F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis a. Bagi Pengurus Sekolah, Wakil Kepala Sekolah Wks 4 yang
menangani Praktik Kerja Industri dan guru SMK Negeri 3 Yogyakarta, hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu bahan informasi dan mengukur sejauh mana manfaat penerapan Pendidikan Sistem Ganda terhadap kesiapan kerja siswa.
b. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan wawasan dalam implementasi kebijakan publik, terutama program
Pendidikan Sistem Ganda.
2. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi guna
penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan program Pendidikan Sistem Ganda PSG yang dijalankan oleh Sekolah Menengah
Kejuruan SMK Negeri dan Swasta di Indonesia.
10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Model-model Pendidikan Kejuruan
Model dalam pendidikan kejuruan memiliki berbagai macam bentuknya dan diterapkan di berbagai Negara, antara lain :
a. Model 1. Pemerintah tidak mempunyai peran atau hanya peran maginal dalam proses kualifikasi pendidikan kejuruan. Model ini
disebut juga sebagai model berorientasi pasar market oriented model, yang mana perusahaan-perusahaan memiliki peran penting dan berhak
menciptakan desain pendidikan kejuruan sesuai dengan kebutuhan perusahaan tersebut. Oleh karena itu pemerintah tidak berhak
mengusik sistem atau metode yang diterapkan. Beberapa Negara penganut model ini adalah Jepang, Inggris dan Amerika.
b. Model 2. Pemerintah sendiri merencanakan, mengorganisasikan dan mengontrol pendidikan kejuruan. Pemerintah yang menentukan jenis
pendidikan yang diterapkan di perusahaan tersebut. Desain silabus, pendanaan dan pelatihan yang harus dilaksanakan oleh perusahaan
tidak selalu berdasarkan permintaan tenaga kerja atau jenis pekerjaan saat itu. Model ini sering disebut model sekolah school model,
pelatihan dapat diksanakan di perusahaan sepenuhnya. Beberapa Negara penganut faham ini antara lain Perancis, Italia, dan Swedia.
c. Model 3. Model ini disebut model pasar dikontrol pemerintah state controlled market dan model inilah yang disebut model sistem ganda
dual system. Sistem pembelajaran dilaksanakan di dua tempat, yaitu sekolah kejuruan dan perusahaan atau instansi terkait. Pemerintah
menyiapkan peserta didik sesuai dengan kebutuhan Perusahaan dalam menciptakan kemampuan kerja yang professional. Beberapa Negara
yang menggunakan sistem ini antara lain Swiss, Austria, dan Jerman Hadi, 1996: 44 yang dikutip Muliati 2008: 9.
Dari ketiga model tersebut, Indonesia lebih cenderung menggunakan model ke-3 yang mana pelaksanaan pendidikan kejuruan
dilaksanakan di dua tempat, yaitu di sekolah dan di Industri atau Instansi. Sedangkan menurut Putu Sudira 2011: 43-45 menyatakan bahwa
sekurang-kurangnya terdapat empat model pendidikan kejuruan yang bisa diterapkan di Negara-negara berkembang dan Negara-negara maju.
Pertama, pendidikan kejuruan “model sekolah” yaitu model penyelenggaraan pendidikan kejuruan dimana pendidikan dan latihan
sepenuhnya dilaksanakan di SMK. Model ini berasumsi segala yang terjadi ditempat kerja dapat dididik latihkan di SMK. Akibatnya, SMK
harus melengkapi semua jenis peralatan yang diperlukan dalam jumlah yang besar. SMK menjadi sangat mahal karena faktor keusangan peralatan
tinggi dan sulit mengikuti perubahan di dunia usaha dan industri yang jauh lebih mutakhir dan berkualitas. Disamping itu bahan praktik akan
menyedot biaya yang sangat besar. Model sekolah yang mahal cenderung