Kualitas Udara Kesehatan Masyarakat Air Sungai

83 d. Nitrogen Nilai kandungan nitrat N-NO 3 menunjukkan sifat kesuburan dari perairan. Hasil alisis menunjukkan bahwa nilai kandungan nitrat di daerah penelitian mempunyai kesuburan yang rendah. e. Khlorida Kandungan ion ini pada perairan yang diteliti berkisar antara 3.99 - 9.97 mgl. Nilai ini menunjukkan harga yang normal, yaitu masih lebih rendah dari 10 mgl. f. Oksigen Kadar oksigen terlarut DO dari perairan yang dianalisis menunjukkan kisaran angka antara 5.55 - 9.63 mgl. Keadaan ini menunjukkan nilai yang tinggi dan ini memberikan petunjuk bahwa perairan di daerah rencana kegiatan pertambangan G. Pongkor tidakbelum tercemar oleh bahan organik dan baik bagi kehidupan biota perairan. g. Logam Hasil analisis logam dari perairan rencana kegiatan pertambangan G. Pongkor menunjukkan bahwa : tidak ada logam-logam berat seperti Pb, Hg dan Cr. Dapat ditarik kesimpulan bahwa sifat-sifat sumber sir yang diteliti di daerah kegiatan pertambangan G. Pongkor secara umum baik dalam arti belum mengalami pencemaran.

5.2 Kualitas Udara

Berdasarkan data analisis kualitas udara daerah penelitian dibandingkan terhadap baku mutu kualitas udara yang berlaku, yaitu Kriteria Baku Mutu Lingkungan yang sesuai dengan Kep-02MEN KLHI1988, dapat disimpulkan 84 bahwa kualitas udara di sekitar rencana lokasi kegiatan pertambangan G. Pongkor masih cukup baik dalam arti di bawah nilai parameter-parameter yang di ukur masih di bawah. mengenai debu, relatif masih sedikittidak ada karena belum ada jalan-jalan yang dilewati kendaraan.

5.3 Aspek Sosial Ekonomi dan Budaya

Dalam inventarisasi rona lingkungan awal sosial, ekonomi, dan budaya yang dilaksanakan, wilayah pemantauan diklasifikasikan menjadi dua daerah kategori yang terdekat dengan lokasi kegiatan pertambangan di G. Pongkor. Daerah I merupakan desa-desa yang berbatasan langsung dengan lokasi kegiatan pertambanganyaitu Desa Cisarua, Desa Malasari, dan Desa bantar Karet, dimana pada ketiga desa tersebut adanya kegiatan pertambangan G. Pongkor akan memberikan pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung yang berupa perubahan-perubahan dari segi kependudukan, struktur sosial, pola mata pencaharian dan sistem perekonomian. Daerah II adalah desa lainnya yang berada di wilayah Administratif Kecamatan Nanggung yang akan turut merasakan kehadiran kutub pertumbuhan baru yang akan terjadi di sekitar daerahnya.

5.3.1 Angkatan Kerja

Berdasarkan pada komposisi penduduk menurut golongan umur, 52.23 penduduk Kecamatan Nanggung merupakan kelompok penduduk angkatan kerja. Struktur umur penduduk tergolong pada penduduk usia muda dimana penduduk berusia di bawah 24 tahun merupakan mayoritas penduduk. 85

5.3.2 Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk Kecamatan Nanggung yang terbesar adalah di sektor pertanian 58.42, baik sebagai petani pemilik ataupun sebagai petani penggarap buruh tani. Penduduk yang bekerja sebagai pengusaha, baik kecil ataupun sedang serta di sektor kerajinan sebesar 16.69. bekerja sebagai buruh industri, buruh bangunan, buruh perkebunan dan buruh pertambangan sebesar 1.66. bekerja di sektor pertambangan sebesar 11.76, di sektor pengangkutan 0.15 . Bekerja sebagai pegawai negeri sipil dan ABRI 1.08. pensiunan PNSABRI sebesar 0.26 dan di sektor peternakan sebesar 9.97. Produk pertanian yang dihasilkan pada umumnya merupakan komoditas primer, baik tanaman padi, palawija dan juga tanaman bibit hortikultura.

5.4 Kesehatan Masyarakat

Tingkat kesehatan lingkungan yang dimiliki masyarakat dapat dikatakan sudah cukup baik, khususnya dalam penggunaan air bersih. Mayoritas rumah penduduk memiliki kamar mandi dan jamban, sementara pada beberapa tempat tersedia kamar mandi dan jamban umum yang berupa pancuran. Hanya sedikit saja yang memanfaatkan aliran air sungai untuk keperluan hidup sehari-hari, khususnya bagi mereka yang bermukim di sekitar aliran sungai besar ataupun anak-anak sungai. Tingkat kesehatan ini, khususnya kesehatan ibu dan anak dapat dikatakan sudah cukup baik, hal ini terlihat dari kecilnya angka kematian balita dan menunjukkan keberhasilan program imunisasi yang dicanangkan pemerintah. 86

VI. Perkiraan Dampak 6.1. Udara

Gangguan: - Gas CO, SO2, NO, dsb - Kebisingan - Debu Upaya Pengelolaan: - Ventilasi udara diefektifkan - Pemakaian perlengkapan keselamatan kerja - Mengadakan kursustraining keselamatan kerja - Pengerasanpengaspalan jalan-jalan - Penjadwalan pengangkutan bijih Pemantauan: - Check up kesehatan pegawaipetugas - Pemantauan kondisi lokasi penambangan - Pemantauan kondisi pabrik pengolahan - Kualitas jalan - Jadwal pengangkutan

6.2. Air Sungai

Gangguan: - Pelumpuranpendangkalan sungai - Kualitas air terhadap TDS, pH, ion logam Pb, Fe, Zn, dan sebagainya serta ion sianida Upaya Pengelolaan: 87 - Membuat sumuransump untuk mengendapkan lumpur - Pembuatan tailing pond yang kedap rembesan - Melakukan sirkulasi tertutup larutan tailing - Pengecekan limbah pengolahan - Pendirian unit degradasi oksidasi sianida Pemantauan : - Pengecekan kedalam sumuran - Pengecekan kualitas air - Pengecekan pendangkalan sungai - Pengukuran kualitas air tailing terhadap ion sianida setiap hari - Pengukuran kualitas air secara keseluruhan - Pemantauan proses

6.3. Air Tanah

Dokumen yang terkait

Risiko keracunan Merkuri (Hg) pada pekerja Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di desa Cisarua Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor Tahun 2013

3 46 164

Peranserta Masyarakat dalam Pembangunan Desa (Studi Kasus di Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 3 87

Peranan hutan dalam kehidupan rumah tangga masyarakat desa hutan (Studi kasus kampung Nyungcung, Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 15 98

Analisis Buangan Berbahaya Pertambangan Emas di Gunung Pongkor (Studi Kasus : Desa Cisarua, Malasari, dan Bantarkaret di Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor )

11 48 219

Pola Kesempatan Kerja di Daerah Pertambangan Emas Gunung Pongkor ( Studi Kasus : Desa Bantar Karet, Desa Cisarua, Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor )

0 4 10

Rehabilitasi lahan kritis di sekitar tambang emas Di gunung pongkor melalui kemitraaan dengan Masyarakat di kecamatan nanggung kabupaten bogor

0 2 2

Penanaman tanaman penutup tanah Untuk rehabilitasi lahan kritis di sekitar tambang Emas di gunung pongkor melalui kemitraan dengan Masyarakat di kecamatan nanggung kabupaten bogor

3 16 108

Dampak Industri Pertambangan Emas Tanpa Izin terhadap Kehidupan Sosial dan Ekonomi Gurandil (Kasus Desa Pangkal Jaya, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor)

1 7 89

Penyebaran Spasial Keanekaragaman Tumbuhan Pangan dan Obat di Kampung Nyungcung, Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Bogor.

4 71 91

ANALISIS ASUPAN MAKANAN DAN ESTIMASI RISIKO KESEHATAN PENDUDUK DI KAWASAN PERTAMBANGAN EMAS TRADISIONAL - GUNUNG PONGKOR, KABUPATEN BOGOR, PROVINSI JAWA BARAT

0 0 10