Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol bunga petai terhadap S. aureus dan E.

positif ditunjukan dengan terbentuknya endapan jingga pada larutan yang ditambahkan pereaksi Dragendorff dan endapan putih hingga kekuningan pada larutan yang ditambahkan pereaksi Mayer Jones dan Kinghorn, 2006. g. Uji terpenoid Larutan uji sebanyak 2,5 ml dicampur dengan 1 ml kloroform kemudian ditambahkan 1,5 ml H 2 SO 4 pekat secara hati-hati melewati dinding tabung. Hasil positif adanya senyawa terpenoid ditunjukkan dengan terbentuknya cincin warna coklat kemerahan pada permukaaan dalam larutan Edeoga, Okwu, dan Mbaebre, 2005. h. Uji saponin Sebanyak 100 mg serbuk bunga petai ditambahkan 10 mL aquadest ke dalam tabung reaksi, ditutup dan dikocok kuat-kuat selama 30 detik. Tabung dibiarkan dalam posisi tegak. Apabila terbentuk buih setinggi kurang lebih 1-10 cm selama ± 10 menit pada permukaan cairan dan setelah penambahan ± 1 tetes HCl 2 N busa tidak hilang, maka menujukkan adanya senyawa saponin Departemen Kesehataan RI, 1995.

7. Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol bunga petai terhadap S. aureus dan E.

coli a. Sterilisasi alat dan bahan Seluruh alat gelas laboratorium yang akan digunakan untuk pengujian aktivitas anitbakteri dicuci dengan sabun dan dikeringkan. Alat-alat gelas dimasukkan ke dalam cawan petri kemudian dibungkus dengan kertas. Semua alat yang telah dibungkus dimasukkan ke dalam autoklaf pada suhu 121 o C selama 30 menit. Jarum ose disterilkan dengan memijarkan pada api bunsen, dan tabung mikropipet disterilkan dengan direndam pada alkohol. b. Pembuatan pelarut ekstrak Pelarut yang akan digunakan yaitu DMSO konsentrasi 5 vv. Pembuatan DMSO 5 dilakukan dengan cara melarutkan 5 ml DMSO, kemudian di tambahkan dengan aquadest sampai 100 mL. c. Pembuatan variasi konsentrasi larutan uji Ekstrak etanol bunga petai untuk uji potensi antibakteri menggunakan 5 seri konsentrasi. Konsentrasi 50 didapatkan dengan melarutkan 3 gram ekstrak kental dengan 6 mL DMSO 5, kemudian dilakukan pengenceran sehingga diperoleh konsentrasi 25; 12,5; 6,25; 3,125. Kontrol negatif digunakan DMSO 5 dan sebagai kontrol positif digunakan amoksisilin 125mg5ml. Tabel I. Pembuatan Variasi Konsentrasi Uji. Konsentrasi larutan uji Volume yang diambil dari stok larutan ujimL Volume DMSO yang ditambahakan mL 25 2 4 12,5 2 4 6,25 2 4 3,125 2 4 d. Identifikasi bakteri uji 1 Staphylococcus aureus Bakteri diinokulasi di media geolitik, diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 o C. Bila terdapat endapan hitam pada media geolitik diduga bakteri tersebut merupakan Staphylococcus. Bakteri diisolasi dari media geolitik ke media Enrich, diinkubasi selama 2 X 24 jam pada suhu 37 o C. Jika terdapat kabut putih diduga bakteri Staphylococcus. Kemudian, diambil 1-2 ose bakteri, diinokulasikan ke media gula glukosa, laktosa, manitol, maltosa, sakarosa, media Simons Citrat SC, media Sulfur Indol Motil SIM dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 o C. Tahap selanjutnya dilakukan uji koagulase dan pengecatan Gram. 2 Escherichia coli Bakteri diinokulasi di media penyubur Brilliant Green Lactose Blue BGLD, kemudian diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 37 o C. Jika terdapat koloni berwarna biru diduga bakteri Escherichia. Tahap selanjutnya, bakteri diisolasi lalu ditanam ke media TBX Tryptone Bile X-Glucoronide dan diinkubasi pada suhu 37 o C selama 24 jam. Pada media isolasi setelah 24 jam diduga adanya Escherichia coli dengan timbulnya warna hijau, kemudian bakteri diambil 1-2 ose, diinokulasi ke dalam media gula glukosa, sakarosa, laktosa, maltose, manitol, SC Simon Citrat, SIM Sulfur Indol Motil dan diinkubasi selama 24 jam. Tahap selanjutnya dilakukan pengecatan Gram. e. Pembuatan stok bakteri uji Bakteri diambil sebanyak 1-2 ose dari kultur murni mikroba simpanan, diinokulasikan ke 5 mL MHA dan diinkubasi pada suhu 37 o C selama 24 jam. f. Pembuatan suspensi bakteri uji Bakteri diambil sebanyak 1-3 ose dari stok kultur mikroba, kemudian diinokulasikan ke dalam tabung reaksi yang berisi MHB dan divortex agar tercampur merata. Suspensi bakteri yang telah dibuat disetarakan kekeruhanya dengan larutan Mac Farland 0,5 1,5 X 10 8 CFU. g. Uji aktivitas antibakteri ekstrak bunga petai dengan metode difusi sumuran. Inokulasi bakteri uji dilakukan dengan menggunakan metode Kirby Bauer . Bakteri uji S. aureus dan E. coli diinokulasikan dengan cara diusap secara merata pada media 20 mL MHA yang telah memadat pada petri. Setelah bakteri diinokulasikan, dibuat sumuran dengan menggunakan pelubang sumuran berdiameter 6 mm sebanyak 5 buah lubang sumuran. Kelima lubang sumuran diisi dengan konsentrasi ekstrak etanol bunga petai, sedangkan lubang sumuran yang akan diisi kontrol positif dan negatif dibuat dalam satu petri yang sama tetapi berbeda petri dengan perlakuan konsentrasi ekstrak. Tiap lubang sumuran pada media yang telah diinokulasikan bakteri uji diisi dengan 50 µL senyawa uji yang terdiri dari amoksisilin 125 mg5 ml sebagai kontrol positif dan DMSO 5 sebagai kontrol negatif. Lubang sumuran pada petri lainnya yang telah diinokulasi bakteri uji, diisi 50 µL ekstrak etanol bunga petai dengan konsentrasi 50; 25; 12,5; 6,25 dan 3,125. Semua petri yang telah berisi bakteri uji dan senyawa uji pada tiap lubang sumuran diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 o C selanjutnya diamati ada atau tidaknya zona jernih disekitar sumuran. Zona jernih yang tampak diukur dengan penggaris.

8. Penentuan KHM dan KBM dengan metode dilusi cair

Dokumen yang terkait

Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Petai (Parkia speciosa Hassk.) Terhadap Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus

5 26 64

PENDAHULUAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI C EKSTRAK ASETON KULIT BATANG Shorea accuminatissima TERHADAP Staphylococcus aureus ATCC 25923 DAN Escherichia coli ATCC 25922.

0 2 15

BAB 1 Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) Terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923, Shigella sonnei ATCC 9290, Dan Escherichia coli ATCC 25922.

0 2 9

DAFTAR PUSTAKA Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) Terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923, Shigella sonnei ATCC 9290, Dan Escherichia coli ATCC 25922.

0 11 4

Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol kulit buah Petai (Parkia speciosa Hassk.) terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.

3 29 145

Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol kulit batang pohon Petai (Parkia speciosa Hassk.) terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.

2 16 148

Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol Daun Petai (Parkia speciosa Hassk.) terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan Escherichia coli ATCC 25922.

2 18 141

Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol kulit buah buni (Antidesma bunius (L.) Spreng) terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan Escherichia coli ATCC 25922.

0 1 11

Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol kulit buah buni (Antidesma bunius (L.) Spreng) terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan Escherichia coli ATCC 25922

0 0 9

AKTIVITAS ANTIBAKTERI SENYAWA KOPOLI-(EUGENOL–N,N’-METILEN BIS(AKRILAMIDA)) TERHADAP Staphylococcus aureus ATCC 25923 DAN Escherichia coli ATCC 25922.

0 0 14