E. Paradigma Penelitian
Hubungan motivasi belajar dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar
dalam penelitian ini dapat diilustrasikan paradigma sebagai berikut: X1
Y
X2
Keterangan: X1
: motivasi belajar X2
: lingkungan belajar Y1
: prestasi belajar
F. Variabel Penelitian dan Pengukuran
1. Variabel Penelitian
Variabel adalah obyek penelitian yang bervariasi atau apa yang menjadi
titik perhatian suatu penelitian Arikunto,1996:99.
Dalam penelitian ini variabel yang akan di teliti adalah a. Motivasi belajar X1
b. lingkugan belajar X2 c. Prestasi belajar siswa Y
2. Pengukuran
a. Motivasi Belajar Yaitu serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi
tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakan
perasaan tidak suka itu. Untuk mengukur motivasi belajar yang akan mereka pilih cara yang digunakan penulis adalah dengan kuesioner tipe
pilihan yang disusun seperti model dengan lima alternatif jawaban. Skor bergerak dari satu sampai dengan lima. Adapun pedoman untuk
memberikan skor pada alternatif jawaban adalah sebagai berikut: Jawaban sangat tidak setuju diberi skor 1
Jawaban tidak setuju diberi skor 2 Jawaban kurang setuju diberi skor 3
Jawaban setuju diberi skor 4 Jawaban sangat setuju diberi skor 5
Skor tertinggi yang dicapai dari kuesioner motivasi belajar adalah 5 dan skor terendah 1.
Selanjutnya untuk menentukan tinggi rendahnya faktor yang paling berpengaruh dengan menghitung nilai mean dengan rumus sebagai berikut
Arikunto, 1996:183. Mean =
∑�� �
Keterangan: FX
: Total skor N
: Jumlah populasi
Kisi-kisi indikator yang penulis buat bersumber dari Nashif dan Restama Eka. Berikut ini merupakan tabel kisi-kisi indikator variabel penelitian
mengenai motivasi belajar:
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Indikator Variabel Penelitian Motivasi Belajar
Variabel No Item
Positif Negatif
Motivasi Belajar Adanya
dorongan dan
kebutuhan dalam belajar Orang Tua
Teman Perasaan senang
Kemauan Dosen
2 3
4 5
1
Jumlah waktu yang disediakan untuk belajar
Terstruktur atau tidak 6
Kerelaan meninggalkan tugas lain
Sering mengikuti aktivitas di kampus
Sering bermain 7
8 Adanya kemauan untuk berbuat
Pemanfaatan waktu untuk belajar
Membuat catatan Menyediakan waktu untuk
mengulang pelajaran Mencari sumber belajar lain
Bertanya kepada teman tentang pelajaran
Membentuk kelompok
belajar 9
10 11
12 13
14 Cepat bosan dengan tugas rutin
15 Malas
16
b. Lingkungan Belajar Lingkungan belajar yaitu suatu tempat atau suasana yang dapat
memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Adapun pedoman untuk memberi skor pada alternatif jawaban adalah
sebagai berikut: Jawaban sangat buruk diberi skor 1
Jawaban buruk diberi skor 2 Jawaban cukup diberi skor 3
Jawaban baik diberi skor 4 Jawaban sangat baik diberi skor 5
Skor tertinggi yang dicapai dari kuesioner lingkungan belajar adalah 5 dan skor terendah 1.
Selanjutnya untuk menentukan tinggi rendahnya faktor yang paling berpengaruh dengan menghitung nilai mean dengan rumus sebagai berikut
Arikunto, 1996:183. Ketekunan mengerjakan tugas
Tepat waktu
dalam mengerjakan tugas
Acuh tak acuh dalam memperbaiki
17 18
Belajar secara mandiri 19
Belajar bersama teman 20
Mean =
∑�� �
Keterangan: FX
: Total skor N
: Jumlah populasi Berikut ini merupakan tabel kisi-kisi indikator variabel penelitian
mengenai lingkungan belajar:
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Indikator Variabel Penelitian Lingkungan Belajar
Variabel No item
Positif Negatif
Lingkungan Belajar Teman
1 Orang tua
Kedekatan mahasiswa
dengan orang tua Sikap orang tua
Cara mendidik Suasana
Perhatian 2
3
6 4
5
Kondisi lingkungan tempat tinggal
7
Media massa Belajar sambil main HP
Belajar sambil nonton TV 8
9 Lingkungan universitas
Sarana dan prasarana 10
c. Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah sejauh mana anak menguasai dan memahami
materi pelajaran yang ditunjukkan dengan adanya nilai yang berhasil dicapai selama menjalani aktivitasnya di perkuliahan. Tingkat
keberhasilan belajar mahasiswa dinyatakan dengan bilangan yang disebut indeks prestasi.
Besar IP dihitung dari jumlah hasil kali antara besar kredit K dan bobot nilai N dibagi dengan jumlah kredit yang direncanakan atau
dinyatakan dengan rumus: IP
=
�� �
Keterangan : K
: Kredit N
: Bobot Nilai
G. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui Arikunto, 1996:139. Melalui cara ini
dimaksudkan penulis memperoleh data primer yaitu motivasi belajar dan lingkungan belajar.
2. Wawancara Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara
untuk memperoleh informasi dari terwawancara Arikunto, 1996:144. Wawancara digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan seeorang seperti
mencari data yang mendukung latar belakang masalah. 3. Dokumentasi
Pengumpulan data sekunder mengenai data yang ada di Universitas Sanata Dharma meliputi data prestasi belajar.
H. Teknik Pengujian Instrumen
Untuk mengetahui apakah setiap item dalam kuesioner yang dibuat sudah sahih atau dapat diandalkan, maka dilakukan uji statistik untuk mengukur
kesahihan butir dan keandalan butir dengan menggunakan analisis validitas dan reliabilitas, seperti dibawah ini:
1. Pengujian Kesahihan Kuesioner validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrument Arikunto, 1996:158. Suatu instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrument yang
kurang valid berarti memliki validitas rendah. Sebuah instrument dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.
Kevalidian atau kesahihan alat ukur tersebut akan diuji dengan menggunakan perhitungan korelasi product moment dari karl pearson Arifin,
2009:254 dengan rumus sebagai berikut:
� = � ∑
− ∑ ∑
√{ �∑ − ∑
}{�∑ − ∑ }
Keterangan: r = Koefisien korelasi
X = skor item Y = skor total
N = banyaknya subyek
Untuk mengetahui apakah instrumen penelitian tersebut valid atau tidak, maka ketentuannya sebagai berikut:
a. Jika �
ℎ� ��
≥ �
��
dengan taraf keyakinan 95 maka instrumen penelitian dikatakan valid
b. Jika �
ℎ� ��
�
��
dengan taraf keyakinan 95 maka instrumen penelitian dikatakan tidak valid
Pengujian validitas digunakan untuk mengetahui apakah kuesioner yang dipakai sebagai bahan penelitian layak atau tidak dipakai.
a. Uji Validitas Motivasi Belajar Hasil uji validitas berdasarkan hasil perhitungan item-item
kuesioner pada variabel motivasi belajar dengan menggunakan SPSS 16.0 terhadap 30 responden dari 20 butir pertanyaan dapat dilihat pada
tabel 3.3 dibawah ini:
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar 1
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation Squared
Multiple Correlation
Cronbachs Alpha if Item Deleted
soal1 68.20
39.890 .128
.809 .641
soal2 68.30
41.941 .125
.633 .629
soal3 68.20
39.200 .426
.827 .591
soal4 67.37
40.654 .415
.886 .599
soal5 67.67
43.126 .139
.791 .624
soal6 68.50
42.672 .123
.682 .627
soal7 67.90
43.334 .038
.832 .639
soal8 68.90
37.541 .459
.635 .580
soal9 68.60
37.903 .528
.797 .576
soal10 67.70
39.872 .468
.858 .592
soal11 67.90
39.541 .388
.807 .595
soal12 68.20
38.648 .410
.816 .590
soal13 67.30
43.597 .124
.763 .625
soal14 67.60
42.869 .097
.768 .630
soal15 68.70
42.286 .095
.745 .634
soal16 68.03
40.585 .193
.656 .621
soal17 68.03
42.102 .230
.717 .616
soal18 68.70
42.217 .055
.586 .645
soal19 68.17
42.971 .120
.351 .626
soal20 67.07
43.375 .146
.763 .624
Dari data di atas dapat diketahui pada kolom corrected item-total correlation
merupakan r hitung. Sementara r tabel dapat dicari sebagai berikut: df = n
– 2, 30 – 2 = 28 dan taraf signifikansi = 5 menunjukkan nilai r tabel = 0,3610. Ternyata diketahui corrected item-total masih ada r
hitung yang bernilai negatif, maka untuk item tersebut harus dihilangkan kemudian diolah lagi, berikut akan ditampilkan output yang baru pada
tabel 3.4 dibawah ini:
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar 2
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted Scale
Variance if Item
Deleted Corrected
Item-Total Correlation
Squared Multiple Correlation
Cronbachs Alpha if Item Deleted
soal3 21.13
12.809 .454
.395 .742
soal4 20.30
13.252 .556
.453 .728
soal8 21.83
12.351 .396
.208 .760
soal9 21.53
11.292 .702
.651 .686
soal10 20.63
13.344 .488
.542 .737
soal11 20.83
13.316 .361
.343 .761
soal12 21.13
11.982 .508
.581 .731
Dan setelah
melakukan pengolahan
kembali dengan
menghilangkan item dengan r negatif, maka dapat diambil kesimpulan bahwa item 3,4,8,9,10,11,12 adalah valid. Hal ini dikarenakan setiap item
pertanyaan tersebut memiliki nilai �
ℎ� ��
lebih besar dari 0,3610. Sehingga item-item pertanyaan tersebut valid dan dapat digunakan
dalam penelitian berikutnya.
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar 3
INDIKATOR �
ℎ� ��
�
��
KATEGORI Soal 3
0.454 0.3610
VALID Soal 4
0.556 0.3610
VALID Soal 8
0.396 0.3610
VALID Soal 9
0.702 0.3610
VALID Soal 10
0.488 0.3610
VALID Soal 11
0.361 0.3610
VALID Soal 12
0.508 0.3610
VALID Sumber: hasil olah data 2015
b. Uji Validitas Variabel Lingkungan Belajar Hasil uji validitas berdasarkan hasil perhitungan item-item
kuesioner pada variabel motivasi belajar dengan menggunakan SPSS 16.0 terhadap 30 responden dari 10 butir pertanyaan dapat dilihat pada tabel
3.6 dibawah ini:
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Lingkungan Belajar 1
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted Corrected Item-
Total Correlation Squared Multiple
Correlation Cronbachs Alpha
if Item Deleted butir1
34.53 20.189
.243 .225
.595 butir2
34.23 19.220
.535 .594
.539 butir3
34.63 17.620
.501 .486
.526 butir4
35.00 19.724
.263 .333
.591 butir5
34.53 21.016
.193 .312
.605 butir6
34.30 19.252
.623 .498
.531 butir7
36.07 21.582
.032 .161
.660 butir8
35.83 20.971
.164 .333
.614 butir9
34.40 21.903
.116 .332
.619 butri10
34.77 19.082
.431 .317
.552
Dari data diatas dapat diketahui pada kolom corrected item-total correlation
merupakan r hitung. Sementara r tabel dapat dicari sebagai berikut: df = n
– 2, 30 – 2 = 28 dan taraf signifikansi = 5 menunjukkan nilai r tabel = 0,3610. Ternyata diketahui corrected item-total masih ada r
hitung yang bernilai negatif, maka untuk item tersebut harus dihilangkan kemudian diolah lagi, berikut akan ditampilkan output yang baru pada
tabel 3.7 dibawah ini:
Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Lingkungan Belajar 2
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item- Total
Correlation Squared
Multiple Correlation
Cronbachs Alpha if Item Deleted
butir2 12.40
5.007 .628
.477 .664
butir3 12.80
3.890 .618
.441 .668
butir6 12.47
5.430 .601
.384 .688
butri10 12.93
5.099 .434
.222 .764
Dan setelah
melakukan pengolahan
kembali dengan
menghilangkan item dengan r negatif, maka dapat diambil kesimpulan bahwa item 2, 3, 6 dan 10 adalah valid. Hal ini dikarenakan setiap item
pertanyaan tersebut memiliki nilai �
ℎ� ��
lebih besar dari 0,3610. Sehingga item-item pertanyaan tersebut valid dan dapat digunakan dalam
penelitian berikutnya.
Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Variabel Lingkungan Belajar
Sumber: hasil olah data 2015
2. Pengujian Reliabilitas Pengujian reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana
suatu alat pengukur. Uji reliabilitas menggunakan sistem konsistensi internal belah dua dengan rumus alpha cronbach. Pengujian reliabilitas didasarkan
pada rumus alpha cronbach Arikunto,1990:191 dengan rumus sebagai berikut:
INDIKATOR �
ℎ� ��
�
��
KATEGORI Butir 2
.628 0.3610
VALID Butir 3
.618 0.3610
VALID Butir 6
.601 0.3610
VALID Butri 10
.434 0.3610
VALID
� = [ �
� − ] [ − ∑�
� ]
Keterangan: K
= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal �
= Koefisien reliabilitas ∑�
= Jumlah varian butir �
= Varian butir Reliabilitas instrumen pada penelitian ini menggunakan teknik alpha
cronbach. Jika koefisien alpha dari
�
��
dengan taraf signifikan 5, maka instrumen penelitian tersebut reliabel dapat dipercaya. Sebaliknya jika
koefisien alpha dari �
��
dengan taraf signifikan 5, maka instrumen penelitian tersebut tidak reliabel. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini
dilakukan dengan menghitung besarnya nilai cronbach’s alpha instrumen dari
masing-masing variabel yang diuji. Apabila nilai
cronbach’s coefficient alpha lebih besar dari 0,6 atau � , , maka jawaban dari para responden pada kuesioner sebagai alat pengukur
dinilai dinyatakan reliabel Siregar, 2013:57. Jika nilai cronbach’s coefficient
alpha lebih kecil dari 0,6, maka jawaban dari para responden pada kuesioner
sebagai alat pengukur dinilai dinyatakan tidak reliabel. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel 3.9.
Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Alpha Cronbach
Keterangan
Motivasi Belajar 0,765
Reliabel Lingkungan Belajar
0,755 Reliabel
Sumber: hasil olah data 2015 Berdasarkan tabel 3.9 diatas, diperoleh nilai alpha cronbach dari semua
variabel penelitian menunjukkan lebih besar dari nilai 0,6.
Dengan demikian jawaban-jawaban responden dari variabel-variabel penelitian tersebut reliabel. Sehingga item pertanyaan tersebut reliabel dan dapat
digunakan dalam penelitian selanjutnya.
I. Teknik Analisis Data
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan korelasi Spearman, agar kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang dari seharusnya. Maka terlebih
dahulu dilakukan uji prasyarat analisis korelasi yaitu uji normalitas dan uji hipotesis sebagai prasyarat untuk dilakukan analisis data.
1. Uji Normalitas Pengujian normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah skor-skor
sampel dapat masuk akal dianggap berasal dari suatu populasi distribusi teoritis. Dalam pengujian normalitas peneliti menggunakan kolmogorov-
smirnov yang memusatkan perhatian pada penyimpangan deviasi terbesar.
Pengujian normalitas dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0. Jika nilai � hitung
untuk tiap-tiap variabel penelitian ini dibawah � = , , maka distribusi data
tersebut adalah tidak normal. Jika masing-masing variabel mempunyai nilai diatas 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa variabel penelitian bersistribusi normal. Uji ini dapat menggunakan ketentuan sebagai berikut:
Jika probabilitas 0,05 maka distribusi populasi normal Jika probabilitas 0,05 maka distribusi populasi tidak normal
2. Pengujian Hipotesis a. Rumusan Hipotesis
1 Hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar H0 :
Tidak ada hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar Ha :
Ada hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar 2 Hubungan lingkungan belajar dengan prestasi belajar
H0 : tidak ada hubungan lingkungan belajar dengan prestasi
belajar Ha :
ada hubungan lingkungan belajar dengan prestasi belajar b. Uji hipotesis
Teknik pengujian hipotesis menggunakan uji korelasi spearman. Teknik pengujian tersebut untuk menentukan besarnya hubungan dua variabel
atau gejala yang berskala ordinal dengan data bersistribusi tidak normal Umar, 1998:139.
Langkah-langkahnya sebagai berikut: a. Menghitung koefisien korelasi spearman
Rumus menghitung nilai r: � =
Σ � � � � −
Keterangan: � = nilai korelasi
� = jumlah pasangan d = selisish antara X dan Y
b. Menentukan kriteria arah hubungan
Tabel 4.0 Tabel Tingkat Korelasi Dan Kekuatan
Arah Hubungan Siregar, 2013 : 251 Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,80 – 1,000
0,60 – 0,799
0,40 – 0.599
0,20 – 0,399
0,00 – 0,199
Sangat Kuat Kuat
Cukup Kuat Lemah
Sangat Lemah
3. Penarikan Kesimpulan a. Jika nilai probabilitas
� α = 0,05 maka � ditolak, artinya ada hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar. Sebaliknya jika nilai
probabilitas � α = 0,05 maka � diterima, artinya tidak ada hubungan
motivasi belajar dengan prestasi belajar . b. Jika nilai probabilitas
� α = 0,05 maka � ditolak, artinya ada hubungan lingkungan belajar dengan prestasi belajar. Sebaliknya jika nilai
probabilitas � α = 0,05 maka � diterima, artinya tidak ada hubungan
motivasi belajar dengan prestasi belajar .
BAB IV GAMBARAN UMUM
Ulasan gambaran umum berikut ini bersumber dari website www.usd.ac.id dan data dokumentasi referensi lainnya.
A. Sejarah Universitas Sanata Dharma
1. PTPG Sanata Dharma 1955 - 1958
Ide untuk mendirikan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru PTPG oleh Prof. Moh. Yamin, S.H. Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan
Kebudayaan RI pada tahun 1950-an disambut baik oleh para imam Katolik, terutama Ordo Societas Jesus Serikat Yesus yang lazim disingkat
S.J.. Waktu itu Ordo ini telah membuka kursus-kursus B1, antara lain B1 Mendidik Yayasan De Britto di Yogyakarta yang dikelola oleh Pater H.
Loeff, S.J. dan B1 Bahasa Inggris Yayasan Loyola di Semarang yang dikelola oleh pater W.J. Van der Meulen, S.J. dan Pater H. Bastiaanse, S.J.
Dengan dukungan dari Conggregatio de Propaganda Fide, selanjutnya Pater Kester yang waktu itu menjabat sebagai Superior Misionaris Serikat
Yesus menggabungkan kursus-kursus ini menjadi sebuah perguruan tinggi dan lahirlah PTPG Sanata Dharma pada tanggal 20 Oktober 1955 dan
diresmikan oleh pemerintah pada tanggal 17 Desember 1955. Pada awalnya PTPG Sanata Dharma mempunyai 4 Jurusan, yaitu Bahasa
Inggris, Sejarah, IPA, dan Ilmu Mendidik. Para pembesar misi Serikat Yesus menunjuk Pater Prof. Nicolaus Driyarkara, S.J. menjadi Dekan