24
4.2 Potensi antibakteri ekstrak batang pisang Ambon
Berdasarkan hasil pengujian potensi antibakteri ekstrak batang pisang Ambon dosis C menggunakan metode cakram kertas didapatkan hasil bahwa ekstrak batang
pisang Ambon memiliki potensi antibakteri terhadap Staphilycoccus aureus dan Pseudomonas aeuroginosa hal ini dibuktikan dengan tidak tumbuhnya bakteri disekitar
cakram kertas .
Gambar 3. Gambar A adalah hasil pengujian antibakteri Staphylococcus aeureus dari ekstrak batag pisang Ambon. Gambar B adalah pengujian pengujian antibakteri Pseudomonas aeuroginosa
ekstrak batang pisang Ambon.
Potensi antibakeri yang dimiliki ekstrak batang pisang Ambn dikarenakan terdapatnya kandungan saponin yang terdapat di ekstrak batang pisang Ambon. Saponin
merupakan senyawa metabolit sekunder yang berfungsi sebagai antiseptik sehingga memiliki kemampuan antibakteri.
4.3 Penentuan Dosis Efektif
Berdasarkan hasil penentuan dosis efektif dari ekstrak batang pohon pisang didapat bahwa dosis yang paling baik memberikan pengaruh terhadap kualitas
percepatan persembuhan luka adalah sediaan dengan dosis C Tabel 2. Dosis C inilah yang selanjutnya digunakan sebagai dosis uji untuk sediaan gel dan aktivitas
persembuhan luka. A
B
25 Tabel 2 Perbandingan patologi anatomi persembuhan luka kulit pada penentuan dosis
efektif antara mencit kontrol, mencit perlakuan dengan ekstrak batang pisang
Hari ke-
Kontrol Negatif
Dosis Ekstrak Batang Pisang A
B C
1 luka masih terlihat
lebar dan basah, serta keropeng masih
sangat jelas terlihat. luka masih terlihat
lebar dan basah, serta keropeng masih
sangat jelas terlihat. luka masih terlihat lebar
dan basah, serta keropeng masih sangat jelas terlihat.
luka masih terlihat lebar dan basah, serta
keropeng masih sangat jelas terlihat.
3 Luka berwarna merah
dan basah, ada gumpalan darah, luka
masih terbuka dan tepi luka masih
terpisah Luka berwarna merah,
basah, merah dan ada gumpalan darah, luka
masih terbuka dan tepi luka masih
terpisah Luka berwarna merah dan
agak basah, ada gumpalan darah, luka terbuka dan
tepinya masih terpisah Luka berwarna merah
pucat dan mulai mengering, ada
gumpalan darah, luka terbuka dan tepinya
masih terpisah
5 Luka berwarna merah
pucat dan mulai kering, tepi luka
mulai kering, luka masih terbuka
Luka berwarna merah pucat dan kering, tepi
luka mulai kering, luka masih terbuka
Luka berwarna merah pucat dan kering, tepi luka
mulai kering, luka masih terbuka
Luka berwarna merah pucat dan kering, tepi
luka mulai kering, luka mulai tertutup
7 Luka berwarna merah
pucat dan kering, tepi luka mulai kering,
luka masih sedikit terbuka
Luka kering dan pucat, tepi luka
kering, luka masih sedikit terbuka, kulit
tepi luka mulai mengeras
Luka kering dan pucat, tepi luka kering, luka
mulai menyempit, kulit tepi luka mulai mengeras
Luka kering dan pucat, tepi luka
kering, luka menutup, kulit tepi luka keras
Dari tabel 2 di atas tampak bahwa gambaran patologi anatomi secara garis besar memperlihatkan bahwa pemberian ekstrak batang pohon pisang dengan dosis C
memberikan hasil persembuhan yang paling baik berdasarkan parameter makroskopik. Ekstrak batang pohon pisang memberikan hasil yang lebih baik dalam mengembalikan
keutuhan kulit akibat luka sayatan dibandingkan dengan kontrol yang tidak diberi apa- apa, hal ini menunjukkan bahwa proses persembuhan luka dipercepat dengan pemberian
ekstrak batang pohon pisang terutama pada dosis C seperti disajikan pada Gambar 3.
Gambar 4. Gambaran makroskopik dari luka kulit pada mencit A, tampak warna luka merah
pucat pada dosis C a, B b dan A c. Gambar B menunjukkan tampakan histopatologik dari luka
a b
c A
B C
26
kulit pada mencit kontrol yang tidak diberi apa-apa dan terlihat keropeng masih cukup besar. Gambar C memperlihatkan luka secara kualitas lebih baik dan keropeng lebih kecil serta homogen. Gambar B C
diwarnai dengan HE, pembesaran 40 X.
4.4 Pembuatan Sediaan Gel.