65
4.1.8. Sarana Hiburan dan Pariwisata
Bagi masyarakat Kecamatan Nanggung, hiburan pertunjukan merupakan hal langka yang ditemui. Selain dari hari kegiatan-kegiatan Hari Kemerdekaan,
hiburan hanya dapat ditonton pada saat-saat adanya pesta perseorangan, baik pertunjukan wayang, musik dangdut, jaipongan ataupun pertunjukan kesenian
lainnya. Tidak terdapat bioskop dan objek wisata di Kecamatan Nanggung. Fasilitas hiburan dan sumber informasi yang tergolong rutin adalah melalui TV
dan radio.
4.1.9. Pola Pemukiman
Pola pemukiman masyarakat berdasar pada pola kelompok-kelompok yang terletak pada daerah yang berdekatan dengan tempat kegiatan hidup sehari-hari
seperti prasarana jalan dan aliran sungai yang berbatasan dengan areal pertanian. Karena pola pemukiman berkelompok ini mengakibatkan sebaran
penduduk menjadi tidak merata dan tingkat kepadatan penduduk tidak dapat ditentukan semata-mata berdasar pada perbandingan luas wilayah terhadap jumlah
penduduk saja tetapi juga aspek kepemilikan lahan yang dimiliki penduduk baik sebagai tempat bermukim ataupun sebagai tempat usaha. Akibatnya terdapat
kelompok pemukiman yang jauh terpencil dari pusat keramaian dan memerulukan waktu tempuh dengan berjalan kaki antara 1-2 jam melalui jalan-jalan setapak.
4.1.10. Aspek Prasarana Perekonomian
Kegiatan perekonomian yang dilakukan oleh masyarakat di Kecamatan Nanggung umumnya berupa kegiatan transaksi perdagangan kebutuhan sehari-
hari ataupun transaksi hasil produksi komoditas-komoditas primer, seperti padi, palawija, maupun hasil pertanian lainnya. Pusat kegiatan transaksi perdagangan
66 dilakukan oleh masyarakat di pasar Nanggung ataupun juga pasar Cibeber. Kedua
pasar tersebut merupakan pusat kegiatan perdagangan bagi masyarakat Nanggung dalam menunjang kebutuhan sehari-hari.
Selain kedua pasar tersebut kegiatan perekonomian juga didukung oleh KUD dan Bank Rakyat Indonesia. Selain itu di desa-desa juga terdapat warung
ataupun kios yang menjual bahan-bahan pelengkap kebutuhan sehari-hari. Tingkat pendapatan masyarakat masih relative rendah walau ukuran pendapatan yang pasti
tidak dapat ditentukan dengan jelas namun indikasi yang mendukung terhadap asumsi tersebut dapat terlihat dari mata pencaharian penduduk yang sebagian
besar bekerja di sektor pertanian, baik sebagai petani pemilik, penggarap ataupun sebagai buruh tani.
Selain itu kepemilikan yang menjadi kekayaan penduduk baik tempat tinggal ataupun perlengkapan rumah tinggal lainnya umumnya relative sederhana.
Di sektor perbankan peranan KUD juga masih terbatas pada usaha-usaha yang berkaitan dengan dukungan terhadap kegiatan pertanian. Selain itu KUT
yang diprogramkan untuk dapat membantu diversifikasi pertanian menuju kea rah pengolahan produksi pasca panen dan juga peningkatan serta pemeliharaan lahan
masih sering dihadapkan pada ketidaklancaran pengembalian terhadap kredit yang diberikan.
4.1.11. Persepsi Masyarakat