Karakteristik Jasa Pemasaran Jasa

15 berorientasi pada produk atau pelanggan yang berlangsung setelah produk inti disampaikan kepada pelanggan seperti aktifitas pemantauan, reparasi, dan up dating. Tindakan yaitu adalah suatu mode perilaku seperti memberikan saran dan membantu pelanggan.

b. Karakteristik Jasa

Berbagai riset dan literatur pemasaran jasa mengungkap bahwa jasa memiliki sejumlah karakteristik unik yang membedakannya dari barang dan berdampak pada cara memasarkannya. secara garis besar, karakteristik tersebut terdiri dari intangibility, inseparability, variabilityheterogenety, perishability, dan lack of ownership. Tjiptono 2014:28-33. 1. Intangibility Jasa berbeda dengan barang. Bila barang merupakan suatu objek, alat, atau benda; maka jasa adalah suatu perbuatan, tindakan, pengalaman, proses, kinerja performance, atau usaha. Oleh sebab itu, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar, atau diraba sebelum dibeli dan dikomsumsi. Hal ini menyebabkan sebuah implikasi bagi konsumen dan penyedia jasa Bagi para pelanggan, ketidakpastian dalam pembelian jasa relatif tinggi, karena terbatasnya search qualities, yakni karakteristik fisik yang dapat dievaluasi pembeli sebelum pembelian dilakukan. 16 Selain itu, jasa biasanya mengandung unsur experience quality dan credence quality yang tinggi. Experience quality adalah karakteristik- karakteristik yang hanya dapat dinilai pelanggan setelah pembelian. Sedangkan credence quality merupakan aspek-aspek yang sulit dievaluasi, bahkan setelah pembelian dilakukan. Oleh karena jasa relatif rendah dalam search qualities dan tinggi dalam experiance dan credence qualities, maka pelanggan merasakan risiko yang lebih besar dalam keputusan pembelian. Konsekuensinya, dalam pembuatan keputusan, pelanggan lebih banyak dipengaruhi oleh kredibilitas sumber informasi yang lebih bersifat personal. 2. Inseparability Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi. Sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama. Karakteristik semacam ini mempunyai beberapa implikasi bagi konsumen dan juga penyedia jasa tersebut atau pihak manajemen yang bertanggung jawab atas penyampaian jasa itu sendiri 17 Sumber: Tjiptono 2014 : 31 Gambar 2.1 Implikasi Inseparability Jasa Dari pihak konsumen yaitu pertama, pada jenis jasa yang tingkat kontak antara penyedia jasa dan pelanggannya termasuk tinggi dan membutuhkan kehadiran pelanggan, interaksi di antara mereka merupakan factor penting yang menentukan keputusan pelanggan dalam jasa yang bersangkutan. Kedua, konsumen lain biasanya juga hadir dalam penyampaian jasa. Perilaku mereka bisa mempengaruhi kepuasan dalam jasa yang disampaikan. INSEPARABILITY JASA MENYEBABKAN KONSUMEN : 1. Menjadi Co-producers jasa 2. Kerapkali menjadi Co-consumers suatu jasa dengan konsumen lainnya 3. Sering harus melakukan perjalanan untuk mencapai lokasi produksi jasa MEMBUTUHKAN RESPON MANAJEMEN BERUPA : 1. Upaya memisahkan produksi dan konsumsi 2. Manajemen interaksi konsumen dan produsen 3. Penyempurnaan sistem penyampaian jasa 18 Ketiga, perkembangan atau pertumbuhan jasa sulit diwujudkan. Dikarenakan produksi dan konsumsi dilakukan secara simultan, maka hal yang sama sukar dilakukan dalam bisnis jasa. Penyedia jasa dan klien harus bertemu. Kesulitan dalam mencapai skala ekonomis bisa menjadi hambatan utama bagi pertumbuhan jasa bersangkutan. Dari pihak penyedia jasa yaitu pertama, melatih staf agar dapat berinteraksi secara efektif dengan para klien. Termasuk cara mendengarkan,berempati dan berprilaku sopan pada pelanggan kedua, mengupayakan berbagai cara untuk mencegah agar jangan sampai ada pelanggan yang mengganggu atau menghambat kepuasan pelanggan lainnya. Ketiga, pertumbuhan yang difasilitasi dengan cara pelatihan, melayani kelompok pelanggan yang besar, bekerja lebih cepat, dan mendirikan multi-site location dengan bentuk waralabafranchising. 3. Variabilityheterogenetyinconsistency Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non-standardized output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas jenis, tergantung kepada siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut diproduksi. Berbeda dengan mesin, orang biasanya tidak bisa diprediksi dan cenderung tidak konsisten dalam hal sikap dan perilaku. Menurut Bove, Houston, Thill dalam Tjiptono 2014:31, terdapat tiga faktor yang menyebabkan variabilitas kualitas jasa, yaitu : a. Kerja sama atau partisipasi pelanggan selama penyampaian jasa. 19 b. Moralmotivasi karyawan dalam melayani pelanggan. c. Beban kerja perusahaan. Kesemuanya ini menyebabkan sebuah organisasi jasa sulit untuk mengembangkan citra merek yang konsisten sepanjang waktu. Namun untuk mengurangi dampak dari variabilitas organisasi jasa memiliki tiga strategi yaitu pertama, berinvestasi dalam seleksi, motivasi, dan pelatihan karyawan. Kedua, melakukan sebuah industrialisasi jasa. Ketiga, melakukan service customizatioin. 4. Perishability Perishability berarti, jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Artinya jasa yang dihasilkan akan dimanfaatkan pada saat konsumsi jasa tersebut berlangsung. Dengan demikian maka pemanfaatan jasa yang tidak mengenal penyimpanan ini memerlukan suatu kondisi permintaan jasa yang sedang terjadi. Jika terdapat permintaan maka jasa tersebut akan ditawarkan dan permintaan selanjutnya merupakan penawaran jasa berikutnya Permintaan pelanggan terhadap jasa sangat fluktuatif. Kegagalan dalam memenuhi permintaan puncak menyebabkan ketidakpuasan pelanggan. Akan tetapi sebaliknya, di saat periode sepi akan terjadi kapasitas jumlah menganngur dalam jumlah besar. Dalam hal ini manajemen penyedia jasa memiliki lima pendekatan alternatife dalam hal permintaan. a. Mengurangi permintaan pada periode puncak b. Meningkatkan permintaan pada periode sepi 20 c. Menyimpan permintaan dengan system reservasi dan janji d. Menerapkan sistem antrean e. Mengembangkan jasa atau pelayanan komplementer Sedangkan manajemen juga memiliki lima alternatif dalam mengelola penawaran a. Menggunakan karyawan paruh-waktu pada periode sibuk, sehingga perusahaan dapat melayani permintaan pelanggan pada waktu sibuk b. Menyewa atau berbagi fasilitas dan peralatan tambahan dengan perusahaan lain c. Menjadwalkan aktifitas downtime selama periode permintaan sepi d. Melakukan pelatihan silang cross-training terhadap karyawan, agar karyawan memiliki berbagai keterampilan dan dapat membantu di departemen yang super sibuk e. Meningkatkan partisipasi pelanggan 5. Lack of ownership Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara barang dan jasa. Pada pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya. Mereka bisa mengkonsumsi, menyimpan, atau menjualnya. Di lain pihak pada pembelian jasa, pelanggan mungkin hanya memiliki akses personal atas suatu jasa untuk jangka waktu yang terbatas. Pembayaran biasanya ditujukan untuk pemakain, akses atau penyewaan item-item tertentu 21 berkaitan dengan jasa yang ditawarkan. Untuk mengantisipasi masalah lack of ownership penyedia jasa dapat melakukan tiga pendekatan yaitu : a. Menekankan keunggulan atau keuntungan non-owener-ship. b. Menciptakan asosiasi keanggotaan untuk memperlihatkan kepemilikan. c. Memberikan intensif bagi para pengguna rutin.

c. Layanan Jasa Transportasi