Pengembangan Implementasi Penegakan Hukum Dan Peradilan Nasional

31 masyarakat, akhirnya menjadi fenomena hukum. Untuk mengimbangi dinamika global dunia tersebut diperlukan pengembangan kualitas manusia, khususnya kualitas penegak hukum. Pengembangan penegakan hukum juga harus ditujukan ke arah yang lebih positif. Mengingat citra hukum dan peradilan nasional dimata masyarakat mengalami penurunan. Maka pengembangan hukum dan peradilan nasional sifatnya sangat urgen untuk segera dilaksanakan. Penundaan terhadap pengembangan implementasi penegakan hukum dan peradilan nasional bisa berakibat kebobrokan yang cukup besar ditubuh penegak hukum dan peradilan. Dalam hal ini masyarakat akan semakin tidak percaya dengan hukum dan peradilan nasional. Lenturnya kepercayaan masyarakat terhadap hukum dan peradilan nasional bisa berakibat dan memicu naiknya tindak kriminalitas yang ada di negara ini. Adapun pengembangan implementasi ini bisa dilakukan pada semua lini yang berperan aktif dalam mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap hukum dan peradilan nasional. Memang tidak mudah akan tetapi tetap harus dicoba guna terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur sesuai dengan apa yang dicita-citakan oleh amanah Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia NKRI.

2. Jenis –jenis Pengembangan Implementasi Penegakan Hukum Dan

Peradilan Nasional Pengembangan implementasi penegakan hukum dan peradilan nasional bisa dilakukan dari berbagai aspek, seperti yang dikemukan sebelumnya, jadi tidak akan dijelaskan lagi secara panjang lebar. Aspek-aspek tersebut adalah: aspek penegak hukum, hukum itu sendiri, perundang-undangan, dan masyarakat.

3. Cara-cara Pengembangan Implementasi Penegakan Hukum dan Peradilan Nasional

Cara-cara yang dapat ditempuh untuk mengembangkan implementasi penegakan hukum dan peradilan nasional adalah dengan memperbaiki segala sesuatu yang terkait dengan hukum dan peradilan nasional. Hukum dan peradilan nasional tidak akan lepas dari yang menjalankan tugas dan amanat yakni para aparat penegak hukum juga warga negara yang senantiasa 32 bersentuhan dengan proses hukum dan peradilan. Untuk itu diperlukan suatu kesadaran moral yang tinggi setiap komponen bangsa, khususnya para aparat penegak hukum. Kesadaran dapat dibangun dari dua 2 unsur, yakni aparat penegak hukum dan warga negara yang membutuhkan keadilan hukum tidak bisa dipungkiri. Karena kalau hanya berjalan salah satu unsur saja niscaya tidak akan pernah berhasil. Patuh pada hukum dan peradilan nasional dijalankan oleh aparat saja juga tidak mungkin dapat terjadi, sebaliknya jika hanya warga negara saja yang patuh terhadap hukum dan peradilan nasional juga tidak mungkin berhasil. Jadi bagaimanapun persatuan dan kesatuan senantiasa mempengaruhi keberhasilan dalam mewujudkan segala yang dicita-citakan, tidak terkecuali dengan masalah hukum dan peradilan nasional.

4. Kondisi Implementasi Pengembangan Hukum dan Peradilan di Indonesia saat ini

Implementasi pengembangan hukum dan peradilan di Indonesia saat ini belum mengalami kemajuan yang berarti. Dikatakan demikian karena saat ini kondisi hukum dan peradilan nasional sangat menghawatirkan. Bahkan seperti yang dikemukakan sebelumnya hukum dan peradilan di negara ini bisa dibeli, hukum dan peradilan di negara ini tajam ke bawah dan tumpul ke atas. Oleh sebab itu diperlukan kerja keras dan tuntas kerja untuk dapat mengembalikan fungsi hukum yang sesuai, sehingga negara ini bisa menjadi negara yang bersatu, adil, dan makmur seperti yang dicita-citakan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. Dengan demikian ke depan hukum dan peradilan di Indonesia perlu diadakan pengembangan atau reformasi disegala bidang seperti yang telah dibahas pada sub bab sebelumnya.

D. Aktivitas Pembelajaran

Model Pembelajaran Problem Based Learning ini bertujuan merangsang peserta untuk belajar melalui berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari dikaitkan dengan pengetahuan yang telah atau akan dipelajarinya melalui langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut: 1. Mengorientasi peserta pada masalah yaitu dengan memfokuskan peserta mengamati masalah yang menjadi objek pembelajaran.