Indikator Pencapaian Kompetensi PPKn SMA SMK KELOMPOK KOMPETENSI I

10

C. Uraian Materi

1. Analisis Pengembangan Implementasi Nilai-nilai Pancasila

Analisis pengembangan nilai-nilai Pancasila adalah: mempelajari, mencermati, memaknai, dan memperluas pengamalan nilai-nilai Pencasila dalam bentuk sikap dan perilaku sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini diperlukan dengan tujuan agar Pancasila dapat mengikuti perkembangan zaman fleksibel. Sebab mau tidak mau kita harus menerima perkembangan ilmu pengetahuan dan penemuan teknologi baru akan berdampak pada sikap dan perilaku manusia. Pengembangan nilai-nilai Pancasila ini juga membuktikan bahwa Pancasila sebagai ideologi terbuka yaitu terbuka menerima hal-hal yang baru untuk pengembangan dan penyesuaian dengan fenomena-fenomena kehidupan di zaman modern ini.

2. Menganalisis Cara-cara

Pengembangan Implementasi Nilai-nilai Pancasila Cara-cara pengembangan implementasi nilai-nilai Pancasila adalah dengan cara mengkaitkan nilai-nilai Pancasila dengan fenomena kehidupan serta penemuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang baru. Contoh : pergaulan perkenalan lewat facebook, zaman sekarang banyak sekali pergaulan para remaja melalui facebook yang berarkhir positip yaitu: terjadi perkawinan, tetapi juga banyak lewat pergaulan facebook terjadi penipuan, pemerkosaan dan kejahatan lainnya. Yang menjadi pertanyaan adalah: apakah perkenalan lewat facebook tersebut sesuai dengan nilai-nilai Pancasila atau nilai-nilai Pancasila menerima fenomena pergaulan di zaman modern tersebut, sebagai pengembangan nilai-nilai.

3. Pengembangan Implementasi Nilai-nilai Pancasila Dalam Kehidupan Bermasyarakat Modern

Pengembangan nilai-nilai Pancasila hidup subur dalam pergaulan kehidupan di masyarakat. Tanpa kita sadari sebetulnya kita setiap detik, menit dan jam mengamalkan dan mengebangkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat. Contoh berkat penemuan teknologi yang modern, sekarang ini banyak perdagangan melalui online, sistem ini rawan dengan penipuan, modalnya saling percaya antara pembeli dengan penjual, tetapi sistem perdagangan ini lebih efektif, sehingga banyak masyarakat yang melakukan jual beli dengan sistem ini. Yang menjadi pertanyaan apakah Pancasila menerima 11 fenomena sistem perdagangan ini? Demi pengembangan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan, hendaknya menerima fenomena sistem perdagangan modern tersebut bersifat fleksibel.

4. Pengembangan Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Bernegara Modern

Pada pemerintah sistem demokrasi sekarang ini kehidupan kenegaraan lebih bebas dan terbuka, contohnya: penyadapan oleh KPK, dengan penyadapan tersebut banyak sekali para pejabat yang tertangkap, baik melakukan korupsi, penyuapan, maupun tindak pidana lain, Pancasila menerima tindakan tesebut, teknik ini sebagai contoh pengembangan implementasi Pancasila dalam kehidupan kenegaraan. Contoh lain pengembangan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bernegara adalah: perekaman oleh Makroof Samsudin antara pembicaraan Setya Novanto dengan PT Free Port dan pengusaha yang disebarkandiajukan Sudirman Said kepada MKD Jawa Pos,4 Desember 2015. Perekaman tersebut sekarang sudah terbuka, tidak saja oleh pejabat negara tetapi juga oleh masyarakat, perekaman tersebut sebagai pengembangan nilai Pancasila. Termasuk informasi antara pejabat, atasan dengan bawahannya atau sebaliknya antara bawahan kepada atasanya melalui HP. Sistem penyampaian informasi dengan HP ini ternyata sesuai dengan nilai-nilai Pancasila sekaligus sebagai pengembangan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan negara. 5. Kendala-Kendala Dan Cara Mengatasinya Pengembangan Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Aspek Kehidupan Modern a. Kendala-kendala pengembangan implementasi nilai-nilai Pancasila. 1 Kebobrokan moral sebagian bangsa Indonesia, karena kebobrokan moral banyak tindakan negatif yang dilakukan seperti, korupsi, mencuri, menipu, membegal, minuman keras, selingkuh, pemerkosaan dan tindak pidana lain. 2 Tingkat pendidikan sebagian besar yang masih rendah, karena tingkat pendidikan yang rendah akibatnya tidak dapat membedakan yang baik dan buruk, yang benar dan salah, sehingga banyak sikap dan perilaku yang melanggar norma.