Pengembangan Implementasi Nilai-nilai Nasionalisme dan Patriotisme
21 Selain hal-hal normatif dan mendasar yang masih menuntut aktualisasi
dan representasi tersebut, terdapat juga komitmen dan tekad baru yang kini tampak sebagai “trend” dan fenomena cemerlang untuk memelihara
nasionalisme.
Pertama, keunggulan kompetitif sumber daya manusia SDM. Sebenarnya tidak kurang bibit unggul dan kader potensial dari putra-putri Indonesia yang
kelak diharapkan dapat menjadi patriot-patriot pembangunan dan mampu membawa Indonesia ke pintu gerbang kegemilangan dan kejayaan. Berbagai
sekolah unggulan dan lulusan pendidikan di dalam maupun di luar negeri terbukti cukup apresiatif dan bahkan telah mampu menjuarai berbagai olympiade sains
dan teknologi. Putra-putri seperti inilah yang bisa membagi kebanggaan. Tidak sedikit manager muda berbakat pada lembaga pemerintah ataupun swasta
dengan menampilkan kepiawaian manajemen. Hal ini tentu dapat memberikan semangat kepada generasi baru yang akan datang lebih dapat memacu diri
untuk berprestasi dan bangga akan teman-teman sebangsanya. Kedua, Pluralitas yang menghasilkan sinergisme. Kemajemukan bangsa
Indonesia yang kian hari kian terbentuk secara alami dan menuju pada sikap inklusif dari berbagai suku agama, ras dan golongan, akan terus berkembang
pesat dan bahkan tak mungkin dihambat. Kecenderungan masa kini dan di masa yang akan datang integrasi bangsa Indonesia tidak lagi terfokus pada faktor
suku, agama, ras dan golongan tersebut, tetapi lebih mengarah pada integrasi dan sinergi yang lebih maju, yakni berkaitan dengan peran, fungsi dan profesi
orang per orang maupun dalam hubungan kelompok. Di masa yang akan datang ora
ng tidak lagi bertanya “kamu dari mana, suku apa, dan agamanya apa?” tetapi lebih banyak pada pertanyaan “kamu memiliki kemampuan dan skill apa atau
keahlian dan profesi apa, ” yang bisa diajak bekerja sama untuk menghasilkan
suatu karya. Disini akan tersirat sikap dan sifat-sifat saling memberi dan saling menerima segala macam perbedaan yang pada muaranya akan dapat
melahirkan rasa bangga dan nasionalisme yang luas. Ketiga, semangat tidak kenal menyerah dan tahan uji. Ada berbagai
ungkapan dan perasaan sebagian besar bangsa Indonesia yang tetap tahan uji dan cukup membanggakan. Berbagai musibah bencana dan malapetaka terus
datang silih berganti, seperti yang kita rasakan datangnya “tsunami”, tanah longsor, bencana banjir, flu burung, demam berdarah, busung lapar dan lain
22 sebagainya namun tetap membuat kita tawakal dan berusaha untuk mengatasi
secara bergotong royong. Keempat,
semangat demokrasi
menjadi pilihan
bersama. Era
demokratisasi, sudah membangkitkan tekad dan semangat baru bagi bangsa Indonesia untuk menata kembali kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih
bermartabat. Negara demokrasi sebagai pilihan tepat karena dari sinilah akan lahir bingkai-bingkai sehat, dimana orang-orang bersepakat dan bersama-sama
dalam menentukan pilihan bersama. Dengan demikian tata kehidupan berdemokrasi inilah yang akan menjadi semangat baru dan semangat bersama
generasi penerus bangsa Indonesia yang sekaligus akan menjadi semangat nasionalisme yang kental dalam era yang baru.
Kelima, semangat desentralisasi dan otonomi daerah. Kebijakan Pemerintah dalam upaya desentralisasi kekuasaan kepada daerah-daerah dan
memberikan otonomi yang luas kepada tiap-tiap daerah, akan melahirkan semangat kebebasan dan semangat kemandirian untuk membangun daerahnya
masing-masing. Ada kompetisi di dalamnya, tetapi juga tuntutan kreativitas di masing-masing daerah untuk lebih maju dan semakin dapat mensejahterakan
masyarakatnya. Desentralisasi tidak boleh mengarah pada federalisme apalagi memecah belah integrasi nasional. Otonomi daerah juga tidak boleh mengarah
kepada disintegrasi bangsa. Oleh karena itu rambu-rambu untuk tetap dapat menjaga utuhnya NKRI harus dipahami bersama dan didasari oleh semangat
demokrasi, integralistik dan wawasan kebangsaan Indonesia yang lebih mendalam.