Uji stabilitas TINJAUAN PUSTAKA

14

2.8 Uji stabilitas

Kestabilan suatu zat merupakan faktor yang harus diperhatikan dalam membuat sediaan farmasi. Hal ini penting mengingat suatu sediaan biasanya diproduksi dalam jumlah besar dan memerlukan waktu yang lama untuk sampai ketangan pasien yang membutuhkannya. Obat yang disimpan dalam jangka waktu yang lama dapat mengalami penguraian dan mengakibatkan dosis yang diterima oleh pasien berkurang, oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kestabilan suatu zat sehingga dapat dipilih suatu kondisi dimana kestabilan obat tersebut optimum. Faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan suatu zat antara lain adalah temperatur, cahaya, kelembaban, oksigen, pH, mikroorganisme dan bahan-bahan tambahan yang digunakan dalam formula sediaan obat tersebut. Dahulu untuk mengevaluasi kestabilan suatu sediaan farmasi dilakukan pengamatan pada kondisi di mana obat tersebut di simpan, misalnya pada temperatur kamar ternyata metode ini memerlukan waktu yang lama dan tidak ekonomis, dan pada saat ini untuk mempercepat analisis dapat dilakukan uji stabilitas dipercepat yaitu dengan mengamati perubahan konsentrasi pada suhu yang tinggi. Pentingnya uji stabilitas pada pengembangan bentuk sediaan farmasi telah diakui dalam industri farmasi. Peningkatan jumlah pencatatan Abbreviated New Drug Application ANDA oleh produsen obat generik dan non generik telah menyebabkan peningkatan dalam jumlah pengajuan data stabilitas kepada Food and Drug Adminsration FDA. Lachman 1989 menyatakan bahwa penerapan prinsip fisika kimia tertentu pada pelaksanaan pengkajian stabilitas telah terbukti sangat menguntungkan di dalam pengembangan kestabilan suatu sediaan. Bagi industri farmasi sangatlah penting untuk mendapatkan data dengan tepat mengenai uji stabilitas produk baru pada penyimpanan normal dan penyimpanan dalam kondisi yang melebihi keadaan normal dalam rangka meramalkan stabilitas pada penyimpanan selama jangka waktu lama, hal ini disebabkan karena keuntungan ekonomis besar yang diperoleh dari pemasaran produk baru secepat mungkin setelah formulasinya selesai. 15

2.9 Absorpsi obat topikal