Teknik Konstruksi kapal
120
Gambar 8.52. Lengkung bonjean dalam bentuk lain.
Pada gambar 8.52 semua lengkung luas station digambarkan pada satu sumbu tegak.
Lengkungan untuk station bagian depan dan penampang tengah kapal digambar disebelah kanan sumbu tegak dan untuk station dibagian
belakang kapal, digambarkan disebelah kiri sumbu tegak tersebut. Bentuk gambar ini tidak terlalu besar, tetapi untuk penggunaannya
dibutuhkan waktu yang lebih lama. Hal ini disebabkan, karena kita harus menghitung terlebih dahulu sarat
yang masuk kedalam air dari tiap-tiap station untuk ini akan diuraikan lebih lanjut
4. Pemakaian Lengkungan Bonjean.
Dengan gambar lengkung bonjean ini kita dapat menghitung volume displacement tanpa kulit untuk kapal baja pada bermacam-
macam keadaan sarat, baik kapal itu dalam keadaan even keel sarat rata maupun kapal dalam keadaan trim atau garis air berbentuk profil
gelombang wave profil. Sedang untuk kapal kayu yang dihitung adalah volume displacement
dengan kulit. Letak titik tekan memanjang B pada bermacam-macam keadaan seperti diatas juga dapat dihitung dari lengkung bonjean ini.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Teknik Konstruksi kapal
121
Gambar 8.53. Cara pemakaian lengkung bonjean dalam keadaan trim.
Untuk menghitung volume displacement dan titik tekan memanjang B kalau sarat depan dan sarat belakang diketahui, maka
mula-mula kita ukurkan sarat depan di FP dan sarat belakang di AP pada gambar 8.53.
Bidang garis air pada kapal dalam keadaan trim kita tarik sehingga memotong station AP, 1, 2….9, FP. Dari tiap titik potong station
dengan garis air itu kita tarik garis mendatar memotong lengkung bonjean.Harga luas dari tiap-tiap station dapat dibaca pada garis
horizontal itu. Sehingga luas tiap-tiap station yang masuk ke dalam air dapat diketahui yaitu AAP, A1, A2… A8, A9.
Harga luas tiap-tiap station ini yang diperlukan untuk menghitung volume displacement dan titik tekan memanjang B. Maka dapat
menggunakan tabel 8.7.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Teknik Konstruksi kapal
122
Tabel 8.7 Station
I Luas
station M2
II Faktor
luas I x II
Hasil III
Faktor momen
I x II x III Hasil
AP 1
2 3
4 6
7 9
FP AAP
A1 A2
A3
AFP a0
a1 a2
a3
a10 aoAAP
a1A1 a2A2
a3A3
a10AFP -5
-4 -3
-2
+5 -5aoAAP
-4a1a1 -3a2A2
-2a3A3
+5a10AF P
Volume displacement V = k.h.
¦
1 M3. Momen statis terhadap
Ɏ = SɎ = k.h.
¦
2
¦
2 +
¦
3 M
3.
Jarak titik tekan S ke midship ɎB = S0 = k.h.
¦
2
¦
2 +
¦
3 ɎB = h.
¦
2 +
¦
3 Untuk menghitung volume displacement dan B pada kapal
even keel sarat rata dan pada profil gelombang dilakukan cara yang sama seperti diatas. Untuk profil gelombang, maka profil gelombang
digambar diatas gambar lengkung bonjean, dan pada tiap perpotongan station dengan profil gelombang ditarik garis horizontal
sehingga memotong lengkung bonjean, untuk kemudian luas bagian- bagian yang masuk kedalaman dapat ditentukan seperti terlihat pada
gambar 8.54.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Teknik Konstruksi kapal
123
Gambar 8.54. Pemakaian lengkung bonjean, kapal di atas gelombang.
Sedang bila kita menggunakan bentuk lengkung bonjean seperti gambar 8.54. Maka sarat untuk tiap-tiap station harus dihitung,
sehingga dapat kita gunakan rumus : Tn = To+ xn. tg
ș Dimana :To = Tf + Ta
. Tg
ș = Tf – Ta
Di unduh dari : Bukupaket.com
Teknik Konstruksi kapal
124
Gambar 8.55 Perhitungan sarat.
Tn = sarat pada station yang tertentu.
T = sarat pada penampang tengah kapal.
Tf = sarat kapal pada FP.
Ta = sarat kapal pada AP.
Xn = jarak station yang tersebut ke penampang tengah
kapal.Untuk bagian haluan Xn 0 dan Untuk bagian belakang Xn 0.
ș = sudut antara garis air dengan garis mendatar. Lpp = panjang antara garis tegak.
F. Rencana Umum General Arrangement