47 Limbah sitotoksik adalah bahan yang terkontaminasi atau mungkin
terkontaminasi dengan obat sitotoksik selama peracikan, pengangkutan atau tindakan terapi sitotoksik.
5. Limbah farmasi
Limbah farmasi berasal dari obat-obatan yang kadaluarsa, obat-obatan yang terbuang karena batch yang tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan yang
terkontaminasi, obat-obatan yang dikembalikan oleh pasien atau dibuang oleh masyarakat, obat-obatan yang tidak diperlukan lagi oleh institusi yang
bersangkutan, limbah yang dihasilkan selama produksi obat-obatan. 6.
Limbah kimia Limbah kimia dihasilkan dari penggunaan kimia dalam tindakan medis,
veterinary , laboratorium, proses sterilisasi dan riset.
7. Limbah radioaktif
Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radioisotop yang berasal dari penggunaan medis atau riset radionukleida. Limbah ini dapat
berasal dari antara lain tindakan kedokteran nuklir, radiommunoasaay dan bakteriologis. Limbah ini dapat berbentuk padat, cair maupun gas.
2.2.1 Nilai Harapan Hidup
Keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan sosial ekonomi pada umumnya dapat dilihat dari peningkatan usia harapan hidup
penduduk dari suatu negara. Meningkatnya perawatan kesehatan melalui Puskesmas, meningkatnya daya beli masyarakat akan meningkatkan akses
terhadap pelayanan kesehatan, mampu memenuhi kebutuhan gizi dan kalori, mampu mempunyai pendidikan yang lebih baik sehingga memperoleh pekerjaan
48 dengan penghasilan yang memadai, yang pada gilirannya akan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat dan memperpanjang usia harapan hidupnya. Angka Harapan Hidup pada suatu umur x adalah rata-rata tahun hidup
yang masih akan dijalani oleh seseorang yang telah berhasil mencapai umur x, pada suatu tahun tertentu, dalam situasi mortalitas yang berlaku di lingkungan
masyarakatnya. Angka Harapan Hidup Saat Lahir adalah rata-rata tahun hidup yang akan dijalani oleh bayi yang baru lahir pada suatu tahun tertentu. Angka
Harapan Hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat
kesehatan pada khususnya. Angka Harapan Hidup yang rendah di suatu daerah harus diikuti dengan program pembangunan kesehatan, dan program sosial
lainnya termasuk kesehatan lingkungan, kecukupan gizi dan kalori termasuk program pemberantasan kemiskinan.
Idealnya Angka Harapan Hidup dihitung berdasarkan Angka Kematian Menurut Umur Age Specific Death RateASDR yang datanya diperoleh dari
catatan registrasi kematian secara bertahun-tahun sehingga dimungkinkan dibuat Tabel Kematian. Tetapi karena sistem registrasi penduduk di Indonesia belum
berjalan dengan baik maka untuk menghitung Angka Harapan Hidup digunakan cara tidak langsung dengan program Mortpak Lite. Contohnya, Angka Harapan
Hidup yang terhitung untuk Indonesia dari Sensus Penduduk Tahun 1971 adalah 47,7 tahun. Artinya bayi-bayi yang dilahirkan menjelang tahun 1971 periode
1967-1969 akan dapat hidup sampai 47 atau 48 tahun. Tetapi bayi-bayi yang dilahirkan menjelang tahun 1980 mempunyai usia harapan hidup lebih panjang
yakni 52,2 tahun, meningkat lagi menjadi 59,8 tahun untuk bayi yang dilahirkan
49 menjelang tahun 1990, dan bagi bayi yang dilahirkan tahun 2000 usia harapan
hidupnya mencapai 65,5 tahun. Peningkatan Angka Harapan Hidup ini menunjukkan adanya peningkatan kehidupan dan kesejahteraan bangsa Indonesia
selama tiga puluh tahun terkahir dari tahun 1970-an sampai tahun 2000. Tabel 2. Angka Harapan Hidup saat Lahir
PropinsiKabupaten Angka Harapan Hidup Laki-laki
Angka Harapan Hidup Perempuan
Sumatera Selatan 65,5
69,5 Kab. OKI
64,4 68,5
Kota Palembang 69,9
73,5 Jawa Barat
63,8 68,0
Kab. Kuningan 63,4
67,7 Kota Bandung
70,0 73,6
NTT 62,9
67,2 Kab. Flores Timur
63,5 67,8
Kab. Timor Tengah Utara 62,6
67,0 Sumber: Menurut Beberapa Propinsi dan KabupatenKota, yang dihitung dari data
Susenas 2004 memakai program Mortpak 4.
2.3. Pertambangan Emas Liar PETI