31
4.8 Pengujian Iritasi Kulit
Pada uji iritasi kulit untuk ke-11 responden rata-rata tidak mengalami reaksi eritema hingga minggu ke-5, dan mulai muncul reaksi eritema berupa gatal pada
minggu ke-6 hal ini disebabkan sedian gel batang pisang sudah mengalami degradasi dengan munculnya jamur dan mulai terbentuknya cairan sehingga konsistensi dari
gelnya pun mulai mencair dan pH nya juga cenderung ke asam. Pengujian untuk iritasi kulit hanya dilakukan untuk sediaan gel ekstrak batang pisang dengan penyimpanan
pada suhu kamar hal ini disebabkan biasanya masyarakat kita menyimpan obat pada kotak obat yang mana suhunya adalah suhu kamar . Pengujian tidak dilakukan pada
suhu 37 C dan suhu 45
C dikarenakan pada suhu tersebut sediaan gel sudah mengalamai degradasi dan terlihat sudah terjadi pemisahan sehingga konsistensinya
menjadi lebih encer dan tidak layak untuk dicoba. Tabel 14 Tabel 14 Hasil Pengujian iritasi pada kulit pada Minggu ke-1 sampai ke-8
Responden Minggu ke-
1 2
3 4
5 6
7 8
1 1
1 1
2 1
1 3
1 1
1 4
1 1
1 5
1 1
6 1
1 1
7 1
1 1
8 1
1 1
9 1
1 1
10 1
1 1
11 1
1 1
4.9 Hasil Pengamatan Patologi Anatomi
Kecepatan terbentuknya keropeng di ketiga kelompok menandakan kecepatan dari persembuhan luka. Menurut Singer dan Clarks 1999 keropeng merupakan tahap
awal dari fase proliferasi yang meliputi aktivitas mitosis dari sel-sel epidermis, sel-sel endotel dan sel-sel fibroblas. Fibroblas, sel-sel radang dan pembuluh darah baru
memenuhi jaringan luka dan membentuk jaringan granulasi yang akan terlihat berwarna
32 merah muda dan bergranulasi. Pada fase ini mulai terjadi proses re-epitelisasi dimana
sel-sel epitel mulai bermigrasi dan berproliferasi ke jaringan luka. Hasil pengamatan patologi anatomi terhadap proses persembuhan luka pada hewan coba
mencit untuk kelompok perlakuan dengan gel placebo kontrol negatif, kelompok perlakuan dengan gel komersial kontrol positif, serta kelompok perlakuan dengan gel
ekstrak batang pohon pisang Ambon disajikan dalam tabel 15. Tabel disajikan berdasarkan parameter tertentu, yaitu: adanya pembekuan darah, terbentuknya
keropeng, penutupan luka, dan ukuran luka. Tabel 15 Perbandingan Patologi Anatomi antara kelompok kontrol negatif gel
placebo, kelompok kontrol positif gel komersil dan kelompok gel ekstrak batang pohon pisang Ambon.
Hari ke-
Kontrol negatif Gel Placebo
Kontrol positif Gel Komersil
Gel ekstrak batang pisang ambon
3 Luka terlihat terbuka lebar
dan basah. Tepi masih terpisah, belum terjadi
pembekuan darah serta masih tampak merah pada
daerah luka. Luka terlihat terbuka lebar dan
mulai mengering. Tepi masih terpisah, belum terjadi
pembekuan darah serta masih tampak merah pada daerah luka.
Luka terlihat terbuka lebar dan basah. Tepi masih
terpisah, belum terjadi pembekuan darah serta
masih tampak merah pada daerah luka.
5 Luka masih terlihat terbuka.
Tepi masih terpisah. Luka sudah mulai mengering
walau ada bagian yang masih basah.
Luka masih terlihat terbuka. Tepi masih terpisah. Luka sudah
mulai mengering. Ada pembekuan darah.
Luka masih terlihat terbuka dan mengering namun agak
lembab. Tepi masih terpisah. Luka berwarna kehitaman.
33
7 Luka masih terbuka dan
belum terjadi pengecilan diameter, tetapi terlihat
adanya keropeng. Luka sudah mengering.
Luka masih terbuka tetapi terjadi pengecilan diameter. Terlihat
adanya keropeng dan luka sudah mengering. Tepi luka mengeras.
Luka masih terbuka tetapi terjadi pengecilan diameter.
Terlihat adanya pengelupasan keropeng dan
luka sudah mengering. Te pi luka mengeras.
14 Luka sudah mulai terlihat
tertutup dan terjadi pengecilan diameter. Luka
sudah mengering. Luka sudah tertutup. Bekas luka
sudah tidak terlihat. Sudah terjadi proses persembuhan luka.
Luka sudah tertutup. Bekas luka sudah tidak terlihat.
Sudah terjadi proses persembuhan luka.
21 Luka sudah tertutup dan
bekas luka sudah menghilang. Area bekas
luka sudah tertutupi bulu. Luka sudah tertutup dan bekas
luka sudah menghilang. Area bekas luka sudah tertutupi bulu
secara merata. Luka sudah tertutup dan
bekas luka sudah menghilang. Area bekas
luka sudah tertutupi bulu secara merata.
Hasil pengamatan patologi anatomi pada ketiga kelompok pada awal perlakuan masih terlihat sama, dimana luka masih terlihat terbuka, luka basah dan belum
terjadinya penggumpalan darah serta luka masih terlihat merah Tabel 15. Luka yang terbuka memperlihatkan hasil kulit yang tersayat oleh benda tajam dan akan kehilangan
kekuatan retraksinya dengan membentuk celah. Luka yang berwarna merah
34 menunjukkan reaksi peradangan terhadap penyayatan pada kulit, reaksi ini berupa
vasokonstriksi sesaat dari pembuluh darah yang diikuti oleh vasodilatasi dari pembuluh darah Vegad 1995. Vasodilatasi dari pembuluh darah ini dikenal dengan hiperemi
dengan penampakan yang berwarna merah pada daerah luka. Pembuluh darah baru yang mulai terbentuk di daerah luka sejak hari pertama perlukaan menyebabkan
peningkatan asupan darah yang membawa benang-benang fibrin, dimana benang fibrin ini juga memberikan fasilitas pada sel-sel radang untuk bermigrasi. Darah yang
menggumpal merupakan reaksi platelet yang teraktivasi dan protein fibrinogen yang banyak dikeluarkan pembuluh darah akibat rangkaian reaksi peradangan Anonim
2003. Sampai pada hari ke-5 pada semua kelompok mengalami fase peradangan, dimana pada fase ini tubuh akan berusaha menghentikan peradangan setelah terjadinya
luka dengan vasokonstriksi, pengerutan ujung pembuluh yang putus retraksi dan reaksi hemostasis. Hemostasis terjadi karena trombosit yang keluar dari pembuluh darah
saling melekat dan bersama dengan benang fibrin terbentuk terjadinya pembekuan darah Sjamsuhidajat dan de Jong,1997. Kandungan tannin dan flavonoid yang berfungsi
sebagai anti peradangan di dalam sediaan gel ekstrak batang pohon pisang Ambon dan gel komersil dapat mempercepat terjadinya pembekuan darah.
Kecepatan terbentuknya keropeng di ketiga kelompok menandakan kecepatan dari persembuhan luka. Menurut Singer dan Clarks 1999 keropeng me rupakan tahap
awal dari fase proliferasi yang meliputi aktivitas mitosis dari sel-sel epidermis, sel-sel endotel dan sel-sel fibroblas. Fibroblas, sel-sel radang dan pembuluh darah baru
memenuhi jaringan luka dan membentuk jaringan granulasi yang akan terlihat berwarna merah muda dan bergranulasi. Pada fase ini mulai terjadi proses re-epitelisasi dimana
sel-sel epitel mulai bermigrasi dan berproliferasi ke jaringan luka. Terbentuknya keropeng pada kelompok kontrol negatif berbeda dengan kelompok perlakuan kontrol
positif gel komersil dan kelompok gel ekstrak batang pohon pisang Ambon. Pada kelompok kontrol negatif keropeng terbentuk pada hari ke-7 dimana pada kelompok
perlakuan kontrol positif dan sediaan gel pisang Ambon, keropeng telah terbentuk dari hari ke-6. Pada kelompok perlakuan gel ekstrak pisang Ambon, pada hari ke-7
keropeng sudah terlihat ada yang terlepas Tabel 15.
35 Pada hari ke-7 terlihat adanya perbedaan dari ketiga kelompok dimana pada
kelompok gel komersil dan kelompok gel ekstrak batang pohon pisang Ambon sudah terjadi pengecilan diameter pada lebar luka serta luka yang telah mengering sedangkan
pada kelompok kontrol negatif pengecilan diameter dapat terlihat jelas pada hari ke-14. Perbedaan juga terlihat pada pertumbuhan rambut di daerah luka, dimana pada kontrol
negatif terjadi pada hari ke-16 sedangkan pada kelompok gel komersil dan kelompok gel ekstrak batang pohon pisang Ambon terjadi pada hari ke-14. Tumbuhnya rambut
yang lebih cepat pada kelompok perlakuan gel komersil dan kelompok gel ekstrak batang pohon pisang Ambon menunjukkan proses regenerasi yang lebih cepat
dibandingkan dengan kelompok kontrol Tabel 15. Bekas luka yang sudah mulai menghilang pada kelompok kontrol negatif terjadi
di hari ke-16 sedangkan pada kelomp ok gel komersil dan kelompok gel ekstrak batang pohon pisang Ambon sudah mulai menghilang pada hari ke-14. Bekas luka yang
menghilang lebih cepat pada kelompok perlakuan gel komersil dan kelompok gel ekstrak batang pohon pisang Ambon dibandingkan kelompok kontrol negatif
menunjukkan bahwa perlakuan dapat mempercepat hilangnya jaringan parut yang menurut estetikanya keberadaan jaringan parut pada permukaan kulit terlihat kurang
baik. Pada hari ke-21 semua kelompok sudah tidak menunjukkan perbedaan dimana kulit kembali normal Tabel 15.
4.10 Hasil Pengamatan Histopatologi