Enterotoksin dan eksotoksin Escherichia coli

Bakteri E.coli ditemukan pertama kali oleh Theodor Escherich pada abad ke 19 sebagai bakteri flora normal yang memproduksi vitamin K untuk mencerna makanan pada saluran pencernaan. Sebagian besar strain E.coli bersifat non patogenik tetapi beberapa strain E.coli ada yang bersifat patogenik. Bakteri ini merupakan bakteri gram negatif, berbentuk batang pendek, berukuran lebar 1-1,5 µm x panjang 2-6 µm dan dapat hidup soliter membentuk coccoid bipolar maupun berkelompok sehingga membentuk filamen-filamen berukuran panjang. Dinding sel terdiri dari lipopolisakarida serta membran luar berikatan dengan periplasma. Pada umumnya bersifat motil dengan flagella, tidak membentuk spora, merupakan jenis bakteri aerob atau fakultatif anaerob. Metabolisme yang dijalankan yaitu oksidasi dan fermentasi.

1. Enterotoksin dan eksotoksin

Jenis eksotoksin superantigen atau faktor virulensi yang dihasilkan yaitu : shiga-like toxin toksin AB, toksin ini dihasilkan oleh E.coli enteropatogenik O157:H7. Toksin ini terdiri dari 2 sub unit A dan B. Sub unit B berikatan dengan permukaan reseptor sel host dan menghantarkan subunit A melewati membran sel. superantigen ini menginduksi hilangnya cairan dari saluran usus Brooks, Carrol, Butel, Morse dan Mietzner, 2010. E.coli memiliki endotoksin yang berupa lipopolisakarida LPS yang terdiri dari 3 komponen, yaitu : a. O polisakarida : Komponen ini mengandung galaktosa, manose, glukosa, ramnosa, abequosa, kolitose dan berikatan dengan core polisakarida tetapi memiliki ikatan yang lebih panjang dibandingkan core polisakarida, bersifat hidrofilik dan merupakan komponen antigen yang utama. Antigen O ini merupakan target aksi sistem komplemen sel host, tetapi ketika terjadi reaksi untuk memutus ikatan polisakarida, komplemen sistem imun gagal untuk memberikan efek litik pada bakteri secara normal karena bakteri yang virulen akan resisten terhadap serangan sistem imun sel host, oleh karena itu tubuh akan memproduksi antibodi, berinteraksi pada permukaan bakteri, membentuk ikatan komplemen sehingga dapat melisiskan bakteri. b. Core polisakarida : polisakarida yang terletak diantara O polisakarida dan lipid A dan mengandung galaktosa, glukosa, N-asetilglukosamin, heptosa dan ketodeoksioktonat. c. Lipid A : komponen yang mengandung glukosamin dan fosfat yang berikatan dengan asam lemak, memberikan efek toksik, dan bersifat hidrofobik. Endotoksin ini akan diproduksi saat bakteri lisis akibat adanya aksi perlawanan dari sistem imun atau antibiotik. Endotoksin akan memberikan efek fisiologi seperti demam, diare, dan muntah bahkan dapat menyebabkan kematian akibat nekrosis membran atau hemorrhagic shock . Demam terjadi karena sel host distimulasi untuk mengeluarkan protein endogen yang bersifat pirogen yang mempengaruhi sistem saraf pusat pengatur suhu tubuh Baker dkk., 2007. Lipopolisakarida bakteri gram negatif berasal dari dinding sel dan sering dilepaskan ketika bakteri lisis. Zat ini bersifat stabil dalam panas, mempunyai berat molekeul antara 3000-5000. Lipopolisakarida pada aliran darah pada mulanya terikat pada protein yang bersirkulasi kemudian berinteraksi dengan makrofag, monosit dan sel. Efek patofisiologi yang timbul yaitu demam, leukopenia, dan syok yang mengakibatkan gangguan organ –organ penting. Lipopolisakarida juga menyebabkan trombosit menempel pada endotel pembuluh darah menyebabkan oklusi pembuluh darah kecil, yang dapat menyebababkan nekrosis hemorrhagik atau iskemik pada berbagai organ Brooks dkk., 2010.

2. Komponen antigen

Dokumen yang terkait

Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Petai (Parkia speciosa Hassk.) Terhadap Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus

5 26 64

PENDAHULUAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI C EKSTRAK ASETON KULIT BATANG Shorea accuminatissima TERHADAP Staphylococcus aureus ATCC 25923 DAN Escherichia coli ATCC 25922.

0 2 15

BAB 1 Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) Terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923, Shigella sonnei ATCC 9290, Dan Escherichia coli ATCC 25922.

0 2 9

DAFTAR PUSTAKA Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) Terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923, Shigella sonnei ATCC 9290, Dan Escherichia coli ATCC 25922.

0 11 4

Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol kulit buah Petai (Parkia speciosa Hassk.) terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.

3 29 145

Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol kulit batang pohon Petai (Parkia speciosa Hassk.) terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.

2 16 148

Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol Daun Petai (Parkia speciosa Hassk.) terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan Escherichia coli ATCC 25922.

2 18 141

Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol kulit buah buni (Antidesma bunius (L.) Spreng) terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan Escherichia coli ATCC 25922.

0 1 11

Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol kulit buah buni (Antidesma bunius (L.) Spreng) terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan Escherichia coli ATCC 25922

0 0 9

AKTIVITAS ANTIBAKTERI SENYAWA KOPOLI-(EUGENOL–N,N’-METILEN BIS(AKRILAMIDA)) TERHADAP Staphylococcus aureus ATCC 25923 DAN Escherichia coli ATCC 25922.

0 0 14