C. Pembahasan
1. Hubungan Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar
Dari hasil pengujian hipotesis pertama diperoleh hasil bahwa tidak ada hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar. Pernyataan ini
didasarkan pada perolehan indeks probabilitas sig. 2- tailed = 0,232 α
= 0,05. Hasil deskripsi dan analisis data penelitian menunjukkan menyatakan bahwa motivasi belajar mahasiswa tinggi sekitar 58,18 ,
sementara prestasi belajar mahasiswa dalam kategori baik sekitar 47,27 , namun diantara kedua variabel tersebut tidak ada hubungan. Artinya
semakin tinggi atau rendah motivasi belajar tidak berhubungan dengan
baik atau buruknya prestasi belajar.
Meskipun motivasi belajar merupakan salah satu faktor pendukung dalam prestasi belajar, tetapi motivasi belajar disini bukan merupakan
faktor dominan yang berpengaruh terhadap prestasi belajar. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Mina Nurjanah 2013:80 dan Lusia
Nrimaningsih 2014:117 yang menyatakan bahwa motivasi belajar tidak ada hubungan dengan prestasi belajar.
Motivasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah motivasi yang dimiliki mahasiswa dalam proses belajar saat menjadi
mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.
Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar sejalan dengan Suwarsono Fauzi,
2012 yang menyatakan bahwa teori motivasi tidak memberikan penjelasan bagaimana cara seseorang atau orang-orang memiliki
kebutuhan berprestasi
yang tinggi.
Teori motivasi
ini tidak
memperhatikan kesulitan-kesulitan yang seringkali dihadapi oleh mahasiswa yang meskipun sudah memiliki kebutuhan berprestasi yang
tinggi, tetapi tidak maju karena hambatan-hambatan yang sering kita lihat. Selain itu teori motivasi tidak merumuskan bagaimana cara mengukur
motivasi berprestasi, karena setiap individu mempunyai dorongan motif yang berbeda-beda. Berdasarkan analisis pada hasil kuesioner ditemukan
beberapa butir pernyataan yang mendukung hasil penelitian sebagai berikut: pada butir 6 kesadaran mahasiswa untuk melakukan aktivitas
belajar secara terstruktur kurang, pada butir 9 kurangnya kesadaran mahasiswa akan kewajibannya dalam belajar dan pada butir 12 kesadaran
mahasiswa yang masih kurang dalam mencari berbagai sumber belajar. Dengan demikian meskipun seseorang memiliki motivasi
berprestasi tinggi bukanlah merupakan prasyarat dari kemajuan dalam memiliki prestasi yang tinggi, tetapi juga merupakan hasil dari kemajuan.
Artinya seseorang yang memiliki motivasi yang tinggi belum tentu prestasinya pun tinggi, karena berprestasi bukanlah merupakan tujuan
yang utama. Meskipun berprestasi itu merupakan hasil dari kemajuan seseorang.
Tujuan-tujuan yang mendasari motivasi ditentukan sendiri oleh individu yang melakukannya, individu dianggap tergerak untuk mencapai
tujuan karena motivasi intrinsik keinginan beraktivitas atau meraih pencapaian tertentu semata-mata demi kesenangan atau kepuasan dari
melakukan aktivitas tersebut, atau karena motivasi ekstrinsik yakni keinginan untuk mengejar suatu tujuan yang diakibatkan oleh imbalan-
imbalan eksternal.
2. Hubungan Lingkungan Belajar Dengan Prestasi Belajar