Proses Islamisasi di Jawa

2. Proses Islamisasi di Jawa

Proses Islamisasi di Jawa pada dasarnya dapat dilihat dari perspektif perjuangan antara proses memudarnya kekuasaan sentral Kerajaan Majapahit dan merosotnya pendukung Hindu- Buddha di Jawa pada satu pihak, dan daerah pantai yang semula menjadi wilayah kekuasaannya mengalami proses Islamisasi secara kuat, pada pihak lain. Bagi para penguasa daerah pantai, kepercayaan baru, yaitu Islam, menjadi senjata ideologi yang mantap, dan sumber finansial dari perdagangan Islam yang diku- asainya, telah mempertegas legitimasi kekuasaannya untuk me- lepaskan diri dari pemerintahan pusat yang telah memudar. Selain itu Guru-Guru Agama dan Penulis Kitab Agama, Kyahi, dan Ulama telah terbentuk dari masa awal sebagai suatu unsur sosial yang khas dilingkungan masyarakat nusantara.

Bukti pertama tentang telah adanya pemeluk Islam di Jawa terutama ditunjukkan melalui temuan beberapa batu nisan Is- lam yang ditemukan di Leran Jawa Timur, yang berangka tahun AD 1082, dan di tanah pekuburan Trowulan dan Troloyo yang terletak di dekat situs istana Kerajaan Majapahit, yang di anta- ranya berangka tahun AD 1368 dan 1376-1611. Pada nisan terse- but tertulis antara lain beberapa kutipan ayat-ayat Al Qur’an.

Djoko Suryo Seorang pakar sejarah kuna, Damais, menduga bahwa penghuni

kubur tersebut adalah orang terkemuka, bahkan mungkin masih keluarga istana kerajaan Majapahit. Ricklefs juga menyimpulkan bahwa batu nisan Trowulan dan Troloyo itu memberikan petun- juk bahwa sejumlah anggota keluarga elite kraton telah memeluk agama Islam pada masa Majapahit mencapai puncak kejayaan- nya. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pada abad ke-14-15 proses Islamisasi di wilayah Jawa Timur telah mulai meluas, dan masuk ke wilayah pusat kerajaan.

Berita tentang adanya Orang-orang Jawa Muslim, terutama di Pesisir Utara Jawa, antara lain dijumpai dalam catatan perja- lanan Ma Huan, pengiring Laksamana Cheng Ho, pada 1413- 1415, yang dalam karyanya Ying-yai Sheng-lan. Pada pertengahan abad ke-15 seorang Kapten Laut Arab bernama Ahmad Ibn Majid, juga menceriterakan hal yang sama. Demikian pula seo- rang pelancong Portugis, Tome Pires, yang sempat berkunjung ke Pantai Utara Jawa pada 1513, juga menceriterakan adanya Orang-orang Jawa Muslim di sepanjang Pantai Utara Jawa sampai di Surabaya. Dalam karyanya Suma Oriental, Tome Pires juga meyebutkan tentang telah adanya proses akulturasi antara Orang Jawa dan Islam.

Gambaran tentang proses Islamisasi di Jawa juga dapat disimak melalui karya-karya ajaran Tasawuf Islam atau Mistik Islam dari Pesisir Utara Jawa dari awal abad ke-16, seperti yang termuat dalam Kitab Primbon, Kitab Bonang, dan ajaran Seh Bari, yang di antaranya telah dikaji oleh G.W.J. Drewes. Gambaran tentang hal sama dapat disimak dalam berbagai karya-karya Babad dan Serat, seperti Babad Tanah Jawi, Babad Demak, Babad Gresik, Babad Mataram, Babad Ceribon, Sejarah Banten, Serat Centhini, Serat Cabolang, dan Serat Cabolek .

Sebagaimana yang terjadi di daerah nusantara lainnya, fase- fase Islamisasi di Jawa pada hakekatnya juga dapat dilacak me- lalui fase-fase jenis perkembangan aliran ajarannya. Fase perta- ma, pada 1200-1400, ajaran Fiqih memegang peranan penting

Transformasi Masyarakat Indonesia... dalam penyebaran Islam. Fase kedua, yaitu pada 1400-1700, se-

lain masih terus berlangsungnya ajaran fase pertama, tetapi ajaran mistik dan tasawuf tampak berperan dan mengemuka. Pada fase ketiga, sejak 1700, ajaran kedua fase tersebut bersa- ma-sama melangsungkan eksistensinya.