41 hari ke-5 pada semua kelompok dimana jumlah sel makrofag yang tinggi pada
kelompok gel ekstrak yaitu 329.00 ± 4.24 berbeda nyata dengan kelompok kontrol positif dengan jumlah sel makrofag sebanyak 316.00 ± 16.97 sedangkan kelompok
kontrol negatif memilki jumlah sel makrofag sebanyak 181.00 ± 2.83 Tabel 19. Perbedaan yang nyata P0,05 juga masih tampak pada hari ke 7 dimana pada
kelompok gel ekstrak memilki jumlah sel makrofag sebanyak 269.00 ± 2.83 sedangkan pada kelompok kontrol negatif sebanyak 213.50 ± 6.36, namun kelompok kontrol
positif menunjukkan perbedaan yang tidak nyata P0,05 dengan kelompok gel ekstrak Tabel 19. Hal ini menunjukkan bahwa pada kelompok ekstrak batang pohon pisang
Ambon dan kelompok kontrol positif lebih cepat dalam melakukan pembersihan partikel asing dalam luka dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif. Percepatan
dalam pembersihan luka oleh sel makrofag salah satunya karena kandungan zat aktif dalam ekstrak batang pohon pisang Ambon yaitu saponin sebagai antiseptik dan
pembersih.
4.10.5 Re-epitelisasi
Re-epitelisasi merupakan tahapan perbaikan luka yang meliputi mobilisasi, migrasi, mitosis dan diferensiasi sel epitel Aschrof, et al. 1999. Tahapan-tahapan ini
akan mengembalikan intregitas kulit yang hilang. Perbedaan yang mencolok antara kelompok perlakuan kelompok ya ng diberi obat komersial dan gel ekstrak batang
pisang Ambon dengan kontrol terlihat pada hari ke-7, dimana rata-rata re-epitelisasi pada kedua kelompok perlakuan sudah mencapai kisaran 0,60 sedangkan pada
kelompok kontrol masih 0,52 . Hasil ini memperlihatkan bahwa gel ekstrak batang pisang mempunyai kemampuan yang relatif sama dengan obat komersial untuk
meningkatkan re-epitelisasi epidermis, sehingga luka lebih cepat menutup. Tabel 20
42 Tabel 20 Nilai Rata-rata Persentase Re-epitelisasi
Kelompok Hari Pengamatan
3 5
7 14
21
Kelompok I gel placebo 0,29
0,52 1,00
1,00 Kelompok II pemberian Obat
komersial 0,34
0,62 1,00
1,00
Kelompok III pemberian gel ekstrak batang pisan Ambon
0,40 0,60
1,00 1,00
Persembuhan luka sangat dipengaruhi oleh re-epitelisasi, karena semakin cepat proses re-epitelisasi semakin cepat pula luka tertutup sehingga semakin cepat
persembuhan luka. Kecepatan dari persembuhan luka dapat dipengaruhi dari zat-zat yang terdapat dalam obat yang diberikan, jika obat tersebut mempunyai kemampuan
untuk meningkatkan persembuhan dengan cara merangsang lebih cepat pertumbuhan sel-sel baru pada kulit.
Gambar 10. Gambaran mikroskopik luka pada hari ke-7. Kelompok kontrol negatif I, Kelompok Obat komersial
II, Kelompok gel batang pisang Ambon III. Terlihat pada kelompok I re-epitelisasi epidermis belum terjadi sempurna, keropengfibrin masih terlihat a. Pada kelompok II proses re-epitelisasi sudah terjadi b walaupun
keropengfibrin c masih terlihat tetapi sudah mulai lepas dari luka, disertai fibrosis dengan kerapatan tinggi d. Pada kelompok III re-epitelisasi sudah mulai sempurna e, keropeng sudah lepas, luka menyempit, serta fibrosis
dengan kerapatan tinggi f. Pewarnaan H E. Pembesaran 20 X.
III
a b
c
d e
f
II I
43
4.10.6 Neokapilerisasi