Ekstraksi Simplisia Batang Pisang Ambon Pengujian potensi antibakeri ekstrak batang pisang Ambon

17 parafin. Untuj pengujian potensi antibakteri menggunakan bahan-bahan antara lain: potongan cakram kertas saring dengan diameter 15 mm, ekstrak batang pisang, biakan yang terdiri dari Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa, dan media agar lempengan Mueller-Hintomn.

3.2.3 Hewan Percobaan

Hewan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit Mus musculus albinus strain DDY umur 4-6 minggu. Mencit dipelihara di dalam kandang individual dari kotak plastik yang pada bagian atasnya diberi kawat kasa sebagai penutup sekaligus tempat pemberian pakan dan minum. Sebagai alas digunakan alas sekam yang berfungsi untuk menjaga suhu dan menyerap urine. Pakan yang diberikan yaitu pakan komersil berbentuk pellet dan minum secara ad libitum. Sekam pada kandang mencit diganti 3 hari sekali.

3.3 Metodelogi Penelitian

Penelitian pada tahap pertama dilakukan analisa terhadap kandungan bahan aktif ekstrak batang pisang Ambon, evaluasi mutu dan stabilitas sediaan kemudian dilanjutkan dengan pengujian aktivitas sediaan gel ekstrak batang pisang Ambon terhadap persembuhan luka pada mencit .

3.3.1 Ekstraksi Simplisia Batang Pisang Ambon

Batang pohon pisang Ambon diperoleh di sekitar Darmaga, Bogor dan diambil dengan cara memotong batang pohon pisang Ambon yang berumur ± 1 tahun secara miring dan dipotong kecil-kecil kemudian dikeringkan di udara terbuka terlindung dari sinar matahari kemudian dideterminasi di Lembaga Biologi Nasional Bogor. Untuk mendapatkan ekstrak batang pisang Ambon dilakukan prosedur soxhletasi dari simplisia kering menggunakan pelarut alkohol 70 selama 4 jam, kemudian cairan ekstraksi dipekatkan menggunakan rotary evaporator . 18 Skrining fitokimia dilakukan untuk mengetahui kandungan bahan aktif ekstrak batang pisang Ambon dengan metode Harborne 1987 yaitu: Alkaloid : sampel + amonia encer à digerus + kloroformà filtrat + HCl 2 N kemudian lapisan dipisahkan à dibagi menjadi 3 bagian : a. Blangko b. Di tambahkan Rx Mayeràwarna putih dan c. Ditambahkan Reaksi Dragendorf àendapan jingga coklat . Uji Flavonoid : Simplisia dipanaskan + Mg + HCl àdisaring dan hasil positif jika filtrat berwarna merah Uji Saponin : Sampel + air panaskan dikocok kuat. Hasil + jika timbul busa 10 menit kemudian Uji Tanin dan Polifenol : Sampel + air didihkan. Filtrat diberi 5 tetes FeCl 3 1. Hasil + tannin dan polifenol jika terbentuk warna biru tua atau hitam kehijauan. Hasil + tannin saja jika filtrat ditambahkan gelatin 1 terbentuk endapan putih Uji Kuinon : Sampel + air didihkan. Filtrat diberi NaOH 15. Hasil + jika terbentuk warna merah Uji Fenol : sampel + 5 tetes FeCl 3 1. Hasil + jika terbentuk warna ungu, biru atau hijau.

3.3.2 Pengujian potensi antibakeri ekstrak batang pisang Ambon

Potensi antibakteri dari ekstrak batang pohon pisang Ambon diuji kepada bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeuroginosa menggunakan metoda cakram kertas. Pada uji ini cakram kertas dengan diameter tertentu dibasahi dengan ekstrak batang pisang, kemudian diletakkan pada lempengan agar yang telah di ino kulasi. Cara pengerjaan dan evaluasi cakram kertas sama dengan pengerjaan Antibiogram Metode Kirby-Bauer. 19 Prosedur kerja : Hari pertama 1. Tandai satu lempengan agar dengan nama, tanggal, dan mikroorganisme yang akan di uji. 2. Biakan mikroorganisme ini diencerkan sebanyak 1: 9 dengan NaCl fisiologis karena di alam bebas bakteri yang menginfeksi luka tidak sebanyak ini. 3. Celupkan tangkai kapas cotton swab dalam biakan mikroorganisme, kemudian putar bagian kapas ke sisi tabung agar cairan tidak menetes dari bagian kapas tersebut. 4. Sebar mikroorganisme pada seluruh permukaan lempengan agar. Untuk mendapatkan pertumbuhan yang merata, gores secara mendatar, kemudian putar lempengan 90° dan buat goresan kedua, putar 45° dan buat goresan ketiga. Diharapkan dari ketiga goresan yang dilakukan akan membuat pertumbuhan bakteri memenuhi selureuh permukaan lempengan agar yang digores. 5. Biarkan lempengan mongering selama 5 menit. Setelah selesai inokulasi ambil potongan cakram kertas saring dan celupkan ke dalam ekstrak. Hindarkan adanya cairan yang berlebihan pada kertas saring dengan cara mentiriskan kertas saring sesaat di pinggir cawan petri, supaya cairan tersebut turun kembali ke cawan dan tidak ada yang menetes lagi. Kemudian tempatkan cakram kertas yang berisi ekstrak batang pisang pada permukaan lempengan. 6. Cakram kertas ditekan dengan menggunakan pinset pada permukaan lempengan, sehingga terdapat kontak yang baik antara cakram dan lempengan agar. Cakram tidak perlu ditekan kuat-kuat sehingga melukai permukaan agar. 7. Inkubasi lempengan pada suhu 37° C selama 24 jam. Hari kedua Evaluasi dilakukan dengan cara mengukur zona hambatan terhadap pertumbuhan bakteri yang terlihat di permukaan lempengan agar.

3.3.3 Pembuatan sediaan gel