Teknik Konstruksi kapal
173
4. Konstruksi Dasar Ganda
Daerah yang disebut dasar ganda meliputi pelat alas, pelat alas dalam, pelat bilga, dan pelat tepi sebagai kekedapannya.
Pelat tepi yang dibuat atau penerusan pelat alas dalam sampai bilga harus dipasang sumur-sumur atau pngumpul air Gambar
11.7 untuk menggantikan pemasangan permukaan pelat tepi yang dibuat miring. Seperti diketahui, pelat tepi yang miring digunakan untuk
mengumpulkan air kotor. Sesuai dengan ketentuan BKI, tebal pelat tepi adalah 20 lebih tebal dari pelat alas dalam.
Gambar 11.7 Sumur Air Kotor di Bilga
1. Pelat alas dalam 2. Lubang
pengeringan 3. Pipa pemasukan bilga
4. Pelat sisi
Ukuran kedalaman minimum dasar ganda ditentukan oleh peraturan yang ada, tetapi pada umumnya disesuaikan dengan
kebutuhan kapasitas tangki. Kedalaman dasar ganda diukur berdasarkan pemasangan penumpu tengah.
Tinggi penumpu tengah dasar ganda diukur dari sisi atas lunas datar sampai sisi kebawah alas dalam dan tidak kurang dari
ketentuan di bawah ini : h = 350 – 45 B mm, dengan h
min
= 600 , di mana :
h = Tinggi penumpu tengah. B = Lebar kapal m
sedangkan untuk tebal kapal, ketebalan penumpu tengah dapat menurut rumus berikut :
Di unduh dari : Bukupaket.com
Teknik Konstruksi kapal
174
Untuk daerah 0,7 L tengah kapal, ketebalan penumpu tengah adalah sebagai berikut :
t = h100 + 1 ¥ k
mm , untuk h 1200 mm
t = h120 +3 ¥ k
mm , untuk h 1200 mm
di mana : t = Ketebalan pelat mm
k = Faktor bahan. Ketebalan boleh dikurang sampai 10 untuk daerah 0,15 L
sampai ke ujung-ujungnya. Susunan konstruksi dasar ganda dibuat dari wrang kedap,
wrang alas penuh, dan wrang terbuka. Dari penumpu tengah, wrang dibuat menerus sampai ke pelat tepi. Wrang berfungsi sebagai
penyangga pelat alas dalam. Penumpu samping dipasang ke arah memanjang, dan
penempatannya jumlah yang dipasang bergantung dari lebar kapal. Pemasangan penumpu samping ditentukan oleh BKI, baik tempat
maupun jumlahnya, seperti yang tertulis di bawah ini. Sekurang-kurangnya satu penumpu di samping dipasang di
kamar mesin dan pada 0,25 L bagian haluan. Di bagian lain dari dasar ganda juga dipasang satu penumpu
samping, jika jarak mendatar sisi pelat tepi dan penumpu tengah melebihi 4,5 m.
Dua buah penumpu samping dipasang, jika mempunyai jarak melebihi 8 m dan 3 penumpu samping, jika jaraknya lebih dari 10,5 m.
Jarak penumpu samping satu sama lain atau dari penumpu tengah dan dari pelat tepi tidak boleh melebihi 1,8 m sepanjang
fondasi mesin di kamar mesin, 4,5 m jika 1 penumpu samping dipasang di bagian lain dari dasar ganda, 3,3 m jika 3 penumpu
samping di bagian lain dari dasar ganda dan di daerah penguatan dasar bagian haluan kapal jarak antara penumpu tidak boleh lebih dari
2 jarak gading.
Tebal penumpu samping tidak boleh kurang dari t = 9h120 ¥ k
mm di mana : tinggi penumpu tengah mm. Pelat alas dalam adalah pelat alas kedua dari kapal dasar
ganda yang kedap air. Pelat ini diletakkan menerus di atas wrang- wrang. Sesuai dengan ketentuan BKI 2004, tebal pelat alas dalam
tidak boleh kurang dari persyaratan di bawah ini :
Di unduh dari : Bukupaket.com
Teknik Konstruksi kapal
175
t
1
= 3,8 a. ¥ T k + t
k
mm t
2
= 3,5 a. ¥ h k + t
k
mm t
3
= 1,1 a ¥ Pi k + t
k
mm Dari hasil perhitungan ke tiga harga kita ambil salah satu yang
terbesar sebagai ukuran pelat alas dalam. di mana :
T = Garis air muat kapal m
a = Jarak gading m
k = Faktor bahan, harganya 1
t
K
= Faktor korosi, h
= Tinggi ujung atas pipa limbah d atas alas dalam m P
i
= Beban pelat alas dalam kNm
2
t
1
= t
2
= t
3
= tebal pelat alas dalam Biasanya pada pelat alas dalam di ruang palka dilapisi kayu.
Jika lapisan kayu tersebut tidak dipasang, tebal pelat alas dalam ditambah 2 mm dari hasil perhitungan di atas. Persyaratan ini tidak
berlaku unurtk kapal peti kemas. Di bawah ini fondasi mesin, tebal pelat alas dalam ditambah 2 mm. Penebalan ini harus diteruskan di
luar fondasi mesin dengan 3 sampai 5 jarak gading. Jika menggunakan alat bongkar penggaruk grabs harus ditambah 5
mm.
Pada kapal dengan sistem konstruksi melintang, dasar ganda terdiri atas wrang penuh, wrang alas terbuka, dan wrang kedap air.
Wrang alas penuh adalah jenis wrang yang tidak membutuhkan kekedapan oleh Karena itu pada wrang ini dilengkapi
dengan lubang peringan atau lubang lalu orang. Fungsi lubang di samping untuk memperingan konstruksi juga untuk lewat orang pada
waktu pemeriksaan. Sesuai peraturan Biro Klasifikasi di anjurkan dalam dasar ganda dipasang wrang alas penuh pada tiap-tiap jarak
gading yaitu :
Pada bagian penguatan alas haluan. Pada kamar mesin.
Di bawah ruang muat kapal pengangkut biji tambang. Di bawah sekat melintang.
Di bawah topang dalam ruang muat.
Konstruksi wrang alas penuh terdiri atas pelat bilah dengan lubang peringan dan penegar tegak. Pelat wrang dilaskan pada
penumpu tengah, penumpu samping, pelat tepi, pelat alas dalam dan pelat alas.
Untuk lewat udara dan air pada waktu pengisian dan pengeringan ruang dasar ganda, pada wrang dibuat lubang-lubang
udara dari lubang-lubang air.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Teknik Konstruksi kapal
176
Tebal wrang alas penuh pada kapal alas ganda dalam system konstruksi melintang tidak boleh kurang dari :
Tebal tidak perlu lebih dari 16,0 mm, di mana :
h = tinggi penumpu tengah k = faktor bahan.
Penampang pelat bilah wrang alas penuh tidak boleh kurang dari t
s
= 0,33. T. I. e k, di mana :
e = jarak wrang alas m. I = jarak antara sekat memanjang jika ada m.
I = B, jika dipasang sekat memanjang. Konstruksi wrang alas penuh sistem konstruksi melintang
dapat dilihat pada Gambar 11.8.
Gambar 11.8 Wrang Alas Penuh pada Dasar Ganda dengan Sistem Konstruksi Melintang.
1. Penumpu tengah Centre girder 2. Lubang udara Air holes
3. Penumpu samping terputus Intercostal side girder 4. Lubang jalan air Drain hole
5. Penegar wrang Flat bar stiffener 6. Lubang peringan Lightening hole
7. Pelat margin Margin plate 8. Lubang orang Man hole
Wrang alas terbuka dipasang pada tiap-tiap jarak gading di antara wrang alas penuh.
Konstruksi wrang alas terbuka terdiri atas gading alas pada pelat alas dalam gading balik pada pelat alas dalam, serta
dihubungkan pada penumpu tengah dan pelat tepi antara penumpu tengah, penumpu samping, dan pelat tepi untuk menghubungkan
gading balik dan gading alas.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Teknik Konstruksi kapal
177
Untuk menentukan ukuran gading balik dan gading alas dihitung berdasarkan modulus penampang. Modulus penampang
gading alas tidak boleh kurang dari : W = 0,8. a. P
B
. I
2
cm
3
di mana : a = Jarak gading m,
P
B
= Besar beban pada alas kNm
2
, I = Panjang yang tidak ditumpu diukir dari pelat penunjang
ke pelat penunjang m. Modulus penampang gading alas minimum W
min
sama dengan modulus penampang penegar sekat pada tangki W
2
Modulus penampang gading balik tidak boleh kurang dari : W = 0,8 a P
1
I
2
cm
3
di mana : Pi = Besar beban pada pelat alas dalam kNm
2
Modulus penampang gading balik tidak boleh kurang dari modulus penampang penegar sekat tangki W
2
Modulus penampang gading balik dan gading alas tersebut di atas dapat diperkecil sebesar 40, jika diantara penumpu samping
dan pelat tepi dipasang profil penunjang. Ukuran tebal pelat penunjang dibuat sama dengan ukuran tebal wrang alas penuh.
Konstruksi wrang alas terbuka untuk sistem konstruksi melintang dapat dilihat pada Gambar 11.9
Gambar 11.9 Wrang Alas Terbuka pada Dasar Ganda dengan Sistem Konstruksi Melintang
1. Penumpu tengah menerus Continuous centre girder 2. Pelat lutut Bracket
3. Gading balik Inner bottom frame 4. Gading Alas Bottom frame
5. Profil penunjang Angle strut 6. Penumpu samping terputus Intercostal side girder
7. Penegar Flat stiffener 8. Pelat alas dalam Inner bottom plate
Di unduh dari : Bukupaket.com
Teknik Konstruksi kapal
178
9. Wrang alas terbuka Bracket Floor 10. Pelat Margin Margin Plate
Dasar ganda yang digunakan untuk menyimpan bermacam- macam cairan membutuhkan wrang kedap. Fungsi wrang kedap ini
untuk membagi tangki di dasar kapal ke dalam bagian-bagian tersendiri secara memanjang, dan juga untuk membatasi ruang
pemisah cofferdam. Wrang kedap dilaskan ke pelat alas, pelat alas dalam pelat tepi, dan penumpu tengah serta penumpu samping.
Sesuai dengan ketentuan BKI, tebal pelat wrang kedap tidak boleh kurang dari tebal pelat sekat tangki dan juga tidak boleh kurang
dari tebal wrang alas penuh. Untuk mencukupi kestabilan wrang kedap dipasang penegar tegak yang terdiri dari profil siku atau profil lain
dengan modulus penampang tidak boleh kurang dari modulus penampang penegar sekat pada tangki yaitu :
W = 5,5.a.hp.I cm
3
, di mana :
W = Modulus penampang penegar. hp = tinggi pipa limpah m.
a = Jarak penegar stiffener m.
Kerangka dasar ganda dengan sistem konstruksi memanjang terdiri atas wrang, penumpu tengah, penumpu samping, pembujur
alas, dan pembujur alas dalam. Wrang-wrang pada dasar ganda dengan sistem memanjang
terdiri wrang atas penuh yang diletakkan tidak lebih dari lima kali jarak gading dan tidak lebih dari 3,7 m.
Wrang alas penuh tersebut harus dipasang setiap jarak gading, yaitu dibawah fondasi ketel, di bawah sekat melintang, di bawah
topang ruang muat, dan di baeah kamar mesin. Tebal wrang alas penuh pada kapal dengan sistem konstruksi
memanjang maupun penampang pelat bilah memperhatikan rumus perhitungan pada wrang alas penuh pada kapal dengan sistem
konstruksi melintang. Pembujur-pembujur alas dan pembujur alas dalam tidak
terputus oleh wrang, tetapi menembus wrang melalui lubang-lubang pada wrang. Penegar tegak dari wrang ditempatkan satu bidang
dengan pembujur-pembujur alas dan pembujur alas dalam. Bila pembujur melalui wrang kedap, lubang pada wrang harus
ditutup kembali dengan baik sehingga tidak terjadi perembesan cairan. Untuk pembujur yang terpotong pada wrang kedap dilengkapi dengan
lutut yang tebalnya sama dengan tebal wrang.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Teknik Konstruksi kapal
179
Di antara wrang-wrang alas penuh dipasang wrang-wrang alas terbuka, yang terdiri atas pelat-pelat penunjang yang mempunyai flens
dan profil-profil penunjang. Lebar pelat penunjang diukur pada alas dalam, kira-kira 0,75
kali tinggi penumpu tengah. Konstruksi wrang alas penuh dan wrang alas terbuka dapat dilihat pada Gambar 11.10 dan 11.11.
Gambar 11.10 Wrang Alas Penuh solid floor pada Dasar Ganda dengan Sistem Konstruksi Memanjang
1. Penumpu tengah menerus Continuous centre girder 2. Lubang udara Air hole
3. Pembujur alas dalam Inner bottom longitudinal 4. Pembujur alas Bottom Longitudinal
5. Penumpu samping terputus Intercostal side girder 6. Pelat tepi miring Margin plate
7. Lubang peringan Lightening hole 8. Lubang Orang Manhole
9. Lubang air Drain hole
Gambar 11.11 Wrang Alas Terbuka pada Dasar Ganda dengan Sistem Konstruksi Memanjang
1. Penumpu tengah menerus Continuous centre girder 2. Pelat penunjang Angle strut
3. Pelat hadap Flange 4. Pembujur alas dalam Inner bottom longitudinal
Di unduh dari : Bukupaket.com
Teknik Konstruksi kapal
180
5. Pembujur alas Bottom Longitudinal 6. Penumpu samping terputus Intercostal side girder
7. Penegar Flat bar stiffener 8. Pelat tepi miring Margin plate
9. Pelat lutut Bracket
G. Konstruksi Lambung Sistem konstruksi lambung sebagai kerangka lambung kapal
pada pokoknya terdiri atas dua sistem yaitu sistem kerangka gading melintang dan sistem kerangka gading memanjang.
1. Gading