Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA
2 Kualitas kehidupan kerja karyawan PT Pos Indonesia cenderung baik, pada urutan pertama adalah partisipasi dalam pemecahan masalah, diikuti oleh sistem
imbalan yang inovatis, perbaikan lingkungan kerja, dan terakhir restrukturisasi kerja, 3 Dari hasil analisis regresi linier berganda, diperoleh faktor yang paling
berpengaruh terhadap motivasi berprestasi adalah faktor perbaikan lingkungan kerja yang memiliki nilai koefisiensi korelasi sebesar 2.816. Parameter yang
digunakan untuk mengukur motivasi berprestasi berdasarkan tanggung jawab adalah kesediaan untuk melakukan pekerjaan dengan lebih baik, kesediaan untuk
menjadi panutan dan kesediaan untuk memperbaiki kesalahan. Selanjutnya Dhamayanti 2007 melakukan penelitian mengenai kepuasan
karyawan melalui faktor-faktor QWL di PT Inti Abadi Kemasindo. Melalui pengujian yang menunjukan bahwa kedelapan faktor QWL terbukti memiliki
hubungan yang signifikan terhadap kepuasan karyawan. Sementara hasil dari analisis regresi logistik biner menunjukan bahwa hanya dua faktor yang
menunjukan adanya pengaruh yang signifikan yaitu faktor kondisi dan lingkungan pekerjaan yang aman dan sehat. Kesimpulan yang diperoleh
menyatakan bahwa meskipun diketahui kedelapan faktor QWL memiliki hubungan terhadap kepuasan karyawan, ternyata dari delapan faktor QWL yang
dianalisis hanya dua faktor yang mempengaruhi kepuasan karyawan, yaitu faktor kondisi dan lingkungan pekerjaan yang aman dan sehat dan faktor ketaatan pada
berbagai ketentuan formal dan normatif. Hamdani 2004 mengenai hubungan desain pekerjaan dengan kepuasan
kerja karyawan studi kasus pada departemen penerbitan PT Yudhistira Ghalia Indonesia, dengan metode Rank Spearman dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang sedang dan nyata antara desain pekerjaan dengan kepuasan kerja karyawan, khususnya faktor keanekaragaman keterampilan, otonomi dan umpan
balik. Sedangkan faktor lainnya hanya memiliki hubungan yang rendah dan tidak nyata. Selain itu penelitian tersebut juga menyimpulkan bahwa faktor yang paling
mempengaruhi kepuasan kerja karyawan adalah faktor ekstrinsiknya yaitu kondisi kerja, hubungan antar pribadi dan pengawasan.
Ginting 2004 melakukan penelitian mengenai hubungan kepuasan kerja dengan kinerja karyawan di Novotel Colaria Bogor, menunjukan bahwa terdapat
hubungan yang positif antara kepuasan kerja dengan kinerja karyawan, artinya makin tinggi tingkat kepuasan kerja karyawan makin tinggi dan kuat pula
pengaruhnya terhadap kinerja karyawan. Dari penelitiannya ini diketahui bahwa kinerja karyawan 80,6 persen dipengaruhi kepuasan kerja karyawan sisanya baru
oleh faktor-faktor lain. Anditasari 2011 melakukan penelitian mengenai analisis faktor-faktor
quality of work life QWL sebagai pendukung peningkatan kinerja karyawan studi kasus PT Dafa Teknoagro Mandiri, Ciampea Bogor menunjukan bahwa
terdapat hubungan yang positif kuat dan sangat kuat antara QWL terhadap peningkatan kinerja karyawan PT Dafa Teknoagro Mndiri. Artinya semakin baik
tingkat QWL yang diterapkan maka semakin baik pula peningkatan kinerja karyawan. Namun pada persepsi karyawan terhadap QWL yang mereka rasakan,
keselamatan kerja merupakan salah satu faktor yang memiliki nilai skor kedua terendah, hal ini mengindikasikan bahwa kepuasan karyawan terhadap
keselamatan kerja tergolong rendah. Padahal faktor keselamatan kerja merupakan faktor yang memiliki nilai koefisien korelasi tertinggi dengan tingkat keeratan
hubungan sangat kuat terhadap kinerja, bahkan sangat dibutuhkan selama pekerjaan dilakukan.