Sianida Jenis dan Jumlah Bahan Berbahaya yang Digunakan

170 ru saja memulai produksi emasnya. t. setelah paparan atau paling lambat 30 sampai 60 menit. Kebany menginaktifkan beberapa enzim, tetapi y Dengan tahun dimulainya penambangan liar ini berdasarkan hasil penelitian adalah sekitar tahun 1993 dimana Antam ba

5.3.2. Sianida

Sianida adalah senyawa kimia yang mengandung C=N, yang terdiri dari tiga buah atom karbon yang berikatan dengan atom hidrogen. Secara spesifik, sianida adalah anion CN-. Senyawa ini ada dalam bentuk gas, liquid dan solid, setiap senyawa tersebut dapat melepaskan anion CN- yang sangat beracun. Sianida dapat terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia dan memiliki sifat racun yang sangat kuat dan bekerja dengan cepat. Contohnya adalah HCN hidrogen sianida dan KCN kalium sianida. Paparan hidrogen sianida dapat menimbulkan iritasi pada mata dan kuli Muncul segera akan kasus disebabkan kecelakaan pada saat bekerja sehingga cairan sianida kontak dengan kulit dan meninggalkan luka bakar. sianida sangat mudah masuk ke dalam saluran pencernaan. Tidak perlu melakukan atau merangsang korban untuk muntah, karena sianida sangat cepat berdifusi dengan jaringan dalam saluran pencernaan. Sianida juga dapat dengan mudah masuk ke dalam aliran darah. Walaupun sianida dapat mengikat dan ang mengakibatkan timbulnya kematian atau timbulnya histotoxic anoxia adalah karena sianida mengikat bagian aktif dari enzim sitokrom oksidase sehingga akan mengakibatkan terhentinya metabolisme sel secara aerobik. Sebagai akibatnya hanya dalam waktu beberapa menit akan mengganggu transmisi neuronal. Sianida memasuki udara, air, dan tanah baik dengan proses 171 anya hujan atau salju mengurangi jumlah partikel sianida di dalam udara, k 420.168 Kg atau 420,17 ton per tahunnya. alami maupun karena proses industri. Keberadaan sianida di udara jauh di bawah ambang batas yang dapat berbahaya. Sianida di udara berbentuk partikel kecil yang halus. Ad namun tidak begitu dengan gas HCN. Waktu paruhnya untuh menghilang dari udara adalah 1-3 tahun Kebanyakan sianida di air permukaan akan membentuk HCN dan kemudian akan terevaporasi. Meskipun demikian, jumlahnya tetap tidak mencukupi untuk memberikan pengaruh negatif terhadap manusia. Beberapa dari sianida di air tersebut akan diuraikan menjadi bahan yang tidak berbahaya oleh mikroorganisme atau akan membentuk senyawa kompleks dengan berbagai logam, seperti besi. Seperti halnya di air permukaan, sianida yang berada di tanah juga dapat mengalami proses evaporasi dan penguraian oleh mikroorganisme. Adapun penggunaan sianida di tiga desa berdasarkan hasil penelitian adalah sebagai berikut. Berdasarkan hasil penelitian sianida digunakan didalam pengolahan menggunakan tong yang berfungsi sebagai pembersih dan pemberat logam, dari total 93 orang responden penambang dan pengolah di Desa Cisarua hanya tujuh orang yang mengolah menggunakan tong, dan dari total tujuh orang tersebut digunakan sianida sebanyak 294,4 kg per tiga hari pengolahan dengan tong, dengan rata-rata penggunaan adalah 42 kg per orang per tiga harinya, dan menurut informasi yang didapat, jumlah penduduk yang memiliki tong di Desa Cisarua adalah sebanyak 82 orang. Sehingga penggunaan sianida dalam waktu satu tahun untuk Desa Cisarua adalah sebanya Berdasarkan hasil penelitian di Desa Malasari terdapat dua orang responden yang menggunakan tong untuk mengolah lumpur, dan untuk kedua 172 sa Malasa ah 78.840 Kg atau 78 responden tersebut masing-masing responden menggunakan sianida sebanyak 3 dan 4 kg. Rata-rata penggunaan sianida untuk Desa Malasari adalah 3,5 Kg, jumlah pengguna tong di Desa Malasari berdasarkan konversi dengan jumlah pemilik tong di Desa Cisarua didapat bahwa jumlah pemilik tong di Desa Malsasri adalah 74 orang, dimana rata-rata penggunaan sianida berdasarkan hasil penelitian adalah 3,5 Kg, maka total jumlah penggunaan sianida selama 3 hari di Desa Malasari adalah 259 Kg. dan jumlah penggunaan sianida per tahun untuk De ri adalah 31.512 Kg atau sebanyak 31,512 ton per tahunnya. Berdasarkan hasil penelitian terdapat dua orang responden yang mengolah menggunakan tong, masing-masing menggunakan 4 kg untuk sebuah tong berkapasitas 48 beban lumpur dan 32 kg sianida untuk 4 tong berkapasitas masing-masing 80 beban lumpur, sehingga rata-rata penggunaan sianida berdasarkan hasil penelitian adalah 7,2 Kg per seorang responden selama tiga hari. Berdasarkan hasi konversi dengan jumlah tong di Desa Cisarua, maka total jumlah tong yang diperkirakan ada di Desa Bantarkaret adalah sebanyak 90 buah, dengan total penggunaan sianida untuk 90 buah tong selama tiga hari adalah sebanyak 648 Kg, sehingga total penggunaan sianida selama satu tahun adal ,84 ton per tahunnya. Belum ditambah sianida yang digunakan oleh PT. Antam, Tbk untuk mengolah bijih emasnya. Jadi jumlah penggunaan sianida oleh penduduk di ketiga desa yaitu Desa Cisarua, Malasari, dan Bantarkaret berdasarkan hasil penelitian dan konversi untuk per tahunnya adalah 530,522 ton.

5.3.3. Pijer Boraks

Dokumen yang terkait

Risiko keracunan Merkuri (Hg) pada pekerja Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di desa Cisarua Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor Tahun 2013

3 46 164

Peranserta Masyarakat dalam Pembangunan Desa (Studi Kasus di Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 3 87

Peranan hutan dalam kehidupan rumah tangga masyarakat desa hutan (Studi kasus kampung Nyungcung, Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 15 98

Analisis Buangan Berbahaya Pertambangan Emas di Gunung Pongkor (Studi Kasus : Desa Cisarua, Malasari, dan Bantarkaret di Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor )

11 48 219

Pola Kesempatan Kerja di Daerah Pertambangan Emas Gunung Pongkor ( Studi Kasus : Desa Bantar Karet, Desa Cisarua, Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor )

0 4 10

Rehabilitasi lahan kritis di sekitar tambang emas Di gunung pongkor melalui kemitraaan dengan Masyarakat di kecamatan nanggung kabupaten bogor

0 2 2

Penanaman tanaman penutup tanah Untuk rehabilitasi lahan kritis di sekitar tambang Emas di gunung pongkor melalui kemitraan dengan Masyarakat di kecamatan nanggung kabupaten bogor

3 16 108

Dampak Industri Pertambangan Emas Tanpa Izin terhadap Kehidupan Sosial dan Ekonomi Gurandil (Kasus Desa Pangkal Jaya, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor)

1 7 89

Penyebaran Spasial Keanekaragaman Tumbuhan Pangan dan Obat di Kampung Nyungcung, Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Bogor.

4 71 91

ANALISIS ASUPAN MAKANAN DAN ESTIMASI RISIKO KESEHATAN PENDUDUK DI KAWASAN PERTAMBANGAN EMAS TRADISIONAL - GUNUNG PONGKOR, KABUPATEN BOGOR, PROVINSI JAWA BARAT

0 0 10