BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Motivasi Belajar
Motivasi berasal dari kata “motif” diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai
daya penggerak dari dalam dan didalam subyek untuk melakukan aktivitas- aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan
sebagai suatu kondisi intern. Berawal dari kata motif itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif
pada saat-saat tertentu, terutama bila mencapai tujuan sangat dirasakan atau mendesak.
Menurut Mc. Donald Sardirman, 2011:73, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya
“feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang
dikemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting. 1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap
individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi didalam sistem “neurophysiological” yang ada pada
manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia, penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.
2. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau “feeling” dan afeksi seseorang.
Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kewajiban, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku.
3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi, yaitu tujuan. Motivasi memang
muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang atau terdorong oleh adanya unsur lain dalam hal ini tujuan. Tujuan ini akan
menyangkut soal kebutuhan. Dengan ketiga elemen di atas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu
sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan
persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan
atau keinginan. Mahasiswa yang memiliki motivasi kuat akan mempunyai banyak energi
untuk melakukan kegiatan belajar. Ibaratnya seseorang itu menghadiri ceramah, tetapi karena ia tidak tertarik pada materi yang diceramahkan maka tidak akan
mencamkan apalagi mencatat isi ceramah tersebut. Seseorang tidak memiliki motivasi kecuali karena paksaan atau sekedar seremonial. Seseorang yang
memiliki intelegensia cukup tinggi, boleh jadi gagal karena kekurangan motivasi. Hasil belajar akan optimal kalau ada motivasi yang tepat.
M. Dalyono Udin, 200 5 memaparkan bahwa “motivasi adalah daya
penggerak atau pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan yang berasal dari dalam diri dan juga dari luar. Sartain Udin, 2005 mengatakan bahwa motivasi
adalah suatu pernyataan yang kompleks didalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan. Tujuan adalah yang membatasi
atau menentukan tingkah laku organism itu. Dengan demikian motivasi dalam proses pembelajaran sangat dibutuhkan untuk terjadinya percepatan dalam
mencapai tujuan pendidikan dan pembelajaran secara khusus. Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan
kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakan
perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh didalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar
motivasi dapat dikatakan sebagai daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar
dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai. Dikatakan keseluruhan karena
pada umumnya ada beberapa motif yang bersama-sama menggerakkan siswa untuk belajar. Menurut Maslow Djamarah, 2011:149 sangat percaya bahwa
tingkah laku manusia dibangkitkan dan diarahkan oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu seperti kebutuhan fisiologis, rasa aman, rasa cinta, penghargaan,
aktualisasi diri, mengetahui dan mengerti dan kebutuhan estetik.
Kebutuhan- kebutuhan inilah menurut Maslow yang mampu memotivasi tingkah laku individu. Oleh karena itu, apa yang seseorang lihat sudah tentu akan
membangkitkan minatnya sejauh apa yang ia lihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingan sendiri. Seseorang yang melakukan aktivitas belajar secara
terus menerus tanpa motivasi dari luar dirinya merupakan motivasi intrinsik yang sangat penting dalam aktivitas belajarnya. Namun seseorang yang tidak
mempunyai keinginan untuk belajar, dorongan dari luar dirinya merupakan motivasi esktrinsik yang diharapkan. Oleh karena itu motivasi ekstrinsik
diperlukan bila motivasi intrinsik tidak ada dalam diri seseorang sebagai subyek belajar.
Menurut sadirman 1996 :73 motif yang sudah aktif disebut motivasi. Motivasi merupakan proses yang tidak dapat diamati, tetapi bisa ditafsirkan
melalui tindakan individu yang bertingkah laku sehingga motivasi merupakan kontruksi jiwa. Kedudukan motivasi sejajar dengan isi jiwa sebagai cipta, karsa
dan rasa yang merupakan tridaya. Apabila cipta, karsa dan rasa yang melekat pada diri seseorang, dikombinasikan dengan motivasi dapat menjadi catur daya atau
empat dorongan kekuatan yang dapat mengarahkan individu mencapai tujuan dan memenuhi kebutuhan. Berawal dari arti motif maka motivasi dapat diartikan
sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motivasi yang ada pada setiap orang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Tekun menghadapi tugas 2. Ulet menghadapi kesulitan
3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah
4. Lebih senang bekerja mandiri 5. Cepat bosan pada tugas yang rutin
6. Dapat mempertahankan pendapatnya 7. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini
8. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal James O Whittaker soemanto, 1983:193 motivasi adalah kondisi-kondisi atau
keadaan yang mengaktifkan atau memberi dorongan kepada makhluk untuk bertingkah laku mencapai tujuan yang ditimbulkan oleh motivasi tersebut.
Sedangkan menurut Egsenck Dzaki, 2009 motivasi merupakan suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan, intensitas, konsisten, serta arah umum dari
tingkah laku manusia. Seseorang termotivasi atau terdorong untuk melakukan sesuatu karena adanya tujuan atau kebutuhan yang hendak dicapai.
Menurut Uno Fauzi, 2012 motivasi yang berperan dalam mendorong individu untuk menyelesaikan tugas adalah motivasi beprestasi. Menurut
MzClelland Fauzi, 2012 mengungkapkan bahwa motivasi berprestasi merupakan motivasi yang berhubungan dengan pencapaian beberapa standar kepandaian atau
standar keunggulan. Standar-standar itu akan memperngaruhi individu dalam usaha memperoleh pencapaian keberhasilan, termasuk dalam bidang pendidikan.
Menurut Atkinson Fauzi, 2012 menambahkan bahwa seseorang yang memiliki motivasi berprestasi akan cenderung berjuang untuk mencapai sukses atau
memilih kegiatan yang berorientasi untuk tujuan suskes.
Kondisi tersebut akan menentukan individu dalam menyelesaikan setiap tugas akademik, sehingga individu akan cenderung untuk melakukan atau bahkan
menghindari prokrastinasi akademik. Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa latin dengan awalan
“pro” yang berarti mendorong maju atau bergerak maju. Dan akhiran
“crastinus” yang berarti keputusan hari esok. Apabila kedua kata tersebut digabungkan, maka akan
menjadi “menangguhkan” atau “menunda” sampai hari berikutnya. Istilah
prokrastinasi pertama kali digunakan oleh Brown dan Holzman Fauzi, 2012 untuk menunjukkan suatu kecenderungan menunda-nunda penyelesaian tugas atau
pekerjaan. Menurut Ghufron Fauzi, 2012 prokrastinasi digunakan untuk menunjukkan suatu kecenderungan menunda-nunda pekerjaan dan penyelesaian
suatu tugas yang berhubungan dengan aktivitas akademik seperti tugas perkuliahan, belajar menghadapi ujian, dan lain-lain. Setiap penundaan tersebut
dilakukan oleh individu secara berulang-ulang dengan sengaja dan menimbulkan perasaan tidak nyaman misalnya perasaan cemas, merasa bersalah, panik dan lain-
lain. Individu yang melakukan prokrastinasi akademik mempunyai kesulitan untuk melakukan sesuatu batas waktu yang telah ditentukan, sering mengalami
keterlambatan, mempersiapkan sesuatu dengan sangat berlebih dan gagal dalam menyelesaikan tugas akademik sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan.
B. Indikator Motivasi Belajar