Pelat Dasar Konstruksi Dasar

Teknik Konstruksi kapal 169

2. Pelat Dasar

Pelat dasar pelat alas letaknya di dasar kapal, sebelah kiri dan kanan lajur lunas. Pelat ini menerima beban gaya tekan air, yang selanjutnya diteruskan ke wrang dan penumpu. Pemasangan pelat ini sejajar dengan bidang simetri, mulai dari ujung depan sampai ujung belakang kapal Gambar 11.5 Gambar 11.5 Pelat Alas 1. Pelat alas 2. Lunas batang 3. Penumpu tengah 4. Wrang pelat 5. Pelat hadap Ketebalan pelat alas ditentukan oleh BKI,2004 dan penentuan itu dikategorikan dalam bermacam-macam bagian daerah. Pelat dasar pada daerah arah 0,4 L bagian tengah kapal, untuk kapal yang mempunyai panjang kurang dari 100 m, ketebalannya tidak boleh kurang dari : t = n 1 a. 50 5 . 16 . L k Ps 1 + L300-H25 + tk mm dimana : t = Tebal pelat mm P s = Beban di dasar kapal kNm 2 k = Faktor bahan, harga 1 untuk kapal dari baja normal a = Jarak gadingjarak pembujur konstruksi memanjang m L = Panjang kapal m H = Tinggi kapal m T k = Faktor korosi. n 1 = Harga 8,5 untuk konstruksi melintang dan harga 6,8 untuk konstruksi memanjang Di unduh dari : Bukupaket.com Teknik Konstruksi kapal 170 Tebal pelat tk 10 mm 1,5 mm 10 mm 0,1 t + 0,5 mm maksimum 4,0 mm Untuk kapal dengan panjang lebih besar atau sama dengan 100 m, ditentukan dengan rumus : T= n 2 .a B B pem p V V . . 10 + t k mm Dimana : ı pem = harganya 230k Nmm 2 . T minimum = 1,26 a. ¥ P B. k + t k mm Tebal minimum dan tebal kritis pada daerah 0,4 L bagian tengah kapal, setelah diperhitungkan pengurangannya berdasarkan daerah pelayaran, ketebalan pelat tidak boleh kurang dari tebal pelat- pelat ujung ataupun tidak boleh kurang dari tebal pelat kritis. Untuk kapal pada bagian yang menahan kekuatan memanjang sesuai yang disyaratkan, tebal pelat alas tidak boleh kurang dari perhitungan tebal pelat kritis di bawah ini. t kritis = 2,25 a. ¥ V DBC mm, untuk konstruksi melintang. t kritis = 1,25 a ¥ V DB mm, untuk konstruksi memanjang Pelat dasar di luar daerah 0,4 L tengah kapal, untuk tebal pelat ujung 0,1 L di didepan garis tegak buritan dan 0,05 L di belakang garis tegak haluan tidak boleh kurang dari yang terbesar di antara angka- angka berikut. t 1 = 1,26.a. ¥ PB.k + t K t 2 = 1,5-0,01 L ¥ Lk mm, Untuk L 50 m t 3 = ¥ Lk, berlaku untuk L• 50 m t 2 maksimum = 16 mm dengan panjang kapal yang diperlukan tidak diambil dari 12 tinggi kapal. Di antara tebal di tengah kapal dan tebal 0,1 L di depan garis tegak buritan sampai 0,05 L di belakang garis tegak haluan, tebalnya tidak lebih kecil dari t1 yang dihitung dengan memperhatikan jarak gading-gading tempat-tempat tersebut. Selain itu, diperlukan penguatan pelat dasar depan menurut persyaratan tambahan yang ada di BKI 2004 Di unduh dari : Bukupaket.com Teknik Konstruksi kapal 171

3. Konstruksi Dasar Tunggal