan lebih banyak air.

4.4.9 Menurunkan Kebutuahn Air Irigasi dengan Cara Pengaturan Pola

Tanam Bidang pertanian terutanma tanaman padi dalam proses produksiya memerlukan air sangat banyak. Perhitungan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan pola tanam padi-padi-palawija maka jumlah pemakaian air irigasi sebesar 1.419,24 literdetik. Jumlah kebutuhan air irigasi ini akan berkuraang jika bisa mengatur pola tanam di beberapa daerah dengan padi-palawija-palawija. Semakin dapat mengatur sistem pola tanam ini maka kebutuhan air irigasi dapat dikurang secara signifikan.

4.4.10 Pemanfaatann Kembali Air Bekas Peamakain wase water Untuk

Kebutuan Air Domestik Konsumsi air untuk kebutuhan domestik sangatlah besar, misalnya untuk kebutuhan rumah tangga tahun 2012 mencapai 27.501.892,746 m 3 tahun. Air dari bekas pemakaian yang bukan merupakan limbah wase water dapat digunakan dan dimanfaatkan kembali baik langsung atau dengan cara dilakukan pengolaan terlebih dahulu. Pemanfaatan kembali tersebut dapat mengurangi dan atau menambah jumlah ketersediaan air. Karena jika tidak dimanfaatkan kembali biasanya wase water ini akan terbuang percuma ke laut.

4.4.11 Memanfaatkan Air Laut Untuk Kebutuhan Flushing dan

Pembersihan pada Kegiatan Domestik Upaya lain untuk menurunkan kebutuhan air dari hal yang berkaitan dengan demand-nya adalah menggunakan air laut untuk kegiatan flushing dan pembersihan. Kegiatan ini bisa dilakukan untuk mencukupi kebutuhan air domestik di wilayah perkotaan terutama pada wilayah dekat pantai. Flushing dalam pengertian di sini adalah kegiatan pembersihan untuk membuang kotoran dari suatu tempat biasanya di perpipaan air limbah seperti pada saluran tolet. Kegiatan flushing tersebut dapat memanfaatkan air laut yang selanjutnya untuk pembilasannya dilakukan dengan air bersih. Hal ini cukup menghemat dan mengurangi kebutuhan air bersihnya. Kabupaten Rembang merupakan daerah pantai dengan panjang lebih kurang 62 km. Terdapat 6 Kecamatan yang terletak di sepanjang pantai. Tiga Kecamatan memiliki jumlah penduduk cukup besar yaitu Kecamatan Kota Rembang, Kecamatan Lasem dan Kecamatan Sarang. Berdasarkan pengamatan penulis beberapa penduduk di Kecamatan Sarang sudah terbiasa melakukan mandi dengan menggunakan air laut untuk membersihkan kotoran awal di badannya kemudian mereka melakukan pembilasan dengan air bersih yang tawar. Pemanfatan air laut untuk kegiatan tersebut dapat mengurangi tingkat kebutuhan air bersih. Terlebih lagi apabila kegiatan tersebut terorganisasi dan terencana dengan baik maka cukup signifikan uantuk mengurangi kebutuhan air bersih dari segi demandnya.

4.5 Implementasi Strategi Embung dan Desalinasi

Dari uraian strategi tersebut diatas poin 4.4.1 hingga poin 4.4.7 merupakan implementasi yang mengendalikan dan mempertahankan ketersediaan sumbar daya air yang ada. Sedangkan pada pembuatan embung dan desalinasi air laut merupakan upaya untuk menambah ketersediaan sumber daya air di Kabupaten Rembang. Untuk perencanaan embung, diperkirakan 1 ha embung dapat menampung air sebanyak 783.069 m 3 kompilasi data RTRW Kab. Rembang Tahun 2011-2031 diolah. Sedangkan desalinasi air laut, kapasitasnya tergantung dari besarnya kemampuan daerah untuk membiayaai instalasi pengolahannya. Desalinasi air laut membutuhkan biaya yang cukup tinggi. Tarif pengolahan air bersih untuk komersial per meter kubik adalah Rp. 12.500, sedangkan untuk industri dapat mencapai Rp. 15.000. Meskipun demikian, teknologi desalinasi diyakini akan semakin ekonomis dimasa yang akan datang. Untuk kedepannya di Kabupaten Rembang akan dikembangkan unit desalinasi dengan kapasitas awal 10 ltdt. Seiring dengan perkembangan waktu, ditargetkan setiap lima tahun kapasitas tersebut akan meningkat sehingga pada Tahun 2018 akan menjadi 20 ltdt; Tahun 2023 menjadi 30 ltdt; dan pada Tahun 2028 menjadi 40 ltdt. Berdasarkan pada hasil analisis kebutuhan air, pada Tabel 67 berikut ini adalah usulan strategi embung dan desalinasi minimal yang harus dipenuhi untuk memenuhi kebutuhan air di Kabupaten Rembang. Tabel 67. Usulan Embung dan Desalinasi di Kabupaten Rembang No Nama Embung Kapasitas Lokasi Tahun 1 Embung Kaliombo 5.000.000 m 3 Kecamatan Sulang 2017 2 Embung Sambiroto 7.070.000 m 3 Kecamatan Sedan 2018 3 Embung Mojosari 2.630.000 m 3 Kecamatan Kaliori 2019 4 Embung Tlogo 3.700.000 m 3 Kecamatan Sedan 2020 5 Embung Gedari 166.000 m 3 Kecamatan Sluke 2021 6 Embung Trenggulunan 4.000.000 m 3 Kecamatan Pancur 2022 7 Embung Randugunting 5.500.000 m 3 Kecamatan Sumber 2023 8 Embung Gambiran 3.090.000 m 3 Kecamatan Pamotan 2024 9 Embung Palemsari 340.000 m 3 Kecamatan Sumber 2025 10 Embung Sendangmulyo 3.270.000 m 3 Kecamatan Gunem 2026 11 Embung Sumber 5.500.000 m 3 Kecamatan Sumber 2027 12 Embung Pancur 5.500.000 m 3 Kecamatan Pancur 2028 13 Embung Pasedan 64.420.000 m 3 Kecamatan Bulu 2029 14 Instalasi Desalinasi A 10 ltdt Kecamatan Kota Rembang 2020 15 Instalasi Desalinasi B 10 ltdt Kecamatan Kota Rembang 2023 16 Instalasi Desalinasi C 10 ltdt Kecamatan Kota Rembang 2026 17 Instalasi Desalinasi D 10 ltdt Kecamatan Lasem 2029 Sumber: Hasil Analisis, 2012 RTRW Kabupaten Rembang 2011-2031