Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Proses Pengambilan Keputusan

38 Sumber : Kotler dan keller 2012 :161 Gambar 2.2 Model Perilaku Konsumen

b. Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian

Perilaku Konsumen consumer behavior dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut Basu Swastha 2011:10, sedangkan menurut Kotler dan keller 2012:151 perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan menghabiskan barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginannya konsumen. Perilaku konsumen juga dapat didefinisikan sebagai proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik individu yang terlihat dalam mengevaluasi, 39 memperoleh, menggunakan, atau membuang barang dan jasa. Tujuan mempelajari perilaku konsumen adalah untuk mengetahui dan memahami berbagai aspek yang ada pada konsumen dan akan digunakan dalam menyusun strategi pemasaran yang sukses. Kotler 2012: 161 dengan jelas menggambarkan bagaimana model perilaku konsumen dapat dipelajari seperti gambar 2.2.

c. Proses Pengambilan Keputusan

Model proses keputusan pembelian menurut Kotler dan Keller 2012:166 terdiri dari 5 tahapan yaitu : Sumber: Kotler dan Keller 2012:166 Gambar 2.3 Proses Pengambilan keputusan 1. Problem Recognition Pengenalan Masalah Proses pembelian dimulai saat pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal ataupun eksternal. Pemasar perlu Problem recognition Information search Evaluation of alternatives Purchase decision Postpurchase behavior 40 mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen. Kemudian mereka dapat mengembangan strategi pemasaran yang memicu minat konsumen. 2. Information search Pencarian Informasi Setelah mengenal kebutuhan yang dihadapinya, konsumen akan mencari informasi lebih lanjut atau tidak. Ketika konsumen mengumpulkan informasi, hanya beberapa pilihan yang menjadi kuat. Jika kebutuhan tersebut sangat penting bagi konsumen maka pencarian informasi akan lebih mendalam salah satu cara konsumen yaitu mendapatkan informasi dari berbagai pihak. Informasi-informasi yang didapatkan konsumen dibagi menjadi empat kelompok sumber informasi diantaranya : a. Pribadi : keluarga, teman, tetangga, rekan. b. Komersial : iklan, situs web, wiraniaga, penyalur, kemasan, tampilan. c. Publik : media masa, organisasi pemeringkat konsumen. d. Pengalaman : penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk. Jumlah dan pengaruh relatif dari sumber-sumber informasi tergantung pada jenis produk dan karakteristik pembeli. 3. Evaluation of Alternative Evaluasi Alternatif Menurut Kotler dan Keller 2012:168, konsumen mengolah informasi merek yang bersaing dan membuat penilaian akhir. Tidak ada proses evaluasi tunggal sederhana yang digunakan oleh semua konsumen atau oleh 41 satu konsumen dalam semua situasi pembelian. Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan, dan model-model terbaru yang memandang proses evaluasi konsumen sebagai proses yang berorentasi kognitif. Yaitu, model tersebut menganggap konsumen membentuk penilaian atas produk dengan sangat sadar dan rasional. Beberapa konsep dasar akan membantu kita memahami proses evaluasi konsumen yaitu: a Konsumen berusaha memenuhi kebutuhan. b Konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. c Konsumen memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu. Para konsumen akan memberikan perhatian besar pada atribut yang memberikan manfaat yang dicarinya. Pasar produk tertentu sering dapat disegmentasikan berdasarkan atribut yang menonjol bagi kelompok konsumen yang berbeda-beda. a Keyakinan dan sikap. Evaluasi sering mencerminkan keyakinan dan sikap. Melalui bertindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan sikap. Keduanya kemudian memengaruhi perilaku pembelian mereka. Keyakinan belief adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang gambaran sesuatu. Keyakinan orang tentang 42 produk atau merek memengaruhi keputusan pembelian mereka. Yang tak kalah pentingnya dengan keyakinan adalah sikap. Sikap attitude adalah evaluasi, perasaan emosi, dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama pada seseorang terhadap obyek atau gagasan tertentu. b Model harapan nilai. Konsumen akhirnya mengambil sikap keputusan, preferensi terhadap berbagai merek melalui prosedur evaluasi tersebut. Mereka mengembangkan satu perangkat keyakinan tentang tempat masing-masing merek berdiri pada setiap atribut. Model harapan nilai atas pembentukan sikap menyatakan bahwa konsumen mengevaluasi produk dan jasa dengan menggabungkan keyakinan merek mereka positif maupun negatif menurut kepentingannya. Adapun pengertian lain keputusan pembelian menurut Peter dan Olson 2010:160 adalah alternatif sebuah pilihan konsumen sebagai proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan sebuah kegiatan memilih salah satu dari berbagai merek yang ada diantaranya sebagai perwujudan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi pada setiap individu konsumen. Pertimbangan alternatif konsumen dalam keputusan pembelian merek mana yang dibeli dapat terbentuk dari proses prilaku konsumen untuk mengevaluasi dan mengintegrasikan pengetahuan konsumen dari pilihan-pilah 43 merek yang tersedia dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya adapun bentuk dari pertimbangan pemilihan alternatif terhadap merek dapat digambarkan sebagai berikut Sumber : Peter Olson 2010 Gambar 2.4 Seperangkat Pembentukan Pertimbangan Pemilihan Merek Alternatif 4. Purchase decision Keputusan Pembelian Menurut Kotler dan Keller 2012: 170, dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga dapat membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai. Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen bisa mengambil lima sub- keputusan: pertama merek merek „A’, kedua dealer dealer „2’, ketiga kuantitas sebuah komputer, keempat waktu 44 akhir pekan, dan yang kelima metode pembayaran kartu kredit. Dalam pembelian produk sehari-hari, keputusannya lebih kecil dan kebebasannya juga lebih kecil. Dalam beberapa kasus, konsumen bisa mengambil keputusan untuk tidak secara formal mengevaluasi setiap merek. Dalam kasus lain, faktor- faktor yang mengintervensi bisa memengaruhi keputusan final. a Model pilihan konsumen yang non-kompensasi. Model harapan nilai adalah model kompensasi dimana hal- hal yang dianggap baik pada sebuah produk dapat membantu mengatasi hal-hal lain yang dirasa buruk. Namun, konsumen mungkin tidak ingin menghabiskan begitu banyak waktu dan energi untuk menilai merek. Dengan model non-kompensasi pada pilihan konsumen, pertimbangan atribut positif dan negatif tidak perlu disaring. Mengevaluasi atribut lebih dalam membuat keputusan menjadi lebih mudah bagi seorang konsumen, tapi juga meningkatkan kemungkinan orang untuk melakukan pilihan yang berbeda jika dia lebih leluasa menghadapi rincian yang lebih besar. Disini kita menyoroti tiga warisan pilihan tersebut yaitu: 1 Pada pengalaman konjungtif, konsumen menetapkan satu tingkat minimum yang dapat diterima untuk setiap atribut dan memilih alternatif pertama yang memenuhi standar minimum untuk sebuah atribut. 2 Pada pengalaman leksikografik, konsumen memilih merek terbaik berdasarkan atribut yang dirasakan paling penting. 45 3 Pada pengalaman eliminasi berdasarkan aspek, konsumen membandingkan merek pada sebuah atribut yang diseleksi dengan memerhatikan tingkat probabilitas dimana probabilitas memilih sebuah atribut itu secara positif berhubungan dengan arti pentingnya dan merek dieliminasi jika tidak memenuhi tingkat minimum yang dapat diterima. b Faktor-faktor yang mengganggu Walaupun konsumen membentuk evaluasi merek, ada beberapa faktor yang dapat berada di antara niat pembelian dan keputusan pembelian. Tahap penilaian keputusan menyebabkan konsumen membentuk pilihan merek diantara beberapa merek yang tergabung dalam perangkat pilihan. Konsumen membentuk suatu minat terhadap merek yang paling disukai. Faktor pertama cara sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai akan bergantung pada dua hal yaitu intensitas negatif orang lain pada alternatif yang disukai konsumen dan faktor kedua motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. Minat beli berada pada posisi setelah konsumen melakukan evaluasi alternatif sebelum melakukan keputusan pembelian. 5. Postpurchase behavior Perilaku Pasca Pembelian Tugas pemasar tidak berakhir saat produk telah dibeli oleh konsumen, melainkan terus berlanjut hingga suatu periode pembelian. Kepuasan atau 46 ketidakpuasan konsumen terhadap produk akan mempengaruhi tingkah laku konsumen berikutnya. Menurut Kotler dan Keller 2012:172, terdapat tiga langkah yang menyangkut perilaku pasca pembelian, diantaranya : 1. Postpurchase satisfaction kepuasan pasca pembelian Kepuasan pembelian merupakan fungsi dari kedekatan antara harapan pembeli produk dengan kinerja yang dirasakan pembeli atas produk tersebut. Jika kinerja tidak memenuhi harapan maka konsumen kecewa, jika memenuhi harapan maka konsumen merasa puas, dan jika melebihi harapan maka konsumen sangat puas. Perasaan ini menentukan apakah pelanggan membeli produk kembali dan membicarakan hal-hal yang positif atau negatif tentang produk itu kepada orang lain. Semakin besar kesenjangan antara harapan dan kinerja, semakin besar ketidakpuasan yang terjadi. Disini gaya konsumen memainkan peran. Beberapa konsumen memperbesar kesenjangan itu ketika produk tidak sempurna dan sangat mengecewakan, sedangkan konsumen lain meminimalkan kesenjangan dan tidak terlalu kecewa. 2. Postpurchase actions tindakan pasca pembelian Jika konsumen puas, kemungkinan akan membeli kembali produk tersebut dan cenderung mengatakan hal-hal baik tentang merek tersebut pada orang lain. Tetapi konsumen yang tidak puas mungkin meninggalkan atau mengembalikan produk. Mereka mungkin mencari informasi yang memastikan nilai produk yang 47 tinggi. Jadi kepuasan dan ketidakpuasan pembeli atas suatu produk akan mempengaruhi tindakan selanjutnya. 3. Pospurchase use and disposal pemakaian dan pembuangan pasca pembelian Tingkat kepuasan konsumen merupakan suatu fungsi dari keadaan produk yang sebenarnya dengan produk yang diharapkan konsumen. Kepuasan atau ketidakpuasan akan mempengaruhi aktifitas konsumen berikutnya, rasa puas akan mepengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian berikutnya. Tetapi jika konsumen merasa tidak puas, konsumen akan beralih ke merek lain. 48

B. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu No. Peneliti Judul penelitian Variabel Hasil penelitian 1. Permadi dkk 2014 Pengaruh Citra Merek dan Word of Mouth terhadap keputusan Keputusan Pembelian Survei pada Konsumen Dapoer Mie Galau Jalan Selorejo 83 Malang Citra merek, word of mouth, keputusan pembelian. Koefisien beta pada hubungan word of mouth dengan keputusan pembelian adalah sebesar 0,424, thitung sebesar 3,919 dengan probabilitas sebesar 0,000 p0,05 maka keputusannya adalah H0 ditolak. Hipotesis yang menyatakan word of mouth berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian diterima. Sedangkan nilai Koefisien beta pada hubungan citra merek dengan keputusan pembelian adalah sebesar 0,380, thitung sebesar 3,514 dengan probabilitas sebesar 0,001 p0,05 maka keputusannya adalah H0 ditolak. Pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian diperoleh. Hipotesis yang menyatakan citra merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian diterima. bersambung halaman berikutnya