Kategori-kategori Pengelolaan Waktu Belajar

e. Waktu yang terbuang percuma Membuang waktu dengan percuma merupakan suatu keadaan dimana sesuatu yang tidak kita kerjakan saat itu juga akan memunculkan penyesalan di kemudian hari. Dalam kategori ini, seseorang lebih mementingkan melakukan kegiatan yang sekedar untuk menghibur diri dan melupakan tanggung jawab utamanya. Jadi kategori-kategori pengelolaan waktu yang dibedakan menjadi 5 kategori, antara lain: 1 penting dan mendesak merupakan suatu pekerjaan yang menuntut untuk segera dikerjakan tanpa memiliki batasan waktu yang panjang. 2 Penting tetapi tidak mendesak merupakan kategori yang memisahkan antara kegiatan yang efektif dan tidak efektif, dimana memilih mengerjakan sesuatu yang penting namun tidak mendesak, sehingga orang biasanya akan melakukan yang bukan menjadi prioritas dalam dirinya. 3 Kategori mendesak tetapi tidak penting yakni menuntut untuk segera diselesaikan, sehingga akan memiliki prioritas waktu yang rendah. 4 Padat kerja memiliki tuntutan untuk segera diselesaikan tugas yang ada, tanpa melihat waktu yang ada. Sedangkan 5 waktu yang terbuang percuma sesuatu kegiatan yang dilakukan seseorang, namun suatu saat akan memunculkan penyesalan dalam diri seseorang.

4. Pedoman-pedoman dalam Mengelola Waktu Belajar

Menurut Gie 1979 mengemukakan bahwa pengelolaan waktu akan berjalan dengan efektif apabila seseorang melakukan beberapa langkah berikut ini, antara lain: a. Keteraturan dalam Belajar Pokok utama dalam belajar adalah keteraturan. Pemahaman siswa mengenai cara belajar yang efektif merupakan dasar bagi siswa untuk belajar dengan teratur. Belajar dengan teratur maka hasil yang akan diperolehnya nanti juga memuaskan bagi dirinya. Membaca buku, mencatat intisari merupakan salah satu cara untuk mengingat pelajaran yang disampaikan ketika berada di sekolah. Bagi siswa yang sejak dini memiliki keteraturan dalam belajar, maka tidak akan sulit bagi dirinya untuk mengelola waktu belajarnya dengan efektif pula. b. Disiplin Belajar Setiap orang pastilah mempunyai cara belajar yang berbeda-beda. Seseorang akan mengetahui cara belajarnya sendiri apabila ia memiliki disiplin dalam belajar. Kedisiplinan dalam belajar ditunjukkan dengan sikap yang ditunjukkan oleh siswa dalam menghargai waktu yang ada. Apabila mereka bermalas-malasan, kurang bisa memusatkan pikiran pada suatu hal, sering melamun dan sebagainya akan membuat mereka kesulitan dalam belajar sehingga menjadi penghalang siswa untuk memiliki sikap disiplin dalam belajar. c. Konsentrasi Konsentrasi merupakan pemusatan pikiran kita terhadap suatu hal dan menyampingkan segala hal yang kurang mendukung bagi dirinya untuk belajar. Ketika belajar, konsentrasi kita berada pada pemusatan pikiran kita untuk mempelajari suatu mata pelajaran, baik di sekolah maupun di rumah. Konsentrasi muncul karena akibat dari perhatian yang bersifat spontan yang ditimbulkan oleh minat terhadap suatu hal. Jadi, pedoman-pedoman dalam mengelola waktu belajar dapat muncul karena adanya kesadaran dari diri kita sendiri. Dengan memiliki keteraturan dalam belajar, disiplin belajar dan memiliki konsentrasi, maka siswa akan terbantu untuk menangkap pelajaran yang disampaikan sehingga memudahkan mereka ketika akan mengelola waktu belajar mereka menjadi lebih efektif dan baik lagi.

B. Remaja dan Pengelolaan Waktu Belajar

Masa remaja sebagai periode tertentu dari kehidupan manusia, dimana merupakan suatu pembentukan konsep yang relatif baru dalam kehidupannya. Remaja atau Adolescence berasal dari kata dalam Bahasa latin yakni Adolescere yang berarti tumbuh menjadi dewasa atau sedang dalam perkembangan menuju tahap dewasa Desmita, 2007. Masa remaja memiliki rentang usia antara 12 hingga 21 tahun. Dalam pembagiannya terbagi menjadi 3 tahapan remaja, yakni usia 12-15 tahun merupakan masa remaja awal, 15-18 tahun merupakan masa remaja pertengahan,dan usia 18-21 tahun merupakan masa remaja akhir.

1. Perkembangan Remaja

Dalam memasuki usia remaja, mereka akan mengalami berbagai perkembangan dalam dirinya yang berguna untuk proses pembentukan diri dan mengenali dirinya. Berikut ini beberapa perkembangan yang terjadi pada usia remaja Desmita, 2007. Perkembangan Kognitif pada masa remaja adalah suatu periode dimana kapasitas untuk memperoleh dan menggunakan pengetahuan akan mencapai puncaknya secara efisien. Hal disebabkan karena remaja mengalami proses pertumbuhan otak yang sedang mencapai kesempurnaan. Perkembangan kognitif menurut teori Piaget yang meninjau dari perspektif, maka pemikiran pada masa remaja telah mencapai tahap pemikiran operasional formal yakni suatu tahap perkembangan kognitif yang dimulai pada usia 11 atau 12 tahun dan akan terus berlanjut hingga mencapai masa dewasa. Pada tahap ini, remaja juga sudah mampu berpikir secara sistematik, mampu memecahkan masalah dan mencari solusi dari permasalahan yang dihadapinya. Dalam hal ini remaja dituntun untuk mampu mengembangkan potensi yang ada dalam diri mereka. Sehingga hal ini tak lepas dari diperlukannya pengelolaan waktu belajar mereka. Ketika seorang remaja mampu mengelola waktu belajarnya dengan baik, maka segala aktivitas belajar mereka akan berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang direncanakan.