Sejarah Sosial: Masalah, Kedudukan dan Fungsinya

2. Sejarah Sosial: Masalah, Kedudukan dan Fungsinya

Dari uraian di atas, dapat dijelaskan. bahwa Sejarah Sosial, hanyalah sebuah jenis kaiian sejarah yang timbul dari hasil perkembangan sejarah kajian sejarah. Sejarah Sosial (SS) me- miliki awal perkembangannya pada abad 19 di Barat, bersamaan dengan pertumbuhan kajian ilmu ilmu sosial di samping Ilmu Humaniora. Pertumbuhan SS pada dasarnya dipengaruhi oleh pertumbuhan Ilmu-Ilmu Sosial (IIS) dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), di satu pihak, dan perubahan masyarakat, di pihak lain.

Besarnya pengaruh perkembangan IPA (natural sciences), telah mempengaruhi kajian tentang manusia dan masyarakat, yaitu IIS, yang kemudian juga mempengaruhi bidang kajian seja- rah. Sejarah dinyatakan sebagai bidang ilmu, sehingga sejarah harus memiliki perangkat ilmu seperti yang dimiliki ilmu-ilmu lainnya, seperti teori, metodologi, metode, pendekatan, analisa dsb. Perkembangan ini mendorong lahirnya kajian sejarah kritis dan modern (modern critical histórical studies), yang kemudian mendasari perubahan orientasi, perspektif, pendekatan, meto-

de, dan eksplanasi sejarah secara lebih luas dan komprehensif, dari pada kajian sejarah yang konvensional. Sejarah Politik (SP) yang telah lama menjadi model kajian, dianggap konvensional, karena visi, orientasi, dan pendekatan- nya yang lebih terpusat pada golongan penguasa, elite, raja, istana, dan negara, dan tidak ada golongan dan tingkat yang sebaliknya. Sejarah Politik yang konvensional dianggap kurang memuaskan, maka lahir perhatian kajian sejarah yang baru, yaitu

Transformasi Masyarakat Indonesia... Sejarah Sosial, yang memiliki orientasi dan pendekatan yang

berbeda, yaitu pada golongan masyarakat pada umumnya, da- lam tingkat yang lebih terbatas, dan memperhatikan persoalan kehidupan sehari-hari. 8

Sejak kelahirannya di Barat pada abad ke 19 sampai masa PD II, Sejarah Sosial mengalami perkembangan yang cukup berarti. Berbagai karya, penulis atau sejarawan yang bergerak dalam kajian Sejarah Sosial makin tumbuh, dan mengimbangi kajian Sejarah Politik. Kajian sejarah semakin mekar dan terbagi atas berbagai bidang, dan Fernand Braudel menyebutkan bahwa seolah-olah substansi kajian sejarah termuat dalam dua jenis “pesawat”, yaitu pesawat (sejarah) politik dan pesawat (sejarah)

sosial. 9 Perkembangan Sejarah Sosial semakin meningkat dan menyebar luas terutama setelah PD II. Kajian Sejarah Sosial melu- as bersama-sama dengan perluasan kajian sejarah kritis dan mo- dern ke daerah negara-negara berkembang, termasuk Indone- sia. Persoalan-persoalan yang dihadapi negara-negara berkem- bang, seperti masalah ekonomi, sosial, kultural, kemiskinan, perubahan sosial-ekonomi, modernisasi dan pembangunan, ikut menjadi daya tarik orang untuk mempelajari Sejarah Sosial, kare- na dianggap relevan dengan kondisi yang sedang dihadapi.

2.1. Ruang Lingkup dan Masalah

Secara singkat cakupan pengertian Sejarah Sosial dapat dipahami melalui definisi berikut ini Social History is the study at the structure and process of human action and interaction as they have

8 Mengenai kecenderungan baru dalam kajian Sejarah Politik dan Sejarah Sosial baca dalam Theodore K. Rabb dan Robert I. Rotberg (ed.),

The New History, The 1980s and Beyond, Studies in Interdisciplinary History (Princeton, New Jersey: Princeto University Press, 1982). Lihat Pula Allan J. Lichtman&Valeria French, op.cit., hlm. 122-181.

9 Lihat Fernand Braudel, On History (Chicago: The University of Chi- cago Press, 1980), hlm. 129.

Djoko Suryo occurred in socio cultural context in the recorded past-. 10 Berdasarkan

batasan di atas, dapat dirumuskan bahwa lingkup kajian Sejarah Sosial pada dasarnya mencakup segi segi yang berkaitan dengan:

1. Struktur dan proses kehidupan sosial

2. Aktivitas dan interaksi sosial

3. Konteks sosio kultural Akan tetapi dalam prakteknya Sejarah Sosial memiliki ca- kupan permasalahan yang lebih luas dari yang disebutkan di atas, sehingga sering menjadi agak kabur perbatasannya dengan bidang kajian sejarah lainnya, misalnya dengan Sejarah Ekonomi (SE) dan Sejarah Kebudayaan (SK), dan jenis sejarah lainnya. Malahan sementara pihak, memberikan definisi Sejarah Sosial sebagai “Sejarah minus Politik” (S P), yang berarti Sejarah Sosial mencakup permasalahan yang luas, baik yang bersifat struktu- ral, prosesual, maupun sosial ekonomi dan kultural.

Aspek struktur dan proses mencakup pemahaman konsep diskontinuitas dan kontinuitas, atau perubahan dan berkesi- nambungan. Aspek proses yang ditekankan dalam Sejarah Sosial, mengandung maksud bahwa Sejarah Sosial tidak hanya mem- perhatikan persoalan sejarah yang bersifat eventual (peristiwa, kejadian, event), akan tetapi yang lebih penting ialah perhatian terhadap jalannya sejarah yang bersifat prosesual, yaitu me- makan proses rentangan waktu panjang, yang disebut Fernand Braudel sebagai, the longue duree. 11

Kekaburan dan tumpang tindihnya cakupan Sejarah Sosial bisa terjadi karena pengertian dan cakupan masalah Sejarah So- sial sendiri pada dasarnya mengalami proses perkembangan

10 Lihat J. Jean Hecht, “Social History”, dalam David L. Shills (Ed.), The International Encyclopedia of Social Science , vol. 5-6 (New York-London:

Macmillan Company&The Free press, 1968). Artinya Kurang lebih: Sejarah Sosial adalah kajian tentang struktur dan proses tindakan dan interaksi kehidupan manusia yang terjadi dalam konteks sosio-kultural dalam masa lampau yang terekam.

11 Frenand Braudel, op.cit., hlm. 25-52.

Transformasi Masyarakat Indonesia... dari masa awal kelahirannya sampai perkembangan terakhir-

nya. Dalam perkembangan istilah Sejarah Sosial merujuk pada tiga pengertian. Pertama, Sejarah Sosial menunjuk pada history of the poor of the lower class dan yang lebih sepesifik history of

movements of the poor (social movements). 12 Berarti Sejarah Sosial di sini lebih diidentikkan dengan sejarah kemiskinan, keterbe- lakangan, atau sejarah wong cilik atau orang kecil, dan sejarah gerakan gerakan protes atau pemberontakan kaum golongan miskin, (misalnya petani). Literatur tentang Sejarah Sosial dalam pengertian ini cukup dapat ditemukan dalam karya karya kajian tentang Sejarah Petani dan gerakan gerakan protes atau pem- berontakan petani yang terjadi di berbagai kawasan baik di Eropa, Amerika latin, Asia, maupun Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Sebagai contoh, karya Joel S. Migdal, Peasant, Poli- tics, and Revolution (NY, 1974), H.A. Landsberger, The Latin Ame- rica Peasants movements (Ithaca, 1968), dan Rural Protest Peasant Movement and Social Change (NY, 1973), Eric Wolf, Peasant Wars of the Twentieth Century (NY, 1973), B.J. Kerkvliet, The Huk Rebe- lion , dan Sartono Kartodirdjo dalam Peasant Revolt of Banten in 1888 (VKI, 50, 1966), dan Protest Movement in Rural Java (KL, 1978).

Kedua, istilah Sejarah Sosial merujuk pada karya-karya seja- rah yang mengungkap berbagai aktivitas dan kehidupan manu- sia, yang berhubungan dengan, gaya hidup dan tatakrama (man- ners), adat-istiadat (customs) dan kehidupan sehari-hari (Ev-

eryday life ). 13 Objek kajian banyak ditujukan pada masalah-ma- salah yang berkaitan dengan kebudayaan dan Peradaban suatu masyarakat. Karya-karya semacam itu terutama muncul dalam karya-karya yang termasuk dalam Kulturgeschichte (Sejarah Kul-

12 Baca, E.J. Hobsbawm, “From Social History to the History of Soci- ety”, dalam P.A.M. Geurts dan F.A.M. Messing, Theoritische en

methodologische aspecten van de economische en sociale geschiedenis (Den Haag: Martinus Nijhoff, 1979), hlm. 87.

13 Ibid.

Djoko Suryo tur/Peradaban) di Jerman pada abad ke 18-19. Karya-karya Vol-

taire, Herder, Turgot, dan Condorcet yang membahas masalah alam pikiran, pandangan, falsafah, dan etos kehidupan kultural manusia di Eropa pada abad ke 18-19, adalah merupakan contoh dari karya-karya awal bagi Sejarah Sosial. Dengan demikian Kulturgeschichte merupakan Sejarah Sosial pada tingkat awal. Ketiga, istilah Sejarah Sosial yang mencakup dengan Sejarah Ekonomi (SE). Kata “Sosial” dipakai untuk mencakup segala aktivitas yang berhubungan dengan kehidupan perekonomi- an, yang sesungguhnya menjadi bidang perhatian Sejarah Eko- nomi. Pengertian Sejarah Sosial digabungkan dengan Sejarah Ekonomi, kemudian berkembang menjadi Sejarah Sosial-Eko- nomi (SSE). Persoalan yang diperhatikan disini mencakup masa- lah-masalah yang berhubungan dengan struktur dan perubahan (structure and change), kelas dan golongan-golongan sosial, dan dimensi-dimensi sosial dan ekonomi. Sejarah Sosial dan Sejarah Ekonomi tersebut di atas membicarakan struktur dan perubahan kehidupan manusia yang mencakup masalah yang berhubungan dengan segi-segi kehidupan pedesaan (rural), perkotaan (urban), keluarga (family), golongan sosial (bangsawan, pedagang, petani, dsb), penduduk, produksi dan konsumsi pangan, perumahan (housing), pakaian, kesehatan dan penyakit, sumber-sumber ke- kuasaan, dan aspek-aspek kehidupan ekonomi, seperti perta- nian, perindustrian, perdagangan, bank dan perkreditan, kerja dan hubungan kerja, dan sebagainya. 14

Hobsbawm, menyimpulkan bahwa konpleks persoalan Sejarah Sosial terdapat segi-segi:

1. demografi dan kekerabatan,

2. kajian perkotaan (urban studies),

3. kelas dan golongan sosial,

4. sejarah tentang mentalities, “kesadaran kolektif, dan “kultur”, dalam pengertian antropologis,

14 Ibid., hlm. 87-91.

Transformasi Masyarakat Indonesia...

5. gerakan sosial dan gejala protes sosial. 15 Howbsbawm, juga menyebut Sejarah Sosial ini sebagai sejarah tentang masyarakat (history of society). 16 Selain beberapa pengertian tersebut di atas, masih terdapat beberapa pengertian Sejarah Sosial yang memiliki jangkauan le- bih luas lagi, sebagai akibat dari pengaruh penggunaan pende- katan IIS (Social Scientific Approach) dalam penggarapan sejarah terutama dalam Sejarah Sosial. Perkembangan ini mendorong lahirnya berbagai jenis garapan Sejarah Sosial yang baru, seperti Sejarah Sosiologis (Sociological History), sebagai akibat dari domi- nasi penggunaan pendekatan Sosiologis, Sejarah Antropologis (Anthropologycal history) sebagai akibat dari penggunaan pers- pektif antropolog, dan juga Sosiologi Historis (Historical Sociol- ogy ), sebagai akibat dari penggunaan pendekatan sejarah dalam kajian Sosiologi. Literatur Sejarah Sosiologis, dapat ditemukan dalam karya Marc Bloch (The Feudal Society, 1939 1940 dan France Rural History , 1931), Charles Tilly (The Vendee,1964), Barber (The Bourgeusie , 1955), Peter Lastlet (The World We Have Lost, 1971), dan Rober N. Bellah (The Tokugawa Religion, 1985). Karya-karya Max Weber, Bendix, Braudel, Wittfogel, Barington Moore, dan Wallerstein banyak memberikan literatur kajian yang bersifat Sosiologi Historis. 17

Perlu ditambahkan bahwa kajian Sejarah Sosiologis, juga telah melahirkan jenis penggarapan Sejarah Struktural, suatu model penggarapan sejarah analitis yang lebih memperhatikan struktural dalam proses rubahan sosial ekonomi masyarakat.

Perkembangan Sejarah Sosial tidak hanya memajukan bi- dang kajian sejarah secara luas, tetapi sekaligus juga memberikan perluasan horison, visi dan perspektif kajian sejarah secara luas

15 Ibid., hlm. 98-99. 16 Ibid., hlm. 95-98. 17 Lihat Theda Sckocpol (ed.), loc.cit., Guenther Roth & Wolfgang

Schluchter, loc.cit., dan Allan J. Lichtman dan Valerie Frech, loc.cit.

Djoko Suryo dan komprehensi. Dimensi dimensi kehidupan sosial, yang ada di

bawah permukaan, secara tajam dapat diungkapkan, sehingga gerak sejarah dari dalam dapat dipahami makna dan hakekatnya dalam proses sejarah masyarakat dan bangsa. Secara praktis pe- nulisan Sejarah Sosial akan dapat digunakan dalam berbagai tujuan.